Jokowi Promosikan Ponsel Lokal Seharga Rp 1,5 Juta

Presiden Joko Widodo tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah ponsel layar sentuh berwarna hitam saat wartawan melakukan sesi wawancara dengannya.

Saat itu, Jokowi baru saja selesai berkeliling melihat pameran teknologi dan inovasi di Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, Senin (13/4/2015).

“Yang penting ini nih. Saya ketemu HP produk dalam negeri, dari Batam,” ujar Jokowi sambil menyodorkan ponsel yang masih tersegel itu ke hadapan media. Jokowi pun kemudian menekan layar ponsel itu sehingga akhirnya menunjukkan tampilan awal antarmuka.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lalu menjabarkan keunggulan ponsel bermerek Bolt tersebut. “Ini harganya murah Rp 1,5 juta. Mereknya Bolt. Ayo cepet kamu beli sana,” seloroh Jokowi.

Melihat gaya Jokowi yang sengaja mempromosikan merek tertentu itu, mantan Presiden RI, BJ Habibie, tak tahan juga untuk menimpali. “Garansi loh, tiga tahun,” canda Habibie sambil tertawa. Tawa pun mengalir dari wartawan karena celetukan Habibie itu, tak terkecuali Jokowi.

Jokowi menuturkan, imbauannya untuk menggunakan ponsel Bolt tidak perlu berarti menyebutnya dengan produk ponsel nasional. “Enggak usah ponsel nasional, asal kamu beli aja, udah,” ucap Jokowi.

Meski bersemangat mengajak semua orang memakai ponsel Bolt itu, Jokowi rupanya kebingungan juga saat ditanya soal fitur unggulan yang dimiliki ponsel itu.

Dia hanya menjawab singkat bahwa produk itu buatan anak negeri. “Itu saja kan sudah hebat. Kenapa kamu nggak pakai, hayo?” sahut Jokowi.

Jokowi mengaku mendukung pengembangan teknologi di dalam negeri. Dia berharap, akan ada produk elektronik lain yang diciptakan industri dalam negeri. Pemerintah, sebut dia, akan memberikan insentif berupa penambahan dana riset.

sumber : KOMPAS.com

Startup Indonesia Disebut Belum Ada yang Bagus

Saat akan memulai usaha rintisan digital (startup), ada satu pertanyaan yang berkutat di kepala para pendirinya. “Bagaimana saya mendapatkan pendanaan?”. Hal itu pula yang sempat dipikirkan Co-Founder dan CEO Bukalapak.comAchmad Zaky.

Pimpinan perusahaan marketplace tersebut sempat ciut di awal-awal mencari investor untuk Bukalapak.com. Pernah gagal mempresentasikan produknya, kini Zaky jadi tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk menggaet investor.

Menurut Zaky, kunci untuk menarik hati investor adalah dengan meyakinkan diri terlebih dahulu bahwa startup yang didirikan memang layak mendapat suntikan dana. Setelah itu barulah yakinkan para investor.

“Ada banyak sekali angel investor di Indonesia. Mereka punya banyak duit. Masalahnya adalah bagaimana membuat startup yang berprospek,” kata Zaky di sela-sela acara konferensi startup Echelon, Selasa (14/4/2015) di Balai Kartini, Jakarta.

Penetrasi internet yang tinggi dan kemajuan teknologi dianggap Zaky sebagai peluang besar untuk pertumbuhan e-commerce dan startup secara spesifik. Namun, ia mengklaim masih banyak masyarakat Indonesia yang belum sadar dan memanfaatkan kesempatan yang ada.

Menurutnya, banyak investor yang ingin berinvestasi di Indonesia namun bingung harus mengucurkan dana untuk perusahaan mana.

“Ada investor yang tanya ke saya ‘Zaky, adakah startup yang bagus?’. Saya tak bisa menjawab. Tak ada startup yang cukup bagus setelah generasi saya,” katanya.

Untuk itu, ke depan, Zaky berharap anak-anak muda dapat menggodok startup yang benar-benar inovatif dan berguna. Ia yakin, mencari investor bukan hal yang sulit asalkan produk yang diboyong berkualitas.

“Jangan Anda yang mencari investor. Lebih baik investor yang mencari Anda karena kualitas produk Anda,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Zaky juga membeberkan perbedaan antara investor lokal dan investor global/asing.

Menurutnya, investor lokal lebih tahu tentang kondisi pasar Indonesia. Mereka juga bertempat di Indonesia, sehingga biasanya lebih banyak terlibat dan membimbing parafounder.

Sedangkan untuk investor asing, startup jangan terlalu berharap dapat “perhatian” layaknya yang diberikan investor lokal. Namun, investor global tak segan-segan mengucurkan dana yang besar untuk hasil yang lebih besar. “Mereka akan lebih fokus pada cara mencetak uang,” kata Zaky.

Seperti diketahui, Bukalapak.com adalah salah satu situs jual beli online yang digandrungi netizen Indonesia. Perusahaan ini diberi suntikan dana oleh investor internasional GREE Ventures dan 500 startups.

sumber : KOMPAS.com

Intel, Bukan Sembarang ‘Anak Kemarin Sore’

http://images.detik.com/content/2015/04/12/317/105543_intelunveilsnewbroadwell.jpg

Di pasar komputasi desktop maupun laptop, Intel juaranya. Namun, di industri mobile, perusahaan ini termasuk pendatang baru. Meski tergolong ‘anak kemarin sore’ di industri chipset smartphone dan tablet, sepak terjangnya patut diperhitungkan.

Tak perlu waktu lama bagi perusahaan asal San Francisco, AS, ini untuk unjuk kemampuan. Salah satu contoh mudahnya adalah, di balik seri Zenfone buatan Asus yang laku keras, ada chipset besutan Intel di dalamnya.

Untuk ke depan, Intel juga telah menyiapkan prosesor mobile terbaru seperti telah diumumkan oleh CEO Intel Corp, Brian Krzanich dalam Mobile World Congress di Barcelona, Maret 2015 lalu.

Intel mengenalkan seri prosesor Intel Atom x3, dengan kode nama SoFIA. Prosesor ini merupakan platform komunikasi terintegrasi pertama dari Intel untuk tablet, ponsel tablet (phablet), dan smartphone murah.

Intel Atom x3 menggabungkan 64-bit multi-inti dengan konektivitas 3G atau 4G LTE, system-on-chip komunikasi terintegrasi terdiri atas prosesor aplikasi, prosesor sensor gambar, grafik, audio, konektivitas dan manajemen daya komponen dalam chipset sistem tunggal.

Selain itu, Intel mengenalkan system-on-chip 14 nanometer Intel Atom pertama, yaitu Intel Atom x5 dan x7 (dikenal dengan kode nama Cherry Trail). Prosesor ini diposisikan untuk tablet generasi berikutnya dan layar kecil perangkat 2 in 1.

Dua seri prosesor itu menawarkan dukungan 64-bit untuk Windows dan Android, Intel Gen 8 grafis. Seri Intel Atom x5 dan x7 akan mendayai serangkaian perangkat mainstream sampai ke premium.
“Jajaran mobile prosesor terbaru ini segera tersedia untuk para partner Intel di Indonesia maupun di dunia sebagai bukti komitmen kami untuk menyediakan teknologi terkini demi menjawab kebutuhan komputasi konsumen,” ujar Country Manager Intel Indonesia, Harry K Nugraha dalam email kepada detikINET, Minggu (12/4/2015).

Datang sebagai pendatang baru di industri perangkat mobile, Intel belum lama ini juga dinobatkan sebagai Best Mobile Processor dalam Seluler Award ke-12. Menurut Harry, terpilihnya Intel sebagai kategori terbaik pada prosesor merupakan bukti pengakuan produk Intel untuk perangkat mobile.

Dipilih oleh tim panel dan survei masyarakat, Intel telah diakui sebagai pemimpin dalam industri prosesor mobile, yang menunjukkan keunggulan melalui produk, kinerja, strategi, dan inovasi.

Di Indonesia, mengutip data IDC 2014, pengiriman tablet dengan prosesor Intel di dalamnya sudah berada pada peringkat kedua pada kuartal keempat 2014, meningkat pesat dari posisi kedelapan pada kuartal pertama 2014.

sumber : detik.com

Ternyata Kerja di Apple Itu Tidak Enak

Apple Inc., mungkin menjadi perusahaan teknologi yang paling didambakan oleh para pekerja TI. Namun pengakuan dari mantan karyawan Apple ini mungkin akan mengubah pandangan tersebut.

Ben Farrell, yang baru-baru ini berhenti dari pekerjaannya di kantor Apple di Sydney, Australia, menuliskan pengalamannya selama bekerja di Apple dalam blog-nya.

Dalam postingan blog tersebut, Farrell mengatakan bahwa karyawan Apple harus bisa bekerja enam belas jam dalam sehari, yang diisi dengan satu meeting ke meetingberikutnya.

Farrell yang dahulu bekerja sebagai Quality Program Manager untuk program dukungan teknis AppleCare itu mengaku bahagia setelah keluar dari pekerjaan yang mungkin diidamkan banyak orang.

“Enam belas jam sehari diisi dengan rapat terus menerus, mungkin sudah biasa di perusahaan lain, namun meeting di Apple itu seperti agenda untuk menjatuhkan (karir) seseorang,” demikian tulis Farrel dalam blog resminya.

Budaya di dalam Apple itu menurut Farrell bukan hanya memiliki tuntutan tinggi, namun juga picik dan kebanyakan karyawan mencoba saling menjatuhkan agar dirinya sendiri yang sukses.

Spirit dalam tim hampir tidak ada karena menurut Farrell setiap orang saling menyerang dan memiliki agenda untuk menyenangkan dirinya sendiri.

Dikutip KompasTekno dari situs BGR, Rabu (8/4/2015), curhatan Farrell tentang kondisi kantor Apple yang menurutnya tidak sehat itu juga membuatnya kehilangan waktu bersama keluarga.

“Saya menolak perjalanan dinas karena waktu itu harus mendampingi istri saya yang sedang hamil, yang terjatuh dari tangga dan harus dirawat di rumah sakit,” ujar Farrell.

Namun karena menolak perjalanan dinas, penilaian kinerja Farrell menjadi minus, dan dibawa ke tingkat manajemen, walau alasan keluarga yang darurat di atas telah diutarakan Farrell.

Selain itu, Farrell juga mengaku sering mendapat pesan yang nadanya menyerang melalui perangkat smartphone-nya. Hal itu terjadi tidak kenal waktu, entah saat dirinya di kantor atau sudah di rumah.

“Kamu online nggak? Status kamu sedang away, kamu baca pesan aku nggak?” demikian dicontohkan Farrell.

Farrell juga mengaku sering menerima voicemail yang kasar saat ia terlambat sau menit saja dalam pertemuan rapat. Ia juga sering dilecehkan terkait dengan etika kerja orang Australia.

Menurut orang manajemen yang berasal dari Singapura, orang Australia itu tidak bersahabat dan hanya mau bekerja dengan sesama orang Australia saja.

Curhatan Farrell lebih lengkap bisa dibaca di blog pribadinya di tautan berikut ini.

sumber : KOMPAS.com

Operator Singapura Bikin Pesaing WhatsApp dan Skype

Operator telekomunikasi terbesar se-Asia Tenggara, Singtel, merilis aplikasi yang bakal jadi saingan Skype dan WhatsApp. Dinamai Wavee, aplikasi tersebut mengakomodasi fungsi panggilan suara, video, dan pesan singkat.

Saat ini, Wavee sudah bisa diunduh pada sistem operasi iOS dan Android. DilansirKompasTekno, Jumat (10/4/2015) dari Techcrunch, Wavee juga memiliki fitur-fitur tambahan lainnya. Beberapa fitur itu serupa dengan fitur-fitur pada layanan chattingpendahulunya.

Fitur itu termasuk untuk membagi lokasi, foto dan video. Selain itu, pengguna dapat memanfaatkan alat sketsa yang tersemat untuk menggambar objek sesuka hati. Tak lupa, layaknya Line, aplikasi baru ini juga punya beragam stiker.

Layaknya Skype, Wavee mengizinkan para penggunanya saling bertukar file dan pesan sembari melakukan panggilan suara.

Yang berbeda dari layanan chatting lainnya, Wavee memungkinkan integrasi chattingdengan SMS. Pengguna bisa mengirim SMS dari aplikasi ini. Bagi pengguna yang tak ingin ruwet membuka banyak layanan untuk berkomunikasi, kemampuan ini bisa membantu.

Singtel juga mengklaim koneksi Wavee bakal lebih stabil dari aplikasi lainnya. Setidaknya bagi mereka yang menggunakan operator Singtel. Ihwalnya, Wavee disisipi pendeteksi kekuatan koneksi untuk optimalisasi jaringan. Dengan itu, tak bakal ada panggilan yang mati di tengah jalan.

Satu hal yang menjadi pertanyaan para pengamat telekomunikasi adalah, apakah kehadiran Wavee akan mengubah pendekatan Singtel untuk Skype, WhatsApp, dan layanan serupa lainnya?

Perlu diketahui, tahun lalu kepala eksekutif Singtel Chua Sock Koong membeberkan bahwa operator telekomunikasi seyogyanya diizinkan untuk bermitra dengan layanan semacam Skype dan WhatsApp.

“Untuk menciptakan ruang pendapatan yang berkelanjutan,” begitu katanya kala itu. Pengamat telekomunikasi curiga, Singtel bakal mengenakan biaya tambahan untuk WhatsApp dan Skype. Tapi, belum ada konfirmasi jelas yang mengamini praduga tersebut.

sumber : KOMPAS.com

Misi Membuat (Harga) Smartphone Lebih Merakyat

http://images.detik.com/content/2015/04/12/317/153218_132016_akalo.jpg

Coba bayangkan, ada jalan tol yang lebar dan dipercantik dengan aspal nan mulus namun cuma sedikit mobil yang melintas. Tentu sangat mubazir, bukan?

Nah, analogi inilah yang diibaratkan dengan jaringan seluler yang sudah dibangun operator telekomunikasi. Ketika mereka sudah melakukan ekspansi jaringan 3G atau bahkan 4G secara besar-besaran ke berbagai kota, namun belum seberapa yang memanfaatkan.

Berkaca dari gambaran 140 juta pelanggan Telkomsel misalnya. Dari empat area bisnis yang digarap, area satu yang mencakup seluruh Sumatera tercatat cuma memiliki penetrasi smartphone di angka 23%. Area dua mencakup Jabotabek-Jabar 50%, area tiga Jateng-Bali-Nusra 40%, serta area empat Pamasuka (Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan) 26%-27%.

Padahal ibarat jalan tol tadi, jaringan 3G atau 4G yang bisa diakses lewat smartphone ini merupakan jalan pintas bagi pengguna untuk naik kelas menuju level selanjutnya. Lewat kemajuan teknologi ini pula pengguna diharapkan dapat dipermudah dengan berbagai hal dan informasi yang ditawarkan.

Ya, mungkin mereka mau tapi karena masih minim informasi atau berbagai hambatan lain sehingga belum terealisasi untuk hijrah. Untuk itu diperlukan kolaborasi dari semua stakeholder terkait agar bisa lebih membuat smartphone jadi lebih merakyat.

Program inilah yang coba diinisiasi Telkomsel dengan menggandeng mitra pemilik brand dan distributor ponsel. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 30 partner yang digaet. Kolaborasi ini pun bisa dibilang sebagai aksi keroyokan memasyarakatkan smartphone.

Menurut Vice President Prepaid & Broadband Marketing Telkomsel Ririn Widaryani, pertemuan Telkomsel dan 30 mitranya tersebut sudah melahirkan komitmen untuk meningkatkan pengguna smartphone di Indonesia, khususnya di jaringan Telkomsel.

“Telkomsel sendiri punya target 55 juta pengguna smartphone sampai akhir tahun 2015. Dan sampai bulan Februari, masih kurang 16 juta pengguna,” ujarnya saat berbincang dengan media di Hotel Grand Aston City Hall, Medan.

“Itu yang kita kejar sampai akhir tahun dengan dukungan semua brand, mulai dari BlackBerry, Samsung, Nokia, Apple sampai local brand seperti Evercoss, Mito semuanya ada 30 brand. Distributor besar yang bermain di ponsel juga ikut yakni Erajaya Group, Trikomsel dan TiPhone. Ini benar-benar strategi kolaborasi yang sangat kritikal bagi Telkomsel untuk mengejar target tahun ini,” papar Ririn, antusias

Realisasi dari kolaborasi ini nantinya bisa berbagai macam. Namun satu hal yang dianggap sangat krusial adalah misi untuk memigrasikan sebanyak 3 juta pengguna feature phone ke smartphone di 6 kota utama: Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan dan Makasar.

Keenam kota tersebut juga menjadi garda terdepan Telkomsel dalam meluncurkan layanan 4G LTE secara komersial. “Targetnya di kota-kota itu harus sudah migrasi ke smartphone sampai sebelum lebaran, sampai akhir Juni lah. Sekarang jumlahnya sudah 20-an juta,” ungkap Ririn.

Bentuk kerja sama dari program migrasi itu nantinya akan disediakan paket penawaran yang menarik kepada pelanggan agar mau mengganti ponsel lawasnya. Distributor dan vendor memberikan spesial harga dan Telkomsel berperan dalam memberi spesial value ke pelanggan.

“Jadi disasar secara khusus, nanti kita sudah tahu pelanggan-pelanggan yang mau dimigrasikan. Kita hubungi dan silakan pilih mau handsetnya yang mana, datang ke toko dan kasih diskon cukup besar,” Ririn mengungkapkan.

Secara angka persis belum diketahui berapa harga termurah yang bakal ditawarkan. Jadi ini masih sebatas menyamakan visi dan menegaskan komitmen. Meski bersifat nasional tetapi program migrasi di 6 kota utama bakal lebih didorong realisasinya.

“Khusus untuk area satu wilayah operasional Telkomsel — yang meliputi pulau Sumatera — itu masterpiece-nya adalah smartphone dan kita akan jalankan program smartphone di area satu. Per hari ini ada weekend sale, di toko Global Teleshop dan Oke Shop Medan, Pekanbaru dan Palembang,” kata Ririn.

“Bagi Telkomsel ini adalah milestone untuk sustainability growth. Kita hanya akan tumbuh dengan layanan data. Nah, layanan data basisnya adalah smartphone. Kita sudah bangun network besar-besaran namun kalau network ini tak diisi, ya (mubazir). Mau nggak mau ya (memang) harus di situ (meningkatkan penetrasi smartphone),” ia menandaskan.

sumber : detik.com

Dua Negara Ini Jadi Panutan e-Commerce Indonesia

 

http://images.detik.com/content/2015/04/13/319/raxl46.jpg

Menurut Menkominfo Rudiantara, kedua negara ini bisa menjadi kiblat panutan Indonesia agar bisa sukses mengembangkan bisnis industri e-commerce di tahun-tahun mendatang. Siapa negara yang dimaksud?

“Kalau e-commerce kita mau sukses ya kita adopsi saja China dan Amerika Serikat. Tinggal kita kombinasikan keduanya,” kata menteri yang akrab disapa Chief RA di sela pertemuan dengan para pebisnis e-commerce di rumah dinasnya, Widya Chandra, Jakarta.

Menurutnya, e-commerce di kedua negara itu berhasil tumbuh besar dengan ciri khas masing-masing. Di China, misalnya, keberhasilan e-commerce raksasa seperti Alibaba terjadi karena ada campur tangan pemerintah. Semua kebijakan dan fungsi yang terkait sektor tersebut dipantau dari titik awal hingga hasilnya.

“Kita pelajari mengapa e-commerce China bisa begitu besar, Ternyata di China, e-commerce memang heavily driven by government. Dari tahun ke tahun apa, jadi semuanya kelihatan,” jelasnya.

“Misalnya, kementerian di China mengeluarkan kebijakan apa, semuanya terintegrasi. Mulai dari 2011 mereka mengeluarkan apa dan menghasilkan apa, kemudian 2012 dan 2013. Nah dari situ terlihat pertumbuhannya jadi seperti apa,” papar Rudiantara.

Mantan komisaris dan direksi sejumlah operator telekomunikasi ini pun menuturkan apa yang telah dilakukan China bisa menjadi inspirasi baginya dalam mendorong pertumbuhan e-commerce. Namun, dia mencatat bahwa Indonesia tidak dapat diperlakukan sama.

Alhasil, menteri pun mau tak mau harus melirik ke Amerika Serikat yang juga berhasil mengembangkan bisnis e-commerce. Ternyata, dalam pengamatannya ada hal berbeda di Negara Paman Sam itu.

Di sana, industri tersebut besar justru karena didorong oleh pertumbuhan pasar. Terutama ketika terjadi dotcom bubble pada kurun 90-an silam yang memunculkan perusahaan-perusahaan internet yang kini besar, seperti Amazon.com dan eBay.com.

“Kita lihat lagi Amerika. Mereka modelnya beda karena heavily driven by market, terutama oleh dotcom bubble pada waktu itu. Soal ini ibarat yang satu didorong oleh teman, yang satunya didorong oleh pemerintah,” ujar Rudiantara.

“Nah, kita harus dua-duanya, kombinasi antara pemain e-commerce dan pemerintah. Kita bukan negara China yang heavily driven by government,” pungkasnya.

sumber : detik.com

Facebook Masih Didominasi Remaja, Bukan Orang Tua

Awal 2004 menjadi momentum masuknya era jejaring sosial dengan kemunculan Facebook. Kemudian, platform yang didirikan Mark Zuckerberg tersebut mulai populer pada pertengahan 2006. Jauh sebelum itu, peran Facebook diemban Friendster.

Seiring berjalannya waktu, ikatan antara manusia dan media sosial semakin erat. Fenomena ini diiringi kehadiran media sosial baru seperti Twitter, Instagram, Path, Vine, hingga Snapchat.

Praktis, Facebook jadi kakak sulung di antara semua media sosial populer saat ini. Pada Oktober 2013, CFO Facebook David Ebersman mengakui kecenderungan remaja yang mulai enggan aktif di Facebook. “Jumlah pengguna aktif Facebook dari kalangan remaja menurun,” katanya.

Remaja-remaja itu digantikan oleh orang tua mereka, bahkan orang tua dari orang tua mereka. Dilengserkan dari Facebook, netizen remaja hijrah ke Instagram dan Path.

Stereotip bahwa Facebook kini hanya disesaki kalangan orang tua bisa jadi telah menyebar dan pada satu titik benar. Namun, jika remaja dikatakan telah benar-benar punya rumah baru, barangkali perlu dikaji ulang.

Dilansir KompasTekno, Kamis (9/4/2015) dari Recode, lembaga penelitian Paw Research mengungkap bahwa Facebook masih menjadi andalan bagi para remaja.

Setidaknya 71 persen remaja dengan rentang usia 13 hingga 17 tahun masih menggunakan jejaring sosial tersebut. Bahkan, 41 persen di antaranya mengaku bahwa Facebook adalah situs yang paling sering mereka kunjungi.

Angka pengguna yang diraup Facebook lebih banyak daripada jumlah netizen gabungan yang dimiliki Google+ dan Twitter. Pasalnya, pengguna remaja yang bertengger di kedua platform tersebut masing-masing hanya 33 persen.

Setelah Facebook, Instagram dilaporkan punya massa netizen terbanyak kedua. Media penghimpun foto tersebut menarik minat 52 persen remaja. Tapi perlu diketahui, Instagram juga berada di bawah naungan Facebook.

Menyusul setelahnya ada Snapchat dengan 41 persen pengguna remaja. Lalu Twitter dan Google+, Vine (24 persen), Tumblr (14 persen), dan sisanya media sosial lain (11 persen). Secara global, Path tak termasuk dalam media sosial dengan pengguna remaja terbanyak. Platform tersebut hanya berjaya di Indonesia.

Internet secara umum dan media sosial secara khusus sepertinya telah melengserkan mainan tradisional sebagai hiburan para remaja. Kehidupan di ranah maya dipandang sebagai sesuatu yang sama pentingnya dengan kehidupan di dunia nyata.

Dalam penelitiannya tentang media sosial yang mendominasi remaja, Pew Researchsekaligus membeberkan kebiasaan remaja dalam penggunaan internet. Hasilnya, ditemukan hampir 25 persen remaja menggunakan internet sepanjang hari tanpa henti.

Sedangkan 50 persen remaja menjalani kehidupan di ranah online berkali-kali dalam kurun waktu 24 jam setiap harinya.

Dilaporkan, pada dasarnya hampir semua remaja (94 persen) bergantung pada akses internet dan menjalani kehidupan di ranah online dengan kurun waktu berbeda-beda. Penelitian ini mengambil sampel lebih dari 1000 remaja dengan latar belakang berbeda-beda.

sumber : KOMPAS.com

Setelah 2 Tahun, Google “Edit” Snapseed

Sudah hampir dua tahun sejak Google membeli Snapseed dan membiarkannya tidak “diedit” alias diperbarui. Tetapi ternyata raksasa teknologi itu masih peduli, setidaknya kali ini mereka mengeluarkan sebuah pemutakhiran besar pada fitur-fitur aplikasi editing foto tersebut.

Pemutakhiran besar-besaran itu disebut sebagai Snapseed 2.0, membawa sejumlah alat baru berupa lens blur, tonal contrast, intelligent perspective transform dan spot healing.

Selain soal alat-alat baru, seperti yang dikutip KompasTekno dari The Verge, Jumat (10/4/2015), Snapseed 2.0 dioptimalkan agar proses pengeditan dan penerapan efek lebih mudah dikendalikan penggunanya.

Misalnya, pengguna dapat memoles bagian tertentu foto dengan satu efek, sementara bagian lainnya dipoles menggunakan efek lain. Proses pengeditan macam itu dapat diperoleh bila menggunakan kuas yang terdapat dalam Snapseed 2.0.

Tambahan lainnya, Google membuat aplikasi ini fokus pada tema pengeditan yang tidak merusak foto. Mereka menyematkan fitur “stacks” yang membuat pengguna bisa membatalkan perubahan yang sudah dibuat dalam foto mereka.

Semua pengaturan yang sudah diterapkan pada foto pun dapat digandakan, sehingga pengguna Snapseed 2.0 jadi lebih mudah dan ringkas ketika mengedit. Pengaturan tidak perlu diulang, cukup copy dan paste dari satu foto ke foto lain.

Google membeli Snapseed pada 2012 silam. Sejak pembelian tersebut, mereka menerapkan fitur-fitur milik aplikasi manipulasi foto itu ke dalam Google+ juga layanan foto di dalamnya. Walaupun begitu, Snapseed tetap lebih tangguh dalam hal pengeditan foto bila dibandingkan hal yang sudah diterapkan Google dalam layanannya.

Pemutakhiran Snapseed ini, dikabarkan oleh The Verge, bisa jadi indikasi rencana raksasa teknologi itu untuk melanjutkan pengembangan Snapseed. Terutama untuk memenangkan persaingan di antara aplikasi manipulasi foto lain, seperti Instagram, VSCO cam, Afterlight dan banyak lagi sejenisnya.

Bedanya dengan aplikasi lain, Snapseed ditawarkan gratis sedangkan aplikasi lain seperti VSCO cam dan Afterlight cenderung berbayar. VSCO cam menawaran in-app purchaseberbayar berupa filter foto, sementara Afterlight mengharuskan penggunanya membayar sebelum bisa mengunduh aplikasi mereka.

Pemutakhiran terbaru Snapseed dirilis pada Kamis (9/4/2015) waktu Amerika Serikat. Pantauan KompasTekno sendiri, pemutakhiran tersebut belum muncul di Indonesia.

sumber : KOMPAS.com

Microsoft Buka Lowongan Kerja untuk Penyandang Autisme

Microsoft bakal buka lowongan pekerjaan untuk para penyandang autisme. Pabrikan Redmond ini bekerja sama dengan agensi penyedia lapangan kerja, Specialisterne.

Dilansir KompasTekno, Rabu (8/4/2015), dari Cnet, Specialisterne bertanggung jawab untuk melatih dan mencarikan pos-pos yang tepat di Microsoft bagi para penyandang autisme.

Program pelatihan bakal dimulai pada Mei mendatang. Sampai saat ini, ada 10 divisi kerja yang telah disiapkan untuk diisi oleh para penyandang autisme.

“Microsoft akan lebih kuat dengan mengakomodasi perbedaan di lingkungan kerja,” kata Wakil Presiden Korporat Global Mary Ellen Smith. Untuk diketahui, Smith memiliki anak berumur 19 tahun yang didiagnosis autis.

“Penyandang autisme membawa kekuatan yang kami butuhkan di Microsoft. Setiap individu berbeda dan memiliki kelebihan masing-masing,” demikian yang tertera pada blog Microsoft, yang ditulis oleh Smith.

Menurut dia, Microsoft adalah gudang talenta tempat semua orang dari semua latar belakang berkumpul.

Seperti diketahui, perhatian yang tinggi untuk penyandang autisme memang dimulai dari Microsoft. Pada 2001, perusahaan yang didirikan Bill Gates ini mengembangkan rencana kesehatannya untuk membantu terapi bagi anak-anak penyandang autisme.

Langkah Microsoft disusul raksasa teknologi lainnya, seperti Apple, Intel, Cisco, Oracle, dan Qualcomm. Microsoft seperti menginspirasi vendor lain untuk menghayati dan merayakan perbedaan.

“Pelanggan kami berbeda-beda, maka kami juga seharusnya berbeda-beda,” tutur Smith.

sumber : KOMPAS.com