Benarkah Windows 10 Gratis untuk “Pembajak”?
Minggu lalu, muncul laporan bahwa Microsoft bakal menggratiskan sistem operasi Windows 10 ketika sudah diluncurkan sekitar pertengahan tahun nanti, termasuk bagi para pengguna Windows bajakan.
“Kami menawarkan upgrade pada seluruh pemilik PC yang memenuhi kualifikasi, baik asli maupun tidak, ke Windows 10, sebut Kepala Divisi Sistem Operasi Microsoft Terry Myerson seperti dikutip Reuters.
Pemberitaan tersebut menimbulkan kebingungan. Benarkah Microsoft menawarkan sistem operasinya secara cuma-cuma kepada pengguna Windows bajakan?
Blogger Paul Thurrott yang kerap menulis soal segala sesuatu tentang Microsoft berpikir sebaliknya. Mengacu pada pernyataan yang belakangan dirilis oleh Microsoft soal ini, dia mengatakan bahwa sebenarnya Windows 10 tidak akan disebarkan gratis kepada semua orang.
“Meski PC dengan software non-asli bisa melakukan upgrade ke Windows 10, proses itu tak akan mengubah status lisensinya,” tulis pernyataan Microsoft yang dirangkumKompas Tekno dari situs Thurrott (22/3/2015).
“Jika sebuah perangkat telah diketahui menggunakan software non-asli sebelum upgrade, maka perangkat yang bersangkutan akan terus dianggap memakai software non-asli setelah upgrade,” lanjut pernyataan itu.
Jadi apa yang berubah dengan Windows 10, terkait perkara tersebut? “Sebenarnya tidak ada apapun yang berubah”, tulis Thurrott.
Menurut dia, dalam hal asli atau palsu ini, mekanisme upgrade Windows 10 nanti akan sama saja dengan, misalnya, proses upgrade dari Windows 7 ke Windows 8.1.
Pengguna Windows bajakan yang melakukan upgrade ke Windows 10 tidak akan mengalami perubahan status sistem operasi, yang akan tetap dianggap sebagai bajakan dan tidak akan didukung oleh Microsoft.
Jika ingin mengubah status OS menjadi “asli”, si pengguna tetap harus membeli product key Windows dari Microsoft.
Di akhir tulisannya, Thurrot menyayangkan langkah Microsoft yang tidak berubah terhadap pengguna software bajakan.
Menurut dia, Microsoft sebenarnya bisa memberikan “amnesti” kepada para pengguna OS bajakan sehingga bisa beralih memakai software original melalui upgrade gratis, atau setidaknya memberikan paket upgrade rendah biaya yang bisa dijangkau oleh semua orang.
“Sayangnya, bukan itu yang terjadi,” tutup Thurrott.
sumber : KOMPAS.com
0 Comments