Ratusan Juta Android Jadul Rawan Diserang

http://images.detik.com/content/2015/01/13/323/168808903.jpg

Browser bawaan OS Android 4.4 ke bawah ternyata mempunyai bug yang rawan diserang malicious (program jahat). Parahnya, ternyata Google telah menghentikan dukungannya terhadap WebView, komponen yang membuat browser itu ‘berlubang’.

WebView adalah sebuah elemen kecil dalam OS Android, yang mempunyai fungsi cukup penting. Yaitu membolehkan aplikasi untuk menampilkan laman web tanpa harus membukan aplikasi lain. Komponen ini banyak digunakan oleh bermacam aplikasi serta pemasang iklan.

Hal itu pertama ditemukan oleh Joe Vennix dari Rapid7, dan Rafay Baloch, seorang peneliti independen. Lubang ini sebenarnya bisa saja ditambal oleh Google, namun harus ada pihak yang melaporkan, lengkap dengan solusi perbaikannya.

Namun karena Android adalah sebuah sistem operasi terbuka, siapapun sebenarnya bisa membuat patch tersebut. Hanya saja, kemungkinan patch tersebut datang dari vendor pembuat ponsel seperti Samsung dan LG sangatlah kecil, demikian dikutip detikINET dari Forbes, Selasa (13/1/2015).

Google memisahkan WebView dari inti sistem operasinya saat mereka merilis Android Lollipop akhir Oktober 2014 lalu. Sebagai gantinya, mereka memindahkan WebView ke dalam Play Store, dan membolehkan penggunanya untuk memperbarui secara mandiri.

Untuk mendapat pembaruan tersebut, pengguna Android tentu harus sudah menjalankan OS Lollipop ataupun KitKat. Sayangnya, pengguna kedua OS tersebut sampai saat ini baru sekitar 40%, yang artinya masih ada 60% atau sekitar 939 juta ponsel di pasaran terkena bug tersebut.

Tapi tenang saja, kabarnya tak banyak yang bisa dieksploitasi dari bug ini. Menurut konsultan keamanan Andreas Lindh, dampak dari serangan malicious akan lebih banyak berasal dari malicious software, atau sering disebut malware.

sumber :detik.com

Dilumat Android Murah, Feature Phone Terancam Punah

http://images.detik.com/content/2015/01/13/317/164619_ahagggg.jpg

Pamor feature phone, istilah untuk ponsel yang hanya punya kemampuan dasar seperti telepon, SMS, dan internet ala kadarnya, sepertinya semakin tenggelam. Penjualannya terus merosot, diterkam smartphone yang makin menjamur seiring murahnya harga.

“Penjualan feature phone turun 25% di kuartal III 2014 karena perbedaan harganya dengan ponsel Android murah semakin menipis saja,” ucap Roberta Cozza, Research Director Gartner yang dikutip detikINET dari Tech Times, Selasa (13/1/2015).

Di saat yang sama berdasarkan penelitian Gartner, penjualan smartphone atau ponsel naik 20%. Tren naiknya penjualan smartphone dan turunnya popularitas feature phone ini diprediksi terus berlanjut.

Orang memang lebih menyukai smartphone karena fungsinya lebih beragam dan lebih canggih dibandingkan feature phone. Terlebih saat ini, smartphone Android ada yang sudah bisa dimiliki dengan harga kurang dari sejuta rupiah.

“Seiring smartphone dan data menjadi lebih terjangkau, kita akan melihat penurunan penjualan feature phone,” demikian pendapat Emmanouil Revmatas Director, Information Technology and Mobile, Samsung Electronics Afrika Barat.

Feature phone sebenarnya ada keunggulannya dari smartphone, yang mencolok adalah ketahanan baterai jauh lebih awet. Maka, masih cukup banyak yang menggunakannya sebagai ponsel kedua dengan fungsi utama telepon serta SMS.

sumber :detik.com

Membaca Watak dari ‘Like’ di Facebook

http://images.detik.com/content/2015/01/13/398/164244_144147600.jpg

Sebuah program komputer yang menganalisa aktivitas ‘like’ di Facebook mungkin bisa menilai kepribadian Anda lebih baik dari teman atau keluarga. Setidaknya, demikian dikatakan sebuah hasil riset.

Studi yang dilakukan Proceedings of the National Academy of Sciences bekerja sama dengan University of Cambridge dan Stanford University, memanfaatkan analisa data komputer untuk mengungkap kepribadian dan watak psikologis seseorang.

“Di masa depan, mungkin saja komputer bisa menyimpulkan watak psikologis kita dan bereaksi berdasarkan temuannya tersebut. Ini akan memunculkan mesin dengan kemampuan sosial serta kecerdasan emosional,” ujar Wu Youyou dari Cambridge’s Psychometrics Center.

Dilansir Japan Today, Selasa (13/1/2015), temuan ini juga semakin meningkatkan kewaspadaan soal privasi. Para ahli yang terlibat dalam studi ini pun mengingatkan para pengguna media sosial untuk berhati-hati atas pengawasan terhadap jejak digital mereka.

Studi ini menggunakan sampel 86.220 partisipan di Facebook yang diminta melengkapi 100 pertanyaan berkaitan dengan kepribadian. Penelitian dilakukan dengan bantuan aplikasi bernama ‘myPersonality’. Para partisipan juga mengizinkan aktivitas ‘like’ mereka diakses.

Skor mereka diperlihatkan dalam lima watak kepribadian utama, yakni openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, and neuroticism.

Para peneliti menemukan bahwa profil psikologis seseorang dapat dilihat dari halaman mana yang mereka suka atau ‘like’. Misalnya, menyukai halaman pelukis aliran surealis ‘Salvador Dali’ dan ‘Meditation’, memperlihatkan mereka punya tingkat opennes atau keterbukaan yang tinggi.

Aplikasi myPersonality juga memungkinkan partisipan mengundang teman atau kerabat mereka ikut melakukan penilaian watak psikologis mereka dengan menjawab 10 macam tes.

“Big Data dan mesin dengan kemampuan analisa menyediakan akurasi dibandingkan pikiran manusia yang memiliki banyak pertimbangan lebih dari satu contoh, atau cara berpikir yang tidak rasional,” sebut peneliti dari Stanford University Michal Kosinski.

Studi serupa dari University of Cambridge, sebelumnya memperlihatkan ‘like’ Facebook bisa memprediksi karakteristik demografi dan psikologis.

sumber :detik.com

Bos Apple Jadi CEO Terbaik 2014

http://images.detik.com/content/2014/12/25/398/154820_455048252.jpg

Chief Executive Officer (CEO) Apple Tim Cook berada di posisi teratas dalam daftar ‘The Best CEOs of 2014’ versi CNN Money. Dia mengungguli bos BlackBerry dan Microsoft.

CNN Money menilai iPhone terbaru, layanan Apple Pay dan antusiasme akan munculnya Apple Watch di 2015 adalah sejumlah faktor yang ikut menentukan terpilihnya Cook menjadi CEO terbaik tahun ini.

“Cook tak diragukan lagi memiliki pekerjaan CEO terberat di Amerika. Dia harus meyakinkan anggapan skeptis bahwa Apple masih bisa berinovasi setelah kematian Steve Jobs. Dia membuktikan anggapan itu salah,” sebut CNN Money seperti dilansir Apple Insider, Kamis (25/12/2014).

Saham Apple naik 40 persen di tahun ini berkat peluncuran iPhone terbaru dan layanan Apple Pay. Penantian akan Apple Watch juga ikut berkontribusi terhadap citra Cook sebagai CEO.

Selain CNN Money, Financial Times juga menobatkan gelar serupa kepada Cook awal bulan ini. ‘Person of the Year’ yang ditujukan kepada Cook didasari alasan yang sama, yakni antusiasme fans terhadap gadget terbaru Apple dan naiknya harga saham. Financial Times juga memuji keberanian Cook atas pengakuannya sebagai penyuka sesama jenis.

Setelah Tim Cook, di urutan kedua ada CEO BlackBerry John Chen. Dia dipuji karena upayanya membangkitkan kembali pembesut smartphone asal Kanada tersebut. Chen memang dikenal keras dalam berusaha meyakinkan publik bahwa BlackBerry belum mati.

“Dia lebih memilih fokus pada software dan tidak berusaha memenangkan pangsa pasar smartphone dari konsumen yang selalu berubah-ubah,” tulis CNN Money.

Di posisi ketiga ada Satya Nadella yang menjabat sebagai CEO Microsoft sejak Februari silam. Nadella dipuji karena strategi mobile dan cloud, namun sekaligus menuai kritikan atas komentarnya yang menyebut wanita tidak perlu meminta naik gaji.

Berturut-turut setelah tiga nama teratas tersebut, di daftar 10 CEO terbaik ada ada Mary Barra bos General Motors, CEO Yahoo Marissa Mayer, CEO T-Mobile John Legere, CEO Hewlett-Packard Meg Whitman, CEO Buffalo Wild Wings CEO Sally Smith, CEO Kroger Rodney McMullen dan CEO L Brands Les Wexner.

sumber :detik.com

4 Risiko Mengadopsi Cloud

http://images.detik.com/content/2015/02/17/319/143549_cloudcomputing460.jpg

Pimpinan perusahaan harus membuat rencana strategis untuk mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi saat menggeser proses bisnis ke cloud.

Sudah banyak yang mengerti manfaat memindahkan beberapa proses bisnis ke cloud. Kalkulasi return on investment (ROI) untuk berbagai penerapan cloud pun banyak tersedia. Namun potensi risiko dalam memindahkan fungsionalitas bisnis tertentu ke dalam cloud masih kurang dipertimbangkan alias dinomorduakan.

Bagi perusahaan skala menengah, keputusan untuk mengevaluasi penerapan cloud apa pun harus dimulai dengan membentuk suatu dewan perencanaan dan evaluasi risiko.

Dewan ini beranggotakan pelaku proses bisnis yang relevan, spesialis manajemen risiko, manajer koordinasi vendor, ahli hukum, dan anggota tim strategi perusahaan, di samping kepala departemen TI dan strategi. Mandat dewan ini adalah untuk mengevaluasi risiko-risiko berikut:

1. Akses ke data privat: Di dunia bisnis yang penuh persaingan sengit ini, perusahaan harus bisa lakukan apa pun untuk melindungi kerahasiaan dan ketersediaan datanya.
Selagi merencanakan transisi ke cloud, dewan ini harus bisa mengidentifikasi rencana yang mendetail untuk memastikan kerahasiaan transaksi dan data master selama, dan setelah, migrasi berlangsung.
Riset sebelum menentukan akan menerapkan cloud atau tidak, sebaiknya menyangkut hasil evaluasi vendor mana yang akan mengurus infrastruktur keamanan, dan laporan akhirnya harus berisi kebijakan yang mengatur akses pengguna dan segregasi tugas; keduanya di aplikasi cloud yang baru dan juga di titik pertemuan antara sistem cloud baru dan sistem aplikasi on-premise yang sudah ada.

Hal ini lebih penting lagi, jika rencana perusahaan adalah untuk menyewa fasilitas di lingkungan dengan banyak penyewa/tenant.

2. Ketersediaan platform: Dewan ini, bukan hanya departemen TI, bertanggungjawab untuk merumuskan rencana kelanjutan bisnis dan melaksanakannya, jika memang ketersediaan lingkungan cloud menjadi penting bagi operasi bisnis.
Untuk semua proses yang berhubungan dengan pelanggan dan berimplikasi pada pendapatan, semua penyebab ketidaktersediaan yang mungkin saja terjadi harus sudah diidentifikasi.
Pilihan mundur, baik itu disebabkan oleh vendor cloud-nya atau yang menyangkut kemampuan membangun cloud oleh bagian TI di internal perusahaan, harus ditentukan sebelum pengambilan keputusan untuk bermigrasi disahkan.
Definisi ketersediaan untuk proses yang berhubungan dengan pelanggan secara eksternal, harus memasukkan juga respons standar yang bisa diterima pelanggan mengenai arus transaksi utama, karena seringkali situs web yang buruk justru membuat pelanggan malas melihat atau mendengar penawaran yang diberikan perusahaan.
Aspek kedua mengenai ketersediaan ini mengacu pada pilihan-pilihan yang ada di masa depan. Dewan ini harus memastikan bahwa perusahaan selalu memiliki seluruh data master dan transaksi di lingkungan cloud, dan kontrak dengan vendor terpilih harus memungkinkan perusahaan untuk memindahkan konten di kemudian harinya dengan biaya finansial dan operasional yang minim, jika perusahaan memilih untuk mengakhiri kerjasama dengan vendor yang sekarang atau penyedia layanan gagal memberikan solusi.

3. Penyelarasan proses: Dampak dari penerapan perangkat lunak bisnis apa pun tergantung pada pemetaan proses bisnis yang sedang berlangsung dengan data dan interaksi pengguna yang mengalir di aplikasi. Infrastruktur cloud memang membuat transisi itu lebih menantang, karena tidak ada kesempatan untuk mengkostumisasi aplikasi — selain beberapa personalisasi standar. Dewan harus memetakan semua proses yang akan dilakukan untuk alur aplikasi vendor dan melakukan modifikasi yang diperlukan dalam cara yang dilakukan sebelum transisi diputuskan — bukan setelah migrasi selesai dan terjadi rintangan. Dewan harus menentukan proses bisnis mana yang akan pindah ke cloud, menentukan titik integrasi dengan infrastruktur on-premise yang sudah ada, dan memastikan tidak ada investasi di infrastruktur on-premise atau aplikasi lainnya yang jadi rusak. Tentu saja, mengatasi tantangan ini lebih mudah jika beberapa bagian dari aplikasi bisnis yang ada sudah didukung oleh vendor terpilih.

4. Dapat diterima oleh seluruh pegawai: Keberhasilan proyek TI apa pun bergantung pada bagaimana komunitas pengguna menerima penerapan aplikasi tersebut.
Agar penerapannya berhasil, dewan sebaiknya memberikan pelatihan bertahap kepada calon pengguna, yaitu para pegawainya. Pindah ke cloud untuk pertama kalinya juga melibatkan penyesuaian tugas departemen TI, yang selama ini terbiasa mengatur seluruh infrastruktur TI perusahaan.
Akhirnya, saat aplikasi internal pindah ke cloud, semua departemen akan menyadari manfaatnya – ini terjadi jika tercipta keselarasan pekerjaan. Banyak pengguna sistem melihat pekerjaan dan tugasnya diseleraskan ulang berkali-kali.
Dewan harus mempersiapkan pengguna yang mungkin kena dampaknya dan segera menangkap kekhawatiran mereka, sehingga transisi ke coud tidak membuat para pegawai kebingungan.
Selama ini, perusahaan menyerahkan sepenuhnya proses bisnis yang berhubungan dengan aplikasi TI ke pundak departemen TI di internal perusahaan. Memindahkan proses TI ke dewan perencana yang mampu dan bertanggungjawab atas evaluasi risiko, dan memahami dengan baik empat risiko yang dijabarkan di atas, dapat membantu proses adopsi ke cloud di perusahaan menjadi lebih mulus.

sumber :detik.com

Google Sediakan Lirik Lagu Buat yang Hobi Nyanyi

http://images.detik.com/content/2014/12/25/398/095307_urdnotypegooglelyrics.jpg

Bagi mereka yang hobi bernyanyi pasti menyukai layanan baru Google yang satu ini. Google tertarik menyediakan katalog lirik lagu online, menyaingi situs semacam Genius atau Metro Lyric.

Raksasa internet ini kini mempekerjakan staf khusus untuk mencatat dan membuat katalog lirik lagu. Dengan demikian, pengguna akan lebih mudah melakukan pencarian lagu favorit mereka.

Dilansir Guardian, Kamis (25/12/2014), Google kini mulai menyertakan lirik dalam hasil pencarian untuk sejumlah istilah pencarian. Misalnya, ketika pengguna mencari kata frasa seperti ‘stairway to heaven lyrics’ atau ‘comfortably numb lyrics’, lirik lagu yang memiliki kata ini akan muncul pada hasil pencarian teratas.

Selama ini, biasanya hasil pencarian teratas adalah katalog lirik lagu dari sumber pihak ketiga. Ini adalah cara Google menyaingi ratusan situs populer yang menawarkan lirik ribuan lagu.

Situs seperti Genius, Metro Lyric, AZLyrics dan SongLyrics telah menghabiskan jutaan dolar untuk mengembangkan library lirik mereka. Dan kebanyakan situs seperti ini bergantung pada mesin pencarian untuk web trafik.

“Ada waktunya ketika Anda merasakan sesuatu dan ingin mendengarkan lagu. Dan kalimat yang Anda cari dalam lirik tersebut sangat bermakna,” ujar Google.

Saat ini belum semua pengguna bisa menggunakan layanan ini. Google baru merilis kemampuan ini untuk pengguna di sejumlah wilayah. Ke depan, secara bertahap raksasa internet ini akan memperluas ketersediaannya ke semua pengguna.

Ini bukan pertama kalinya Google berupaya mengungguli link lain untuk menjawab langsung pertanyaan pengguna. Jika Anda melakukan pencarian ‘temperature in NYC’ misalnya, akan langsung muncul weather box.

sumber :detik.com

Saingi Gmail, Outlook Bisa Download File ke OneDrive

http://images.detik.com/content/2015/01/12/398/outlook46.jpg

Microsoft bakal merilis fitur baru layanan email Outlook. Dengan ini, pengguna bisa menyimpan file atau attachment langsung ke penyimpanan cloud OneDrive.

Seperti dilaporkan IB Times, Senin (12/1/2015), untuk saat ini fitur tersebut masih dirilis secara terbatas. Dalam beberapa minggu ke depan, Microsoft akan memperluas ketersediaannya bagi semua pengguna Outlook di secara global.

Bagaimana cara kerjanya? Pengguna Outlook bisa mengecek fungsionalitasnya di dalam email mereka dengan mengklik attachment apapun. Tanpa perlu memilih opsi ‘Save to OneDrive’, attachment akan secara otomatis tersimpan ke OneDrive yang terintegrasi dengan akun email si pengguna.

Attachment ini selanjutnya tersedia untuk bisa dilihat dan diedit kapan saja. Para pengguna di kalangan pebisnis akan sangat terbantu ketika fungsi ini dirilis secara penuh nantinya. Tak perlu lagi mengeluh kapasitas hard disk tidak mencukupi dan tak repot mentransfer file atau attachment baru secara manual ke OneDrive.

Ditambahnya fungsi ini diharapkan bisa menambah daya tarik pengguna terhadap Outlook. Kompetitornya Google, sudah lebih dulu memungkinkan pengguna Gmail menyimpan file dan attachment langsung ke Google Drive.

sumber :detik.com

Mau Terjemahkan Bahasa? Tinggal Ngomong ke Google Translate

http://images.detik.com/content/2015/01/12/398/155817_googltranslate.png

Mesin penerjemah bahasa milik Google ke depannya bakal makin canggih. Tak cuma bisa menerjemahkan kalimat dari satu bahasa ke bahasa lainnya, Google Translate juga bakal mampu menerjemahkan ucapan pengguna.

Memang sejatinya kemampuan tersebut telah lebih dulu ditawarkan Skype. Sekarang giliran Google, tapi raksasa internet ini membenamkannya pada mesin penerjemah bahasa besutannya.

Artinya pengguna bisa langsung mengucapkan kata-kata yang ingin diketahui terjemahannya dalam bahasa asing. Menariknya, Google juga mengklaim mesin penerjemahnya akan bisa mengenali ucapan dari sejumlah bahasa populer di dunia, tak sebatas bahasa Inggris.

Kemampuan ini nantinya bakal hadir bersamaan dengan update terbaru Google Translate. Sayangnya seperti detikINET kutip dari The Verge, Senin (12/1/2015), update ini awalnya hanya akan dirasakan oleh perangkat berbasis Android. Belum ada informasi kapan giliran perangkat iOS.

Lebih lanjut, Google mengatakan kemampuan ini akan membantu turis yang tengah berwisata ke negara lain untuk berkomunikasi. Asalkan negara yang dituju bahasanya sudah terdaftar di Google Translete, cukup ucapkan kalimat yang ingin ditanyakan, maka Google translate akan langsung menerjemahkannya dalam bentuk teks.

sumber :detik.com

Arkeolog Menggali Cartridge Game Bersejarah

http://images.detik.com/content/2015/01/12/654/atari2600games.jpg

Yang namanya peninggalan benda-benda bersejarah bentuknya memang tak melulu artefak. Hal itu dibuktikan oleh seorang arkeolog yang malah menemukan cartridge game bersejarah saat melakukan penggalian.

Cartridge game yang ditemukan merupakan milik konsol game Atari 2600. Dilaporkan ada dua cartridge game yang ditemukan dalam penggalian tersebut yakni satu berjudul Extra Terestrial (E.T.), sedangkan yang lainnya adalah Centipede.

Seperti diketahui, E.T. adalah film garapan Steven Spielberg yang mengisahkan tentang persahabatan antara makhluk asing dan manusia. Bisa jadi Atari berusaha mendompleng kesuksesan film yang digarap tahun 1982 itu melalui game E.T. besutannya.

Seperti detikINET kutip dari Ubergizmo, Senin (12/1/2015), tempat penggalian yang berlokasi di padang gurun New Meksiko, Amerika Serikat (AS) kabarnya memang merupakan tempat sengaja dikuburnya game-game konsol Atari 2600.

Alasannya karena saat itu Atari sedang mengalami kejatuhan. Pelopor konsol game itu disebut mengalami kerugian sebesar USD 310 juta akibat dari penjualan video game yang menurun signifikan di kuartal II tahun 1983.

Karena dianggap menyimpan nilai sejarah, kedua cartridge game pun kini telah didonasikan ke museum milik Universitas North Dakota di AS sebagai peninggalan bersejarah.

sumber :detik.com

Kena Pajak Online, Pelaku e-Commerce Oke-oke Saja

http://images.detik.com/content/2014/12/17/398/fotolia_54228673_s_cropped.jpg

Pemerintah melalui Dirjen Pajak tengah menggodok wacana untuk membebankan PPN dari setiap transaksi e-commerce yang terjadi di Indonesia. Beberapa ada yang menolak, namun banyak juga yang setuju.

“Kalau masalah itu kayaknya dari sebagian teman-teman industri sih setuju-setuju saja selama menurut pemerintah ini yang terbaik. Apapun itu ya kita akan ikut dan mendukung,” kata Rizki Suluh Adi, salah satu penggagas Harbolnas ketika ditemui detikINET tadi malam usai Gala Dinner Harbolnas 2014, di Exodus Kuningan City, Jakarta.

Di antara beberapa pelaku e-commerce yang dikatakan oleh Rizki, Lazada merupakan salah satunya. Sebagai salah satu situs belanja online di Indonesia, Lazada menyatakan kesiapan untuk bekerjasama dengan pemerintah dalam memenuhi regulasi tersebut.

“Kami sih apapun itu regulasinya ya harus kami ikuti dan tunduk, tapi sayangnya sampai sekarang belum ada realisasi regulasinya,” papar Andry Huzain, Senior VP Marketing Lazada. Menurutnya, saat ini belum ada regulasi pemerintah yang secara langsung memberikan dampak dalam aktivitas e-commerce di Indonesia.

Padahal, bisa dibilang industri e-commerce di Indonesia saat ini sedang tumbuh dengan pesat. Bahkan tak sedikit pemain asing yang terjun ke dalam bisnis e-commerce di Indonesia.

Menurut Andry, industri e-commerce di Indonesia diprediksi akan tumbuh hingga USD 25 miliar pada tahun 2016. Hal ini direfleksikan melalui hasil riset yang menunjukkan bahwa satu dari dua konsumen di Indonesia yang sudah terekspos dengan informasi melalui internet akan memiliki kecenderungan untuk mencoba

sumber :detik.com