Dua Negara Ini Jadi Panutan e-Commerce Indonesia

 

http://images.detik.com/content/2015/04/13/319/raxl46.jpg

Menurut Menkominfo Rudiantara, kedua negara ini bisa menjadi kiblat panutan Indonesia agar bisa sukses mengembangkan bisnis industri e-commerce di tahun-tahun mendatang. Siapa negara yang dimaksud?

“Kalau e-commerce kita mau sukses ya kita adopsi saja China dan Amerika Serikat. Tinggal kita kombinasikan keduanya,” kata menteri yang akrab disapa Chief RA di sela pertemuan dengan para pebisnis e-commerce di rumah dinasnya, Widya Chandra, Jakarta.

Menurutnya, e-commerce di kedua negara itu berhasil tumbuh besar dengan ciri khas masing-masing. Di China, misalnya, keberhasilan e-commerce raksasa seperti Alibaba terjadi karena ada campur tangan pemerintah. Semua kebijakan dan fungsi yang terkait sektor tersebut dipantau dari titik awal hingga hasilnya.

“Kita pelajari mengapa e-commerce China bisa begitu besar, Ternyata di China, e-commerce memang heavily driven by government. Dari tahun ke tahun apa, jadi semuanya kelihatan,” jelasnya.

“Misalnya, kementerian di China mengeluarkan kebijakan apa, semuanya terintegrasi. Mulai dari 2011 mereka mengeluarkan apa dan menghasilkan apa, kemudian 2012 dan 2013. Nah dari situ terlihat pertumbuhannya jadi seperti apa,” papar Rudiantara.

Mantan komisaris dan direksi sejumlah operator telekomunikasi ini pun menuturkan apa yang telah dilakukan China bisa menjadi inspirasi baginya dalam mendorong pertumbuhan e-commerce. Namun, dia mencatat bahwa Indonesia tidak dapat diperlakukan sama.

Alhasil, menteri pun mau tak mau harus melirik ke Amerika Serikat yang juga berhasil mengembangkan bisnis e-commerce. Ternyata, dalam pengamatannya ada hal berbeda di Negara Paman Sam itu.

Di sana, industri tersebut besar justru karena didorong oleh pertumbuhan pasar. Terutama ketika terjadi dotcom bubble pada kurun 90-an silam yang memunculkan perusahaan-perusahaan internet yang kini besar, seperti Amazon.com dan eBay.com.

“Kita lihat lagi Amerika. Mereka modelnya beda karena heavily driven by market, terutama oleh dotcom bubble pada waktu itu. Soal ini ibarat yang satu didorong oleh teman, yang satunya didorong oleh pemerintah,” ujar Rudiantara.

“Nah, kita harus dua-duanya, kombinasi antara pemain e-commerce dan pemerintah. Kita bukan negara China yang heavily driven by government,” pungkasnya.

sumber : detik.com

Facebook Masih Didominasi Remaja, Bukan Orang Tua

Awal 2004 menjadi momentum masuknya era jejaring sosial dengan kemunculan Facebook. Kemudian, platform yang didirikan Mark Zuckerberg tersebut mulai populer pada pertengahan 2006. Jauh sebelum itu, peran Facebook diemban Friendster.

Seiring berjalannya waktu, ikatan antara manusia dan media sosial semakin erat. Fenomena ini diiringi kehadiran media sosial baru seperti Twitter, Instagram, Path, Vine, hingga Snapchat.

Praktis, Facebook jadi kakak sulung di antara semua media sosial populer saat ini. Pada Oktober 2013, CFO Facebook David Ebersman mengakui kecenderungan remaja yang mulai enggan aktif di Facebook. “Jumlah pengguna aktif Facebook dari kalangan remaja menurun,” katanya.

Remaja-remaja itu digantikan oleh orang tua mereka, bahkan orang tua dari orang tua mereka. Dilengserkan dari Facebook, netizen remaja hijrah ke Instagram dan Path.

Stereotip bahwa Facebook kini hanya disesaki kalangan orang tua bisa jadi telah menyebar dan pada satu titik benar. Namun, jika remaja dikatakan telah benar-benar punya rumah baru, barangkali perlu dikaji ulang.

Dilansir KompasTekno, Kamis (9/4/2015) dari Recode, lembaga penelitian Paw Research mengungkap bahwa Facebook masih menjadi andalan bagi para remaja.

Setidaknya 71 persen remaja dengan rentang usia 13 hingga 17 tahun masih menggunakan jejaring sosial tersebut. Bahkan, 41 persen di antaranya mengaku bahwa Facebook adalah situs yang paling sering mereka kunjungi.

Angka pengguna yang diraup Facebook lebih banyak daripada jumlah netizen gabungan yang dimiliki Google+ dan Twitter. Pasalnya, pengguna remaja yang bertengger di kedua platform tersebut masing-masing hanya 33 persen.

Setelah Facebook, Instagram dilaporkan punya massa netizen terbanyak kedua. Media penghimpun foto tersebut menarik minat 52 persen remaja. Tapi perlu diketahui, Instagram juga berada di bawah naungan Facebook.

Menyusul setelahnya ada Snapchat dengan 41 persen pengguna remaja. Lalu Twitter dan Google+, Vine (24 persen), Tumblr (14 persen), dan sisanya media sosial lain (11 persen). Secara global, Path tak termasuk dalam media sosial dengan pengguna remaja terbanyak. Platform tersebut hanya berjaya di Indonesia.

Internet secara umum dan media sosial secara khusus sepertinya telah melengserkan mainan tradisional sebagai hiburan para remaja. Kehidupan di ranah maya dipandang sebagai sesuatu yang sama pentingnya dengan kehidupan di dunia nyata.

Dalam penelitiannya tentang media sosial yang mendominasi remaja, Pew Researchsekaligus membeberkan kebiasaan remaja dalam penggunaan internet. Hasilnya, ditemukan hampir 25 persen remaja menggunakan internet sepanjang hari tanpa henti.

Sedangkan 50 persen remaja menjalani kehidupan di ranah online berkali-kali dalam kurun waktu 24 jam setiap harinya.

Dilaporkan, pada dasarnya hampir semua remaja (94 persen) bergantung pada akses internet dan menjalani kehidupan di ranah online dengan kurun waktu berbeda-beda. Penelitian ini mengambil sampel lebih dari 1000 remaja dengan latar belakang berbeda-beda.

sumber : KOMPAS.com

Setelah 2 Tahun, Google “Edit” Snapseed

Sudah hampir dua tahun sejak Google membeli Snapseed dan membiarkannya tidak “diedit” alias diperbarui. Tetapi ternyata raksasa teknologi itu masih peduli, setidaknya kali ini mereka mengeluarkan sebuah pemutakhiran besar pada fitur-fitur aplikasi editing foto tersebut.

Pemutakhiran besar-besaran itu disebut sebagai Snapseed 2.0, membawa sejumlah alat baru berupa lens blur, tonal contrast, intelligent perspective transform dan spot healing.

Selain soal alat-alat baru, seperti yang dikutip KompasTekno dari The Verge, Jumat (10/4/2015), Snapseed 2.0 dioptimalkan agar proses pengeditan dan penerapan efek lebih mudah dikendalikan penggunanya.

Misalnya, pengguna dapat memoles bagian tertentu foto dengan satu efek, sementara bagian lainnya dipoles menggunakan efek lain. Proses pengeditan macam itu dapat diperoleh bila menggunakan kuas yang terdapat dalam Snapseed 2.0.

Tambahan lainnya, Google membuat aplikasi ini fokus pada tema pengeditan yang tidak merusak foto. Mereka menyematkan fitur “stacks” yang membuat pengguna bisa membatalkan perubahan yang sudah dibuat dalam foto mereka.

Semua pengaturan yang sudah diterapkan pada foto pun dapat digandakan, sehingga pengguna Snapseed 2.0 jadi lebih mudah dan ringkas ketika mengedit. Pengaturan tidak perlu diulang, cukup copy dan paste dari satu foto ke foto lain.

Google membeli Snapseed pada 2012 silam. Sejak pembelian tersebut, mereka menerapkan fitur-fitur milik aplikasi manipulasi foto itu ke dalam Google+ juga layanan foto di dalamnya. Walaupun begitu, Snapseed tetap lebih tangguh dalam hal pengeditan foto bila dibandingkan hal yang sudah diterapkan Google dalam layanannya.

Pemutakhiran Snapseed ini, dikabarkan oleh The Verge, bisa jadi indikasi rencana raksasa teknologi itu untuk melanjutkan pengembangan Snapseed. Terutama untuk memenangkan persaingan di antara aplikasi manipulasi foto lain, seperti Instagram, VSCO cam, Afterlight dan banyak lagi sejenisnya.

Bedanya dengan aplikasi lain, Snapseed ditawarkan gratis sedangkan aplikasi lain seperti VSCO cam dan Afterlight cenderung berbayar. VSCO cam menawaran in-app purchaseberbayar berupa filter foto, sementara Afterlight mengharuskan penggunanya membayar sebelum bisa mengunduh aplikasi mereka.

Pemutakhiran terbaru Snapseed dirilis pada Kamis (9/4/2015) waktu Amerika Serikat. Pantauan KompasTekno sendiri, pemutakhiran tersebut belum muncul di Indonesia.

sumber : KOMPAS.com

Microsoft Buka Lowongan Kerja untuk Penyandang Autisme

Microsoft bakal buka lowongan pekerjaan untuk para penyandang autisme. Pabrikan Redmond ini bekerja sama dengan agensi penyedia lapangan kerja, Specialisterne.

Dilansir KompasTekno, Rabu (8/4/2015), dari Cnet, Specialisterne bertanggung jawab untuk melatih dan mencarikan pos-pos yang tepat di Microsoft bagi para penyandang autisme.

Program pelatihan bakal dimulai pada Mei mendatang. Sampai saat ini, ada 10 divisi kerja yang telah disiapkan untuk diisi oleh para penyandang autisme.

“Microsoft akan lebih kuat dengan mengakomodasi perbedaan di lingkungan kerja,” kata Wakil Presiden Korporat Global Mary Ellen Smith. Untuk diketahui, Smith memiliki anak berumur 19 tahun yang didiagnosis autis.

“Penyandang autisme membawa kekuatan yang kami butuhkan di Microsoft. Setiap individu berbeda dan memiliki kelebihan masing-masing,” demikian yang tertera pada blog Microsoft, yang ditulis oleh Smith.

Menurut dia, Microsoft adalah gudang talenta tempat semua orang dari semua latar belakang berkumpul.

Seperti diketahui, perhatian yang tinggi untuk penyandang autisme memang dimulai dari Microsoft. Pada 2001, perusahaan yang didirikan Bill Gates ini mengembangkan rencana kesehatannya untuk membantu terapi bagi anak-anak penyandang autisme.

Langkah Microsoft disusul raksasa teknologi lainnya, seperti Apple, Intel, Cisco, Oracle, dan Qualcomm. Microsoft seperti menginspirasi vendor lain untuk menghayati dan merayakan perbedaan.

“Pelanggan kami berbeda-beda, maka kami juga seharusnya berbeda-beda,” tutur Smith.

sumber : KOMPAS.com

5 Tips Menghemat Kuota Internet

Seiring makin banyaknya komunikasi yang dilakukan menggunakan ponsel, kebutuhan paket data atau kuota internet pun semakin besar. Tapi perhatikan, jangan sampai kebutuhan tersebut justru membuat Anda jadi boros.

Saat ini, pengguna bisa memilih antara paket internet unlimited atau berdasarkan kuota. Keduanya sama-sama punya batas wajar pemakaian.

Bedanya hanyalah pada paket unlimited, pengguna tetap bisa mengakses internet meski kecepatannya jadi sangat lambat. Sedangkan pada paket kuota, koneksi internet bisa langsung putus.

Artinya, apapun paket yang digunakan Anda tetap harus menghemat agar koneksi ke internet tetap lancar dan tidak menggerus isi dompet. Alternatif yang paling utama dalam hal ini, tentu saja mencari atau menghubungkan ponsel ke WiFi setiap kali sedang berada di tempat yang menyediakan WiFi gratis.

Selain WiFi, berikut ini beberapa tips yang dirangkum KompasTekno, Rabu (8/4/2015) agar konsumsi data tidak boros.

1. Awasi penggunaan data

Sebelum menghemat penggunaan data, ada baiknya pengguna mengenali tipe-tipe konsumsi datanya. Apakah lebih sering habis karena media sosial, browsing, bermaingame, menonton video online atau justru karena digunakan mengunduh aplikasi.

Pengguna bisa dengan mudah mengenali hal tersebut melalui menu di masing-masing ponsel, baik sistem operasi Android, iOS atau Windows Phone.

Menu ini biasanya ada dalam bagian pengaturan. Ketika dibuka akan menunjukkan berapa banyak data yang telah digunakan dan aplikasi apa saja yang menggunakannya.

Selain menggunakan aplikasi bawaan, ada juga aplikasi buatan pihak ketiga yang bisa dipakai menghitung konsumsi data. Misalnya, pengguna Android bisa mencoba aplikasi bernama Onavo Count untuk melacak penggunaan data.

Setelah mengetahui aplikasi apa saja yang banyak menggunakan data, tentu pengguna lebih mudah mengatur kapan menjalankan aplikasi tersebut. Misalnya, hanya membuka Path ketika terhubung dengan WiFi atau pada jam-jam tertentu ketika operator layanan komunikasi sedang memberikan bonus kuota internet.

2. Matikan update otomatis

Update otomatis membuat pengguna selalu bisa mendapatkan aplikasi terbaru tanpa harus repot. Tapi bila tak terkendali, fitur ini malah jadi jebakan yang bisa membabat habis kuota data.

Bayangkan, bila Anda sedang menggunakan layanan data dari koneksi mobile lalu tanpa disadari ada sejumlah aplikasi yang otomatis diperbarui.

Satu aplikasi tersebut katakanlah berukuran 30 MB. Ketika pemutakhiran otomatis terjadi pada lima aplikasi dengan ukuran serupa saja sudah 150 MB yang hilang dari kuota data.

Sebaiknya pengguna mematikan saja fitur ini, dan memilih opsi melakukan pembaruan aplikasi secara manual atau otomatis hanya saat terkoneksi dengan WiFi. Tujuannya agar aplikasi, misalnya Google Play Store tidak otomatis mengunduh pembaruan menggunakan koneksi seluler.

3. Minimalkan download aplikasi

Kurangi mengunduh aplikasi melalui koneksi seluler. Ukuran file sebuah aplikasi sebenarnya bervariasi, tidak seluruhnya berukuran besar. Namun bila Anda termasuk yang suka bermain game, perhatikanlah ukuran file yang diunduh.

Seringkali game dengan tampilan grafis tiga dimensi memiliki file berukuran besar. Misalnya, Contract Killer keluaran Glu Mobile, yang berukuran sekitar 295 MB.

Kadangkala, setelah dipasang pun masih ada data-data pendukung lain yang mesti diunduh oleh game jenis ini. Ketika ditotal, data yang diunduh pun bisa hampir mencapai 1 GB. Jumlah sebesar ini tentu saja akan memakan banyak kuota data, apalagi jika sering dilakukan.

Bila harus mengunduh game seperti ini, sebaiknya mencari koneksi WiFi gratis atau lakukan saat Anda berada di lokasi-lokasi tertentu yang memang menawarkan WiFi. Alternatif lain untuk menghemat, cobalah untuk mengunduh aplikasi tersebut saat operator yang digunakan memberikan bonus kuota.

Aplikasi lain, seperti Facebook, Instagram atau Path, biasanya berukuran kecil ketika pertama kali diunduh. Namun konsumsi datanya bisa membesar saat digunakan. Path, misalnya bisa mengkonsumsi ratusan megabyte kuota data untuk menampilkan linimasanya yang berjejal dengan foto.

Bila masalah terbesar dalam kuota data Anda adalah soal aplikasi jejaring sosial seperti ini, cobalah mengatur waktu penggunaan aplikasi tersebut. Misalnya dengan mengurangi unggahan foto, mengurangi refresh linimasa aplikasi hingga hanya membukanya saat terhubung dengan WiFi.

4. Pintar menonton video online

Menonton video di YouTube ketika sedang di perjalanan memang menyenangkan, tapi jangan kaget bila ini membuat kuota data cepat habis. Streaming video adalah salah satu layanan yang membutuhkan data dalam jumlah besar.

Bila ingin menghemat kuota data Anda, sebaiknya hindari menonton streaming video menggunakan koneksi seluler. Alternatif lain, menonton streaming atau mengunduh video yang diinginkan ketika terhubung ke WiFi gratis.

Jika memang harus menonton via koneksi seluler, dapat diakali dengan menurunkan kualitas video. Biasanya pada YouTube terdapat pilihan antara 270p hingga 1080p. Semakin rendah kualitasnya, ukuran data yang dibutuhkan per detik pun semakin kecil.

Alternatif lain, YouTube punya fitur baru yang bikin penggunanya bisa menonton videooffline. Nah, dengan memanfaatkan fitur ini, Anda bisa mengunduh video YouTube yang diinginkan saat ada koneksi WiFi, lalu menontonnya di waktu lain.

Tapi perlu dicatat bahwa tidak semua video bisa diunduh ke dalam versi offline. Cek link ini untuk mengetahui soal fitur YouTube offline.

5. Kompresi data di browser

Sejumlah peramban atau browser memiliki fitur bawaan yang otomatis memampatkan data. Fitur ini sangat berguna untuk mereka yang sering menjelajah internet menggunakan ponsel.

Peramban yang memiliki fitur ini, antara lain adalah Chrome dan Opera Mini. Keduanya menggunakan server mereka sendiri untuk mengompres data situs yang dikunjungi pengguna, lalu mengirimkannya dalam bentuk data yang sudah diperkecil.

sumber : KOMPAS.com

Inikah Operator Jawara Indonesia?

Ajang tahunan Selular Award kembali digelar di tahun 2015 ini. Penghargaan yang sudah masuk ke tahun 12 ini diberikan kepada stakeholder industri telekomunikasi selular di Indonesia ini telah digelar sejak 2004 dan diprakarsai oleh Selular Media Group.

Di tahun ini, Selular Award mengambil tema “Towards Mobile Broadband Era”. Tema ini diangkat sebagai penanda layanan mobile broadband berbasis teknologi 4G yang digadang-gadang menjadi solusi terhadap kebutuhan akan akses internet lebih cepat, sekaligus menjadi landasan dalam mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi yang mengarah ke industri digital.

“Dengan tema tersebut, kami berharap industri selular di Tanah Air tumbuh semakin cemerlang, seiring dengan hadirnya akses internet cepat berteknologi 4G yang sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia,” kata Uday Rayana, CEO Selular Media Group.

Untuk penghargaan Selular Award ini, Selular Media Group melakukan penilaian menggunakan panel tim redaksi dan melakukan survei. Survei dilakukan secara online untuk penilaian kategori operator dan teknologi.

Sedangkat kategori produk dan aksesoris menggunakan penilaian objektif dari panel tim redaksi berdasarkan review produk yang telah dilakukan sepanjang bulan April 2014 hingga Maret 2015.

Survei online ditayangkan di website Selular.id yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama pada bulan Februari 2015 yang melibatkan 634 responden.

Tahap kedua dilakukan pada akhir Februari hingga pertengahan Maret 2015 yang diikuti 1133 peserta.  Responden berasal dari seluruh Indonesia dengan sebaran 10 provinsi tertinggi adalah Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Yogyakarta, Sumatera Utara, Aceh, Bali dan Kepulauan Riau.

Tahun ini, ada 35 penghargaan yang diberikan kepada industri dan pelaku industri mulai dari penghargaan untuk smartphone, tablet, layanan operator, aksesoris, teknologi, e-commerce, hingga penghargaan khusus kepada tokoh yang dianggap berperan penting bagi kemajuan industri telekomunikasi.

Berikut daftar pemenang Selular Award ke-12:

Kategori Produk
1. Best Camera Smartphone: Samsung Galaxy Note 4
2. Best Selfie Smartphone: Smartfren Andromax V3S
3. Best Design Smartphone: Lenovo Vibe X2
4. Best Innovative Smartphone: LG G3
5. Most Valuable Smartphone: Evercoss One X
6. Best New Comer Smartphone: WIKO Gateway
7. Best Affordable 4G Smartphone: Polytron Zap 5
8. Best Selling National Tablet Brand: Advan
9. Best Innovative Tablet: Lenovo Yoga Tablet 2 Pro
10. Most Valuable Smartwatch: Speed Up Smartwatch

Kategori Operator
1. Best Mobile Data Services: Smartfren
2. Best Digital Services: Telkomsel
3. Best Customer Care Services: XL Axiata
4. Best CSR Program: Indosat (Indosat Wireless Innovation Contest)
5. Best Mobile Payment Services: Telkomsel
6. Best Innovative Services: Indosat
7. Best Youth Product: Indosat (IM3)
8. Most Favorite 4G Provider: Bolt! Super 4G
9. Best Prepaid Card: XL Prabayar
10. Best Postpaid Card: Kartu Halo Telkomsel
11. Best CDMA Operator: Smartfren
12. Best GSM Operator: Telkomsel
13. Operator of The Year: Telkomsel

Kategori Aksesoris
1. Best Reliable Accessories Brand: Hippo
2. Best Local Battery Manufacturer: DSBC
3. Best Premium Accessories: Royal
4. Best Accessories Store: Wellcomm

Kategori Teknologi
1. Best Network Technology: ZTE
2. Best Mobile Processor: Intel
3. Best Local App: Go-Jek
4. Best Online Store: Lazada
5. Best Online Classified: OLX

Kategori Special Award
1. CEO of The Year: Rodolfo Paguia Pantoja, President Director PT Smartfren Telecom, TBK
2. Lifetime Achievement: Hasnul Suhaimi

sumber : KOMPAS.com

Bolt Habiskan Jatah di Banten

http://images.detik.com/content/2015/04/08/328/boltt46.jpg

Bolt saat ini memegang lisensi Broadband Wireless Access (BWA) di zona 4, yaitu Jabodetabek dan Banten. Ini artinya mereka bisa menggelar layanan data 4G LTE di kawasan tersebut.

Namun layanan Bolt saat ini baru tersedia di Jabodetabek dan Medan — di mana mereka bekerja sama dengan FirstMedia sebagai pemegang lisensi BWA di zona 1. Dan ke depannya, Bolt bakal memperluas jangkauannya ke Banten, untuk menghabiskan jatah lisensi tersebut.

“Kami akan memperluas ke Banten, karena sudah punya lisensi untuk di sana,” ujar Dicky Moechtar, CEO Bolt kepada detikINET selepas acara peluncuran produk terbarunya di Senayan City, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Di provinsi itu, nantinya Bolt akan memusatkan layanannya di kota Serang dan Cilegon. “Banten itu daerahnya luas, tapi penduduknya tak terlalu banyak. Terpusat di Serang dan Cilegon, jadi kami akan fokus di sana,” ujar Dicky.

Perluasan cakupan layanan ini juga ada kaitannya dengan target Bolt untuk menambah jumlah pelanggannya dari 1,4 juta ke 3 juta pelanggan.

Mereka juga berencana untuk menambah jumlah BTS-nya di Jabodetabek dari 3.000 menjadi 4.000 unit. Sementara untuk kawasan Banten sendiri, jumlah ini tak termasuk BTS yang harus mereka bangun untuk memperluas layanannya ke Banten.

sumber : detik.com

Windows 10 Belum Hadir, Microsoft Sudah Siapkan Redstone

http://images.detik.com/content/2015/04/09/317/windowsredstone.jpg

Meskipun Windows 10 sejatinya belum dirilis, namun beredar kabar Microsoft sudah menyiapkan update untuk sistem operasinya yang diberi nama Threshold tersebut.

Ya, rencana Microsoft untuk Windows 10 rupanya lebih panjang dari yang diperkirakan. Sederet tahapan perilisan Windows 10 sudah disiapkan sejak sekarang.

Dikutip detikINET dari Venture Beat, Kamis (9/4/2015), di 2016 Microsoft sudah merencanakan untuk merilis update Windows 10. Redstone, demikian nama update tersebut.

Pemilihan nama Redstone sendiri terbilang unik. Bagi yang akrab dengan Minecraft, Redstone pasti tahu kalau Redstone adalah item populer di game tersebut.

Windows 10 sendiri memang tak lagi dibuat khusus untuk PC desktop, melainkan sudah diposisikan sebagai ‘OS sapu jagat’. Artinya, Windows 10 akan berjalan dan menyesuaikan diri untuk desktop, tablet dan smartphone.

Windows 10 diperkirakan akan tersedia pada pertengahan 2015. Untuk sementara waktu, Microsoft akan meluncurkan Windows 10 ‘Insider Program’.

Program ini memberikan kesempatan bagi pengguna ‘kelas berat’ untuk mencoba dan memberi masukan ke Microsoft dalam pengembangan sistem operasi ini.

sumber : detik.com

WhatsApp akan Terintegrasi Facebook

Facebook dan WhatsApp, meski keduanya kini ‘bersaudara’, masih menjadi layanan berbeda tanpa saling terintegrasi satu sama lain. Kabarnya, akan segera ada perubahan yang akan menyatukan layanan mereka.

Sepanjang pekan kemarin, sang raksasa jejaring sosial sedang menguji integrasi layanannya dengan aplikasi Facebook di Android. Sejumlah situs dan blog teknologi melansir screenshot yang menampilkan hasil integrasi tersebut.

Pada tampilan screenshot, tampak ikon WhatsApp ditambahkan pada bagian kanan bawah sebuah postingan Facebook. Dengan mengklik ikon tersebut, pengguna bisa membagi postingan dari Facebook ke kontak WhatsApp mereka.

Sebenarnya ini fitur sederhana. Semua orang bisa membagi postingan Facebook dengan teman mereka. Hanya saja, dengan keberadaan tombol WhatsApp akan memudahkan dan hemat waktu sehingga bisa langsung membaginya.

Belum diketahui apakah Facebook akan merilis fitur ini untuk umum atau sekedar melakukan uji coba. Namun seperti dilansir Ubergizmo, Senin (6/4/2015), jika melihat WhatsApp dan Facebook belakangan terlihat mulai menjadi ‘satu’, kemungkinan fitur ini bakal terwujud.

sumber : detik.com

Turki Blokir Twitter dan Youtube

http://images.detik.com/content/2015/04/07/398/073042_034705_turki.jpg

Pengadilan Turki telah memerintahkan untuk melakukan pemblokiran terhadap jejaring sosial Twitter dan YouTube. Pemblokiran tersebut diberlakukan karena tersebarnya gambar pengepungan bersenjata di kantor kejaksaan yang menelan korban melalui kedua jejaring sosial itu.

Seperti dilansir BBC, Senin (6/4/2015), dalam pengepungan tersebut, dua orang bersenjata yang dilaporkan dari kelompok sayap kiri ini mengambil sandera seorang jaksa di Gedung Pengadilan Istanbul. Ketiganya tewas dalam baku tembak ketika polisi menyerbu gedung tersebut saat proses penyelamatan.

Sebelum melakukan pemblokiran pada situs-situs tersebut, pemerintah Turki terlebih dahulu menghentikan peredaran gambar di surat kabar yang diambil saat pengepungan pekan lalu. Pemerintah menuduh surat kabar-surat kabar tersebut menyebarkan “propaganda teroris” untuk kelompok DHKP-C (Partai Revolusioner dan Front Pembebasan Rakyat) yang dilaporkan berada di balik serangan terhadap gedung pengadilan.

DHKP-C dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat. Jaksa Penuntut Umum Mehmet Selim Kiraz, yang disandera rupanya sedang melakukan penyelidikan atas kematian seorang anak laki-laki saat protes anti-pemerintah yang terjadi pada tahun 2013.

Gambar-gambar yang sama menunjukkan penyerang memegang pistol dan mengarahkan ke kepala Kiraz itu juga tersebar di berbagai media sosial menurut laporan surat kabar Turki, Hurriyet. Total keseluruhan ada 166 situs berbagi gambar yang diblokir atas perintah pengadilan.

YouTube telah menerbitkan teks putusan pengadilan di situsnya dan mengatakan sebuah ‘langkah administrasi’ telah ditetapkan oleh otoritas telekomunikasi Turki. Facebook pun juga patuh terhadap pemblokiran itu namun Facebook meyakini bahwa pembatasan tersebut dicabut menyusul gambar yang dihapus.

Banyak warga Turki yang melaporkan melalui media sosial bahwa mereka sedang mengalami masalah dalam mengakses situs-situs tersebut dan banyak lainnya. Ini bukan pertama kalinya Pemerintah Turki melakukan pemblokiran terhadap jaringan dan situs media sosial.

Pada bulan Maret 2014 lalu blokir diberlakukan saat pemilihan umum di negara tersebut paska beredarnya rekaman yang diduga mengungkap korupsi di kalangan pejabat senior. Angka yang dikeluarkan oleh Twitter mengungkapkan bahwa Turki mengajukan permintaan lebih banyak untuk menghapus konten dari jejaring sosial daripada negara lain antara bulan Juli dan Desember 2014.

sumber : detik.com