YouTube adalah saluran video di internet yang bisa diakses oleh siapapun di mana saja tanpa ada batasan teritori negara. Ini yang bisa mendorong konten lokal bisa go internasional.
Membuat konten menarik yang bisa diakses oleh penonton YouTube lintas negara sebetulnya gampang-gampang susah. Hal ini diungkapkan langsung oleh Director Head of Content Production YouTube Asia Pacifik David Powell.
“Be authentic. Itu adalah hal pertama yang mesti dilakukan oleh kreator. Karena otentifikasi yang menjadi pembeda dengan yang lainnya,” kata Powell, saat berbincang dengan detikINET, di Hotel Mulia, Jumat (12/12/2014).
Membuat video di YouTube memang tak harus berbudget mahal. Video blog misalnya, bisa dilakukan dengan budget yang murah, bahkan dengan smartphone atau mengedit dengan komputer biasa pun.
“Kedua adalah natural personal. Ya, apa adanya saja. Tidak perlu dibuat-buat. Karena orang juga ingin melihat Anda berbicara dengan natural,” sebutnya lagi.
Dengan konten menarik dan natural, apakah video yang bisa go internasional harus berbasis bahasa Inggris? Jawabannya tidak!
“Ya, karena video lebih mengedepankan visual. Bila visualnya bisa dipahami dengan baik, bahasa tidak terlalu berpengaruh,” tambahnya.
Hal ini pun sudah dibuktikan oleh sejumlah artis YouTube Indonesia yang mencuat di tahun 2014. Menurut data YouTube, di kategori non musik, 5 dari 10 video paling populer di YouTube asal Indonesia berisikan komedi.
Termasuk lelucon berbahasa Jawa yang direkam di dalam kamar seorang pemuda asal Malang, Bayu Skak, yang saat ini channelnya ditonton oleh lebih dari 150.000 orang.
Ada pula cerita soal melimpahnya perhatian masyarakat untuk seorang pemuda asal Cilacap bernama Pujiono di video audisi Manisnya Negeriku.
“Penggunaan adaptasi bahasa lokal, seperti bahasa Jawa, membuktikan bahwa orientasi komunitas begitu berpengaruh di YouTube dan bagaimana konten lokal dan nasional mampu meraih audiens baru dari kumpulan penggemar yang setia,” imbuh Manajer Komunikasi Google Indonesia Jason Tedjasukmana.
sumber :detik.com