Wajah dan Mata Jadi “Password” Masuk Windows 10

Dalam konferensi WinHEC yang berlansung di Tiongkok Selasa (17/9/2015) lalu, Microsoft mengumumkan bahwa sistem operasi terbaru Windows 10 bakal dilengkapi dengan teknologi pengamanan berbasis sidik jari, identifikasi wajah, dan iris mata.

Informasi yang dirangkum Kompas Tekno dari ZDnet, Rabu (18/3/2015)  menyebutkan bahwa aneka metode baru berbasis biometri yang disebut dengan nama “Windows Hello” tersebut akan dipakai untuk melakukan otentikasi login sebagai ganti password tradisional.

Teknologi keamanan berbasis pengenalan biometri seperti identifikasi wajah relatif lebih aman dan mudah digunakan dibanding mengetik kata kunci yang rentan dicuri atau gampang dibobol.

Cukup dengan nongol di depan komputer, kata Microsoft, seorang pengguna bakal langsung diberikan akses ke sistem. Demonstrasi mengenai kemampuan ini dapat dilihat dalam video yang dirilis oleh Microsoft di bawah.

Bersama dengan Windows Hello, Microsoft turut memperkenalkan API “Passport” sehingga para pengembang pihak ketiga bisa turut memanfaatkan teknologi login berbasis biometri di Windows 10, misalnya pada aplikasi, jaringan, ataupun laman web.

Data biometri Windows 10 disimpan secara lokal di komputer pengguna dan dikunci dengan data kriptografis. Hal ini meminimalisir risiko pencurian data biometri karena informasi tersebut tidak ditransmisikan ke luar komputer.

Perlu ditambahkan bahwa teknologi pengamanan berbasis biometri milik Windows 10 ini memerlukan dukungan hardware khusus.

Identifikasi sidik jari membutuhkan alat pemindai, sementara pengenalan wajah dan iris mata mensyaratkan perangkat keras penunjang yang lebih rumit, mencakup kamera RealSense 3D dari Intel dan sensor infra merah khusus. Keduanya belum banyak tersedia di komputer desktop ataupun laptop yang beredar saat ini.

Windows 10 sendiri dijadwalkan meluncur sekitar pertengahan tahun, pada pertengahan tahun 2015. Nantinya sistem operasi tersebut bakal tersedia secara gratis untuk para pemilik komputer berbasis Windows 7, Windows 8, dan Windows 8.1.

sumber : KOMPAS.com

Google Ingin Sulap Meja Jadi Keyboard Virtual Rachmatunisa – detikinet

http://images.detik.com/content/2015/03/20/317/bluetoothvirtualkeyboard2.jpgSejak kemunculannya, bentuk keyboard tak banyak berubah, meski sejumlah perusahaan teknologi berusaha berinovasi dengan desainnya. Ide dari Google yang satu ini mungkin akan menjadi tren baru keyboard di masa depan.

Ingin agar keyboard-nya tidak makan tempat, Google punya solusi, yakni dengan menghilangkan keyboard sama sekali. Sebagai gantinya, Google menyiapkan keyboard virtual.

Paten terbaru milik Google menjelaskan bagaimana cara keyboard virtual bekerja. Teknologi ini memanfaatkan sensor audio yang disambungkan ke smartphone atau tablet pada permukaan yang datar, misalnya meja.

Penguna kemudian akan menyentuh permukaan tersebut, seolah-olah ada keyboard di hadapan mereka. Membayangkan bagaimana cara menggunakannya, mungkin agak lucu. Kita seperti berpura-pura mengetik di atas meja atau tembok.

Nah sebagai gantinya, sensor audio menerjemahkan ketikan si pengguna dan berdasarkan getaran relatif pada sensor. Keyboard virtual akan menentukan tombol atau huruf mana yang dimaksud si pengguna. Selanjutnya, informasi akan muncul di layar perangkat.

Namun belum diketahui apakah Google nantinya akan benar-benar membuat produk ini, atau sekedar mematenkan penemuannya tersebut. Yang jelas, apa yang dilakukan Google memperlihatkan perlunya cara baru untuk berinteraksi dengan perangkat kita, terutama mengingat gadget semakin berukuran kecil, tipis dan sulit untuk mengetik.

sumber : detik.com

Windows 10 Juga Gratis untuk Pengguna Bajakan

Windows 10 dijadwalkan meluncur ke pasaran sekitar pertengahan tahun 2015. Saat sudah tersedia nanti, sistem operasi terbaru ini bakal bisa diperoleh secara gratis oleh para pemilik komputer berbasis sistem operasi versi sebelumnya, yakni Windows 7, Windows 8, dan Windows 8.1.

Upgrade cuma-cuma itu, menurut informasi yang dihimpun Kompas Tekno dari Reuters, Rabu (18/3/2015), berlaku untuk semua pemilik versi Windows di atas, baik original maupun bajakan.

“Kami menawarkan upgrade pada seluruh pemilik PC yang memenuhi kualifikasi, baik asli ataupun tidak, ke Windows 10,” sebut Kepala Divisi Sistem Operasi Microsoft, Terry Myerson.

Menurut dia, langkah Microsoft ini antara lain dilakukan untuk menekan angka penggunaan Windwos bajakan di Tiongkok, negeri yang menjadi rumah ratusan juta komputer berbasis Windows.

Kendati jumlahnya besar, hanya sedikit komputer di Negeri Tirai Bambu yang menjalankan software asli. Sebanyak kurang lebih tiga perempat di antaranya tak menggunakan perangkat lunak berlisensi.

Microsoft menggratiskan sistem operasi Windows 10 untuk mempertahankan basis pengguna Windows yang sudah ada saat ini. Untuk mengganti pendapatan yang hilang dari penjualan Windows, Microsoft akan menjual layanan seperti aplikasi Office lewat internet.

Di Tiongkok, Microsoft bekerjasama dengan sejumlah rekanan seperti Lenovo, Qihoo 360 Technology, dan Tencent untuk mendorong adopsi Windows 10 ketika sudah meluncur nanti.

Microsoft juga bekerjasama dengan Xiaomi untuk menyediakan Windows 10 versi uji coba di produk-produk smartphone dari pabrikan perangkat Android tersebut.
sumber : KOMPAS.com

Angry Birds Tak Lagi Terbang Tinggi

http://images.detik.com/content/2015/03/19/319/161851_akan.jpgGame Angry Birds sempat sangat populer di perangkat mobile dan memuncaki peringkat atas di toko aplikasi. Sekarang tidak lagi, Angry Bird tampaknya tak terlalu diminati, baik game maupun aksesorisnya. Buktinya, keuntungan perusahaan pembuatnya, Rovio, turun drastis.

Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (19/3/2015), keuntungan operasional Rovio yang berbasis di Finlandia ini anjlok 73% pada tahun 2014 dibanding tahun sebelumnya. Salah satu penyebab adalah anjloknya bisnis lisensi seiring turunnya pamor Angry Birds.

Keuntungan Rovio di 2014 tinggal 10 juta euro. Padahal di tahun 2013 masih sebesar 36,5 juta euro dan pada masa jayanya di tahun 2012 mencapai 76,8 juta euro.

Adapun penjualan total menurun 9% ke angka 158,3 juta euro. Pendapatan dari game mobile sebenarnya meningkat 16% menjadi 110,7 juta euro, dibantu munculnya game baru seperti Jolly Jam dan Angry Birds Stella Pop!. Tapi itu tak cukup mengerem anjloknya profit.

“Penjualan produk konsumer tidak seperti harapan kami dan tentu saja kami tidak puas dengan hasil dari bisnis lisensi,” kata Chief Executive Rovio, Pekka Rantala.

Rovio memang berambisi membuat brand Angry Birds meraksasa tidak hanya di dunia game. Mereka telah membuat berbagai aksesoris, serial televisi sampai taman bermain. Sedangkan film animasinya direncanakan rilis pada tahun 2016.

Ambisi tersebut masih belum tercapai sesuai harapan. Menurunnya bisnis bahkan membuat Rovio melakukan PHK pada 110 karyawan tahun lalu. Namun Rantala tetap menyatakan optimisme terhadap masa depan brand Angry Birds.
sumber : detik.com

5 Situs Berita Bersatu Lawan Google dan Facebook

Lima media internasional yang memiliki situs online, The Guardian, CNN International, The Financial Times, Reuters, dan The Economist sepakat menyatukan lapak iklan digital masing-masing dalam sebuah jaringan iklan bernama Pangaea Alliance.

Lewat Pangaea yang namanya diambil dari sebutan untuk benua purba itu, pengiklan bisa membeli ruang iklan di semua situs media bersangkutan dalam satu kali transaksi.

Sebagaimana dikutip Kompas Tekno dari The Guardian, Kamis (19/3/2015), iklan bisa lebih tepat menyasar audiens yang dituju karena Pangaea menggunakan sistem terkomputerisasi (programmatic).

“Keunikan Pangaea tertelak di kualitas para rekanannya,” kata Tim Gentry dari Guardian News & Media. “Kami tahu kepercayaan adalah motor utama advokasi brand.”

The Guardian mengklaim bahwa kesemua media yang tergabung dalam jaringan Pangaea memiliki audiens dari segmentasi atas. Satu di antara empat pembaca, misalnya, datang dari kalangan berpenghasilan tinggi, sementara seperlima di antaranya merupakan eksekutif yang menjabat di posisi manajemen senior.

Hal tersebut, bersama dengan jumlah audiens total kelima media sebanyak 110 juta pembaca, diharapkan bisa menarik pengiklan dan meningkatkan daya saing melawan raksasa internet seperti Google dan Facebook yang gencar mengambil porsi iklan digital.

Di Inggris, misalnya, Google dan Facebook tahun ini diperkirakan bakal mengambil setengah porsi pasar display ads digital dengan nilai sebesar lebih dari 1 miliar poundsterling.

Versi beta dari Pangaea rencananya bakal mulai digulirkan pada April mendatang denan mengandeng Rubicon Project yang berperan sebagai delivery platform. Sementara, versi penuh akan menyusul diluncurkan akhir tahun ini.
sumber : KOMPAS.com

Windows 10 Meluncur Pertengahan Tahun

http://images.detik.com/content/2015/03/18/398/170430_win10tab.jpg

Kepastian waktu perilisan Windows 10 terkuak. Sistem operasi terbaru Microsoft ini akan melenggang pada musim panas atau di pertengahan tahun 2015.

Informasi tersebut disampaikan oleh Terry Myerson, Windows Chief saat konferensi Windows Hardware Engineering Coomunity di Shenzhen, China.

“Windows akan tersedia musim panas ini di 190 negara dan 111 bahasa,” ujar Myerson yang dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (18/3/2015).

Khusus China, Microsoft menyelipkan fitur kostomisasi Windows 10, seperti Cortana berbahasa Mandarin. Mereka pun merangkul Lenovo dan Tencent untuk menawarkan Windows 10 di China.

Lenovo akan menyediakan layanan upgrade Windows 10 di 2.500 service center dan beberapa toko retail di seluruh China. Sementara Tencent akan menawarkan paket upgrade yang di dalamnya terinstal aplikasi lokal populer, seperti QQ.

Seperti diketahui, Windows 10 memulai debutnya pada September 2014. Microsoft memamerkan tampilan sistem operasi terbarunya tersebut. Di awal tahun 2015, perusahaan yang didirikan Bill Gates ini memberikan Technical Preview untuk dijajal. Kala itu, Microsoft memang mengatakan akan merilis Windows 10 tahun ini, namun tidak jelas kapan pastinya.

sumber : detik.com

SIM Card Lokal Jadi Raja di Negeri Sendiri? Ini Syaratnya!

http://images.detik.com/content/2015/03/19/328/075008_sim200.jpgSejumlah operator telekomunikasi mulai melirik SIM card buatan lokal. Bukan cuma karena didorong adanya isu penyadapan, namun karena memang niatnya untuk memajukan industri dalam negeri.

Tapi yang menjadi pertanyaan, apa industri lokal sanggup untuk memenuhi pasokan ratusan juta kartu halo-halo setiap tahunnya. Karena seperti diketahui, Indonesia punya banyak sekali operator seluler.

Mulai dari Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Hutchison 3 Indonesia, Smartfren Telecom, Bakrie Telecom, hingga Sampoerna Telkomunikasi Indonesia. Mereka butuh kartu dalam jumlah besar dan tak cuma sekadar untuk akuisisi pelanggan baru.

“Sepanjang industri dalam negerinya mendukung, baik kuantitas, kualitas, dan maupun harganya, ya tentu Smartfren lebih senang pakai produk lokal,” kata Direktur Network Smartfren Merza Facys saat berbincang dengan detikINET, Rabu (18/3/2015).

Smartfren sendiri sangat sedikit untuk kebutuhan pasokan kartu SIM baru. Setiap tahunnya, kata Merza, hanya sekitar 1,5 juta hingga 2 juta saja. Berbeda dengan Telkomsel, XL, dan Indosat yang menembus ratusan juta.

Saat masih menjabat Direktur Utama Telkomsel, Alex Janangkih Sinaga — yang sekarang jadi Direktur Utama Telkom — sempat mengungkapkan bahwa produksi kartu SIM baru di operator itu setiap tahunnya mencapai 300 juta.

Sementara XL setiap tahunnya mengaku memesan sekitar 80 juta hingga 100 juta per tahun. Untuk pesanan kartu itu, semua vendor SIM yang terdaftar akan diundang untuk pitching tender

GM Corporate Relations & Communication Management XL Axiata Tri Wahyuningsih menjelaskan bahwa pihaknya butuh kartu dalam kuantitas besar agar mendapatkan harga yang terbaik. Untuk volume biasanya mulai dari pesanan minimum 50 ribu sampai jutaan keping kartu.

“Kita per kuartal order-nya. Per order ratusan ribu rata-rata. Supaya bisa dapat harga kompetitif, order-nya harus banyak. Kalau tidak, mana bisa jual starterpack cuma Rp 2 ribu sampai Rp 10 ribu. Tiap SIM card itu harganya bisa beda-beda. Untuk 4G misalnya, bisa lebih mahal,” jelasnya.

Dengan order yang berlimpah, menurutnya bisa menekan harga kartu SIM. “Harganya antara 12-14 sen dolar. Murah karena volumenya besar. Tapi itu belum sama harga packaging dan distribusinya,” lanjut dia.

Lebih lanjut dipaparkan, XL perlu distribusi kartu SIM dalam jumlah yang banyak karena tingginya angka churn — perpindahan pelanggan. Selain itu, pasokan kartu harus banyak untuk memenuhi stok di pasar.

“Stok harus tetap ada. Misalnya untuk replacement kartu. Belum lagi dari churn rate. Logikanya saja churn rate customer 30% per bulan, dari sisi kuota harusnya kita penuhi 130%. Kalau butuh satu juta pelanggan, kita order-nya 1,3 juta jika menghitung churn distribusinya,” pungkas Ayu, panggilan akrab Tri Wahyuningsih.

sumber : detik.com

Google Kembangkan Gelang Ajaib Penyembuh Kanker

http://images.detik.com/content/2015/03/19/398/073519_googlecancer.jpgGoogle baru saja mendaftarkan paten terbarunya ke World Intellectual Property Organization (WIPO). Menariknya, teknologi yang dikembangkan Google kali ini berhubungan dengan medis.

Aplikasi paten yang dinamakan ‘Nanoparticle Phoresis’, digambarkan sebagai wearable gadget yang secara otomatis memodifikasi atau menghancurkan target di dalam darah yang bisa menimbulkan efek kesehatan.

Target ini bisa enzim, hormon, protein, sel atau molekul lain, yang ketika hadir dalam darah, bisa mempengaruhi kondisi medis atau kesehatan seseorang yang menggunakan wearable gadget tersebut.

Seperti dilansir Telegraph, Kamis (19/3/2015), wearable gadget berbentuk gelang ini memodifikasi atau menghancurkan sel dengan mentransfer energi ke aliran darah. Energi yang ditransfer bisa berupa getaran frekuensi radio, getaran akustik, infra merah, atau sinyal cahaya yang tak terihat.

Energi ini akan berpengaruh pada perubahan fisik atau kimiawi yang menjadi sasarannya, dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan efek kesehatan yang merugikan.

Google memberikan contoh, ketika wearable gadgetnya menemukan protein tertentu yang berpotensi menyebabkan Parkinson, maka protein tersebut akan dihancurkan sehingga memperlambat perkembangan penyakit.

“Lebih jauh lagi, ketika targetnya adalah sel kanker, gelang menyeleksi sel yang menimbulkan potensi kanker, menghancurkannya, sehingga penyebaran kanker bisa ditekan,” demikian deskripsi paten tersebut.

Ini bukan pertama kalinya Google berinvestasi untuk penelitian kanker. Pada Oktober 2014, Google X, laboratorium riset Google, diketahui sedang mengembangkan pil yang bisa mendeteksi kanker dan penyakit berat lainnya.

sumber : detik.com

Saatnya Operator Berpaling ke SIM Card Lokal

http://images.detik.com/content/2015/03/19/328/072329_simthumb.jpgIsu penyadapan yang dihembuskan Edward Snowden, mantan agen rahasia National Security Agency (NSA), kembali membuat geger bumi pertiwi. Pasalnya, SIM card yang kita gunakan selama ini dituding belum tentu aman.

Melalui kartu SIM buatan Gemalto, badan intelijen NSA dari Amerika Serikat, dan juga Government Communication Headquarter (GCHQ) dari Inggris, itu bisa menguping seluruh pembicaraan kita sekaligus memelototi isi SMS, email dan pesan lainnya.

Kabar ini pun ramai-ramai dibantah oleh operator seluler lokal seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Hutchison 3 Indonesia, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. Pasalnya, mayoritas memang menggunakan Gemalto, namun mereka memastikan tidak terjadi kebocoran data.

Terlepas benar atau tidaknya hasil investigasi internal oleh masing-masing operator yang dilaporkan ke Kementerian Kominfo dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), seharusnya membuat kita sadar bahwa selama menggunakan perangkat asing, ketakutan akan terbongkarnya keamanan nasional tetap akan ada.

Tersentak akan kondisi ini, Kominfo dan BRTI pun kembali mendorong yang namanya program TKDN — tingkat kandungan lokal dalam negeri. Tak cuma di sisi perangkat infrastruktur jaringan dan handset pelanggan, kini inisiatif untuk mendorong konten lokal pun juga menjamah kartu kecil yang tersemat di ponsel.

Inisiatif ini mendapat respons positif dari sejumlah operator. Telkomsel misalnya, anak usaha Telkom yang punya slogan ‘Paling Indonesia’ ini pun mengaku mendukung penuh upaya pemerintah. Pun demikian dengan sejumlah operator lain yang kepemilikannya didominasi asing.

“Kita follow saja sama regulator. Yang jelas, security system Telkomsel sudah mengikuti standardisasi ITU — international telecommunication union,” kata Mas’ud Khamid, Direktur Sales Telkomsel kepadadetikINET

Telkomsel sendiri memang menggunakan Gemalto. Namun, untuk urusan pengadaan distribusi kartu SIM tak melulu datang dari vendor asal Amsterdam, Belanda itu.

Sementara XL, mengaku sudah lama tidak lagi menggunakan Gemalto untuk pengadaan kartu SIM. Hal itu ditegaskan oleh GM Corporate Relations & Communication Management XL Axiata.

“Kita pernah pakai Gemalto, tapi beberapa tahun ke belakang. Kalau tidak salah, terakhir itu sekitar 2010-2012. Yang pasti tahun kemarin kita tidak adaorder ke mereka,” ungkapnya saat ditemui detikINET.

Untuk memenuhi kebutuhan pengadaan SIM card yang mencapai 80 juta hingga 100 juta setiap tahunnya, XL selalu menggelar proses tender. Memang diakui setiap pitching tender itu Gemalto selalu diundang, namun belakangan, mereka tidak pernah menang.

“Sesuai prosedur, kita pakai proses pitching tender. Vendor SIM card yang terdaftar di kita akan diundang untuk diadu harga terbaiknya. Gemalto pun terdaftar, tapi tidak pernah menang, tidak kita pakai lagi. Yang sekarang kita pakai itu Bluefish dari Singapura, dan dua lainnya dari lokal, CSL dan Pura,” bebernya.

XL pun mengaku telah cukup lama mempercayakan produksi kartu SIM mereka kepada perusahaan lokal. “Kita sudah kurang lebih sekitar empat tahunan gandeng lokal SIM provider untuk partner kita,” jelasnya.

sumber : detik.com

Pembaruan Windows 10 Bakal seperti BitTorrent

Sistem operasi Windows 10 masih dalam proses finalisasi oleh Microsoft. Perusahaan asal Redmond itu dikabarkan sedang menyiapkan build 10036 yang disinyalir bakal mendukung metode peer-to-peer (P2P) dalam mengunduh aplikasi atau update OS.

Namun, dikutip KompasTekno dari Ars Technica, Minggu (15/3/2015), metode P2P tersebut akan menjadi fitur opsional saja, dan jika diaktifkan maka akan memiliki dua mode, sistem akan mampu menerima update dari sistem lain di jaringan yang sama, atau dari jaringan lokal dan internet sekaligus.

Selama ini, metode update yang dimiliki oleh Microsoft adalah satu PC mengunduh update sendiri-sendiri. Cara itu dikeluhkan oleh perusahaan-perusahaan besar karena membutuhkan bandwidth yang besar.

Terlebih, update tertentu ukurannya mencapai ukuran gigabyte. Tentunya selain menghabiskan banyak bandwidth, juga membuang banyak waktu.

Perusahaan-perusahaan besar selama ini bisa menghindari pemborosan itu dengan menggunakan Windows Server Update Services (WSUS), yang mengunduh semua update sekali ke server update lokal yang dimiliki masing-masing perusahaan.

Komputer-konmputer lain yang terhubung dengan server kemudian mendapatkan update dari sistem lokal.

Belum jelas teknologi siapa yang akan dipakai Microsoft untuk melakukan update P2P. Microsoft sendiri telah menambahkan API P2P semenjak Windows XP SP1, namun API tersebut belum banyak dipakai software-software.

Namun pada 2013 lalu, Microsoft diketahui mengakuisisi perusahaan Panda Networks, perusahaan yang juga mengembangkan software P2P, seperti BitTorrent yang memiliki server khusus dan alokasi bandwidth yang pintar.

sumber : KOMPAS.com