Coba bayangkan, ada jalan tol yang lebar dan dipercantik dengan aspal nan mulus namun cuma sedikit mobil yang melintas. Tentu sangat mubazir, bukan?
Nah, analogi inilah yang diibaratkan dengan jaringan seluler yang sudah dibangun operator telekomunikasi. Ketika mereka sudah melakukan ekspansi jaringan 3G atau bahkan 4G secara besar-besaran ke berbagai kota, namun belum seberapa yang memanfaatkan.
Berkaca dari gambaran 140 juta pelanggan Telkomsel misalnya. Dari empat area bisnis yang digarap, area satu yang mencakup seluruh Sumatera tercatat cuma memiliki penetrasi smartphone di angka 23%. Area dua mencakup Jabotabek-Jabar 50%, area tiga Jateng-Bali-Nusra 40%, serta area empat Pamasuka (Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan) 26%-27%.
Padahal ibarat jalan tol tadi, jaringan 3G atau 4G yang bisa diakses lewat smartphone ini merupakan jalan pintas bagi pengguna untuk naik kelas menuju level selanjutnya. Lewat kemajuan teknologi ini pula pengguna diharapkan dapat dipermudah dengan berbagai hal dan informasi yang ditawarkan.
Ya, mungkin mereka mau tapi karena masih minim informasi atau berbagai hambatan lain sehingga belum terealisasi untuk hijrah. Untuk itu diperlukan kolaborasi dari semua stakeholder terkait agar bisa lebih membuat smartphone jadi lebih merakyat.
Program inilah yang coba diinisiasi Telkomsel dengan menggandeng mitra pemilik brand dan distributor ponsel. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 30 partner yang digaet. Kolaborasi ini pun bisa dibilang sebagai aksi keroyokan memasyarakatkan smartphone.
Menurut Vice President Prepaid & Broadband Marketing Telkomsel Ririn Widaryani, pertemuan Telkomsel dan 30 mitranya tersebut sudah melahirkan komitmen untuk meningkatkan pengguna smartphone di Indonesia, khususnya di jaringan Telkomsel.
“Telkomsel sendiri punya target 55 juta pengguna smartphone sampai akhir tahun 2015. Dan sampai bulan Februari, masih kurang 16 juta pengguna,” ujarnya saat berbincang dengan media di Hotel Grand Aston City Hall, Medan.
“Itu yang kita kejar sampai akhir tahun dengan dukungan semua brand, mulai dari BlackBerry, Samsung, Nokia, Apple sampai local brand seperti Evercoss, Mito semuanya ada 30 brand. Distributor besar yang bermain di ponsel juga ikut yakni Erajaya Group, Trikomsel dan TiPhone. Ini benar-benar strategi kolaborasi yang sangat kritikal bagi Telkomsel untuk mengejar target tahun ini,” papar Ririn, antusias
Realisasi dari kolaborasi ini nantinya bisa berbagai macam. Namun satu hal yang dianggap sangat krusial adalah misi untuk memigrasikan sebanyak 3 juta pengguna feature phone ke smartphone di 6 kota utama: Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan dan Makasar.
Keenam kota tersebut juga menjadi garda terdepan Telkomsel dalam meluncurkan layanan 4G LTE secara komersial. “Targetnya di kota-kota itu harus sudah migrasi ke smartphone sampai sebelum lebaran, sampai akhir Juni lah. Sekarang jumlahnya sudah 20-an juta,” ungkap Ririn.
Bentuk kerja sama dari program migrasi itu nantinya akan disediakan paket penawaran yang menarik kepada pelanggan agar mau mengganti ponsel lawasnya. Distributor dan vendor memberikan spesial harga dan Telkomsel berperan dalam memberi spesial value ke pelanggan.
“Jadi disasar secara khusus, nanti kita sudah tahu pelanggan-pelanggan yang mau dimigrasikan. Kita hubungi dan silakan pilih mau handsetnya yang mana, datang ke toko dan kasih diskon cukup besar,” Ririn mengungkapkan.
Secara angka persis belum diketahui berapa harga termurah yang bakal ditawarkan. Jadi ini masih sebatas menyamakan visi dan menegaskan komitmen. Meski bersifat nasional tetapi program migrasi di 6 kota utama bakal lebih didorong realisasinya.
“Khusus untuk area satu wilayah operasional Telkomsel — yang meliputi pulau Sumatera — itu masterpiece-nya adalah smartphone dan kita akan jalankan program smartphone di area satu. Per hari ini ada weekend sale, di toko Global Teleshop dan Oke Shop Medan, Pekanbaru dan Palembang,” kata Ririn.
“Bagi Telkomsel ini adalah milestone untuk sustainability growth. Kita hanya akan tumbuh dengan layanan data. Nah, layanan data basisnya adalah smartphone. Kita sudah bangun network besar-besaran namun kalau network ini tak diisi, ya (mubazir). Mau nggak mau ya (memang) harus di situ (meningkatkan penetrasi smartphone),” ia menandaskan.
sumber : detik.com