5 Tips Menghemat Kuota Internet

Seiring makin banyaknya komunikasi yang dilakukan menggunakan ponsel, kebutuhan paket data atau kuota internet pun semakin besar. Tapi perhatikan, jangan sampai kebutuhan tersebut justru membuat Anda jadi boros.

Saat ini, pengguna bisa memilih antara paket internet unlimited atau berdasarkan kuota. Keduanya sama-sama punya batas wajar pemakaian.

Bedanya hanyalah pada paket unlimited, pengguna tetap bisa mengakses internet meski kecepatannya jadi sangat lambat. Sedangkan pada paket kuota, koneksi internet bisa langsung putus.

Artinya, apapun paket yang digunakan Anda tetap harus menghemat agar koneksi ke internet tetap lancar dan tidak menggerus isi dompet. Alternatif yang paling utama dalam hal ini, tentu saja mencari atau menghubungkan ponsel ke WiFi setiap kali sedang berada di tempat yang menyediakan WiFi gratis.

Selain WiFi, berikut ini beberapa tips yang dirangkum KompasTekno, Rabu (8/4/2015) agar konsumsi data tidak boros.

1. Awasi penggunaan data

Sebelum menghemat penggunaan data, ada baiknya pengguna mengenali tipe-tipe konsumsi datanya. Apakah lebih sering habis karena media sosial, browsing, bermaingame, menonton video online atau justru karena digunakan mengunduh aplikasi.

Pengguna bisa dengan mudah mengenali hal tersebut melalui menu di masing-masing ponsel, baik sistem operasi Android, iOS atau Windows Phone.

Menu ini biasanya ada dalam bagian pengaturan. Ketika dibuka akan menunjukkan berapa banyak data yang telah digunakan dan aplikasi apa saja yang menggunakannya.

Selain menggunakan aplikasi bawaan, ada juga aplikasi buatan pihak ketiga yang bisa dipakai menghitung konsumsi data. Misalnya, pengguna Android bisa mencoba aplikasi bernama Onavo Count untuk melacak penggunaan data.

Setelah mengetahui aplikasi apa saja yang banyak menggunakan data, tentu pengguna lebih mudah mengatur kapan menjalankan aplikasi tersebut. Misalnya, hanya membuka Path ketika terhubung dengan WiFi atau pada jam-jam tertentu ketika operator layanan komunikasi sedang memberikan bonus kuota internet.

2. Matikan update otomatis

Update otomatis membuat pengguna selalu bisa mendapatkan aplikasi terbaru tanpa harus repot. Tapi bila tak terkendali, fitur ini malah jadi jebakan yang bisa membabat habis kuota data.

Bayangkan, bila Anda sedang menggunakan layanan data dari koneksi mobile lalu tanpa disadari ada sejumlah aplikasi yang otomatis diperbarui.

Satu aplikasi tersebut katakanlah berukuran 30 MB. Ketika pemutakhiran otomatis terjadi pada lima aplikasi dengan ukuran serupa saja sudah 150 MB yang hilang dari kuota data.

Sebaiknya pengguna mematikan saja fitur ini, dan memilih opsi melakukan pembaruan aplikasi secara manual atau otomatis hanya saat terkoneksi dengan WiFi. Tujuannya agar aplikasi, misalnya Google Play Store tidak otomatis mengunduh pembaruan menggunakan koneksi seluler.

3. Minimalkan download aplikasi

Kurangi mengunduh aplikasi melalui koneksi seluler. Ukuran file sebuah aplikasi sebenarnya bervariasi, tidak seluruhnya berukuran besar. Namun bila Anda termasuk yang suka bermain game, perhatikanlah ukuran file yang diunduh.

Seringkali game dengan tampilan grafis tiga dimensi memiliki file berukuran besar. Misalnya, Contract Killer keluaran Glu Mobile, yang berukuran sekitar 295 MB.

Kadangkala, setelah dipasang pun masih ada data-data pendukung lain yang mesti diunduh oleh game jenis ini. Ketika ditotal, data yang diunduh pun bisa hampir mencapai 1 GB. Jumlah sebesar ini tentu saja akan memakan banyak kuota data, apalagi jika sering dilakukan.

Bila harus mengunduh game seperti ini, sebaiknya mencari koneksi WiFi gratis atau lakukan saat Anda berada di lokasi-lokasi tertentu yang memang menawarkan WiFi. Alternatif lain untuk menghemat, cobalah untuk mengunduh aplikasi tersebut saat operator yang digunakan memberikan bonus kuota.

Aplikasi lain, seperti Facebook, Instagram atau Path, biasanya berukuran kecil ketika pertama kali diunduh. Namun konsumsi datanya bisa membesar saat digunakan. Path, misalnya bisa mengkonsumsi ratusan megabyte kuota data untuk menampilkan linimasanya yang berjejal dengan foto.

Bila masalah terbesar dalam kuota data Anda adalah soal aplikasi jejaring sosial seperti ini, cobalah mengatur waktu penggunaan aplikasi tersebut. Misalnya dengan mengurangi unggahan foto, mengurangi refresh linimasa aplikasi hingga hanya membukanya saat terhubung dengan WiFi.

4. Pintar menonton video online

Menonton video di YouTube ketika sedang di perjalanan memang menyenangkan, tapi jangan kaget bila ini membuat kuota data cepat habis. Streaming video adalah salah satu layanan yang membutuhkan data dalam jumlah besar.

Bila ingin menghemat kuota data Anda, sebaiknya hindari menonton streaming video menggunakan koneksi seluler. Alternatif lain, menonton streaming atau mengunduh video yang diinginkan ketika terhubung ke WiFi gratis.

Jika memang harus menonton via koneksi seluler, dapat diakali dengan menurunkan kualitas video. Biasanya pada YouTube terdapat pilihan antara 270p hingga 1080p. Semakin rendah kualitasnya, ukuran data yang dibutuhkan per detik pun semakin kecil.

Alternatif lain, YouTube punya fitur baru yang bikin penggunanya bisa menonton videooffline. Nah, dengan memanfaatkan fitur ini, Anda bisa mengunduh video YouTube yang diinginkan saat ada koneksi WiFi, lalu menontonnya di waktu lain.

Tapi perlu dicatat bahwa tidak semua video bisa diunduh ke dalam versi offline. Cek link ini untuk mengetahui soal fitur YouTube offline.

5. Kompresi data di browser

Sejumlah peramban atau browser memiliki fitur bawaan yang otomatis memampatkan data. Fitur ini sangat berguna untuk mereka yang sering menjelajah internet menggunakan ponsel.

Peramban yang memiliki fitur ini, antara lain adalah Chrome dan Opera Mini. Keduanya menggunakan server mereka sendiri untuk mengompres data situs yang dikunjungi pengguna, lalu mengirimkannya dalam bentuk data yang sudah diperkecil.

sumber : KOMPAS.com

Inikah Operator Jawara Indonesia?

Ajang tahunan Selular Award kembali digelar di tahun 2015 ini. Penghargaan yang sudah masuk ke tahun 12 ini diberikan kepada stakeholder industri telekomunikasi selular di Indonesia ini telah digelar sejak 2004 dan diprakarsai oleh Selular Media Group.

Di tahun ini, Selular Award mengambil tema “Towards Mobile Broadband Era”. Tema ini diangkat sebagai penanda layanan mobile broadband berbasis teknologi 4G yang digadang-gadang menjadi solusi terhadap kebutuhan akan akses internet lebih cepat, sekaligus menjadi landasan dalam mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi yang mengarah ke industri digital.

“Dengan tema tersebut, kami berharap industri selular di Tanah Air tumbuh semakin cemerlang, seiring dengan hadirnya akses internet cepat berteknologi 4G yang sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia,” kata Uday Rayana, CEO Selular Media Group.

Untuk penghargaan Selular Award ini, Selular Media Group melakukan penilaian menggunakan panel tim redaksi dan melakukan survei. Survei dilakukan secara online untuk penilaian kategori operator dan teknologi.

Sedangkat kategori produk dan aksesoris menggunakan penilaian objektif dari panel tim redaksi berdasarkan review produk yang telah dilakukan sepanjang bulan April 2014 hingga Maret 2015.

Survei online ditayangkan di website Selular.id yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama pada bulan Februari 2015 yang melibatkan 634 responden.

Tahap kedua dilakukan pada akhir Februari hingga pertengahan Maret 2015 yang diikuti 1133 peserta.  Responden berasal dari seluruh Indonesia dengan sebaran 10 provinsi tertinggi adalah Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Yogyakarta, Sumatera Utara, Aceh, Bali dan Kepulauan Riau.

Tahun ini, ada 35 penghargaan yang diberikan kepada industri dan pelaku industri mulai dari penghargaan untuk smartphone, tablet, layanan operator, aksesoris, teknologi, e-commerce, hingga penghargaan khusus kepada tokoh yang dianggap berperan penting bagi kemajuan industri telekomunikasi.

Berikut daftar pemenang Selular Award ke-12:

Kategori Produk
1. Best Camera Smartphone: Samsung Galaxy Note 4
2. Best Selfie Smartphone: Smartfren Andromax V3S
3. Best Design Smartphone: Lenovo Vibe X2
4. Best Innovative Smartphone: LG G3
5. Most Valuable Smartphone: Evercoss One X
6. Best New Comer Smartphone: WIKO Gateway
7. Best Affordable 4G Smartphone: Polytron Zap 5
8. Best Selling National Tablet Brand: Advan
9. Best Innovative Tablet: Lenovo Yoga Tablet 2 Pro
10. Most Valuable Smartwatch: Speed Up Smartwatch

Kategori Operator
1. Best Mobile Data Services: Smartfren
2. Best Digital Services: Telkomsel
3. Best Customer Care Services: XL Axiata
4. Best CSR Program: Indosat (Indosat Wireless Innovation Contest)
5. Best Mobile Payment Services: Telkomsel
6. Best Innovative Services: Indosat
7. Best Youth Product: Indosat (IM3)
8. Most Favorite 4G Provider: Bolt! Super 4G
9. Best Prepaid Card: XL Prabayar
10. Best Postpaid Card: Kartu Halo Telkomsel
11. Best CDMA Operator: Smartfren
12. Best GSM Operator: Telkomsel
13. Operator of The Year: Telkomsel

Kategori Aksesoris
1. Best Reliable Accessories Brand: Hippo
2. Best Local Battery Manufacturer: DSBC
3. Best Premium Accessories: Royal
4. Best Accessories Store: Wellcomm

Kategori Teknologi
1. Best Network Technology: ZTE
2. Best Mobile Processor: Intel
3. Best Local App: Go-Jek
4. Best Online Store: Lazada
5. Best Online Classified: OLX

Kategori Special Award
1. CEO of The Year: Rodolfo Paguia Pantoja, President Director PT Smartfren Telecom, TBK
2. Lifetime Achievement: Hasnul Suhaimi

sumber : KOMPAS.com

Bolt Habiskan Jatah di Banten

http://images.detik.com/content/2015/04/08/328/boltt46.jpg

Bolt saat ini memegang lisensi Broadband Wireless Access (BWA) di zona 4, yaitu Jabodetabek dan Banten. Ini artinya mereka bisa menggelar layanan data 4G LTE di kawasan tersebut.

Namun layanan Bolt saat ini baru tersedia di Jabodetabek dan Medan — di mana mereka bekerja sama dengan FirstMedia sebagai pemegang lisensi BWA di zona 1. Dan ke depannya, Bolt bakal memperluas jangkauannya ke Banten, untuk menghabiskan jatah lisensi tersebut.

“Kami akan memperluas ke Banten, karena sudah punya lisensi untuk di sana,” ujar Dicky Moechtar, CEO Bolt kepada detikINET selepas acara peluncuran produk terbarunya di Senayan City, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Di provinsi itu, nantinya Bolt akan memusatkan layanannya di kota Serang dan Cilegon. “Banten itu daerahnya luas, tapi penduduknya tak terlalu banyak. Terpusat di Serang dan Cilegon, jadi kami akan fokus di sana,” ujar Dicky.

Perluasan cakupan layanan ini juga ada kaitannya dengan target Bolt untuk menambah jumlah pelanggannya dari 1,4 juta ke 3 juta pelanggan.

Mereka juga berencana untuk menambah jumlah BTS-nya di Jabodetabek dari 3.000 menjadi 4.000 unit. Sementara untuk kawasan Banten sendiri, jumlah ini tak termasuk BTS yang harus mereka bangun untuk memperluas layanannya ke Banten.

sumber : detik.com

Windows 10 Belum Hadir, Microsoft Sudah Siapkan Redstone

http://images.detik.com/content/2015/04/09/317/windowsredstone.jpg

Meskipun Windows 10 sejatinya belum dirilis, namun beredar kabar Microsoft sudah menyiapkan update untuk sistem operasinya yang diberi nama Threshold tersebut.

Ya, rencana Microsoft untuk Windows 10 rupanya lebih panjang dari yang diperkirakan. Sederet tahapan perilisan Windows 10 sudah disiapkan sejak sekarang.

Dikutip detikINET dari Venture Beat, Kamis (9/4/2015), di 2016 Microsoft sudah merencanakan untuk merilis update Windows 10. Redstone, demikian nama update tersebut.

Pemilihan nama Redstone sendiri terbilang unik. Bagi yang akrab dengan Minecraft, Redstone pasti tahu kalau Redstone adalah item populer di game tersebut.

Windows 10 sendiri memang tak lagi dibuat khusus untuk PC desktop, melainkan sudah diposisikan sebagai ‘OS sapu jagat’. Artinya, Windows 10 akan berjalan dan menyesuaikan diri untuk desktop, tablet dan smartphone.

Windows 10 diperkirakan akan tersedia pada pertengahan 2015. Untuk sementara waktu, Microsoft akan meluncurkan Windows 10 ‘Insider Program’.

Program ini memberikan kesempatan bagi pengguna ‘kelas berat’ untuk mencoba dan memberi masukan ke Microsoft dalam pengembangan sistem operasi ini.

sumber : detik.com

WhatsApp akan Terintegrasi Facebook

Facebook dan WhatsApp, meski keduanya kini ‘bersaudara’, masih menjadi layanan berbeda tanpa saling terintegrasi satu sama lain. Kabarnya, akan segera ada perubahan yang akan menyatukan layanan mereka.

Sepanjang pekan kemarin, sang raksasa jejaring sosial sedang menguji integrasi layanannya dengan aplikasi Facebook di Android. Sejumlah situs dan blog teknologi melansir screenshot yang menampilkan hasil integrasi tersebut.

Pada tampilan screenshot, tampak ikon WhatsApp ditambahkan pada bagian kanan bawah sebuah postingan Facebook. Dengan mengklik ikon tersebut, pengguna bisa membagi postingan dari Facebook ke kontak WhatsApp mereka.

Sebenarnya ini fitur sederhana. Semua orang bisa membagi postingan Facebook dengan teman mereka. Hanya saja, dengan keberadaan tombol WhatsApp akan memudahkan dan hemat waktu sehingga bisa langsung membaginya.

Belum diketahui apakah Facebook akan merilis fitur ini untuk umum atau sekedar melakukan uji coba. Namun seperti dilansir Ubergizmo, Senin (6/4/2015), jika melihat WhatsApp dan Facebook belakangan terlihat mulai menjadi ‘satu’, kemungkinan fitur ini bakal terwujud.

sumber : detik.com

Turki Blokir Twitter dan Youtube

http://images.detik.com/content/2015/04/07/398/073042_034705_turki.jpg

Pengadilan Turki telah memerintahkan untuk melakukan pemblokiran terhadap jejaring sosial Twitter dan YouTube. Pemblokiran tersebut diberlakukan karena tersebarnya gambar pengepungan bersenjata di kantor kejaksaan yang menelan korban melalui kedua jejaring sosial itu.

Seperti dilansir BBC, Senin (6/4/2015), dalam pengepungan tersebut, dua orang bersenjata yang dilaporkan dari kelompok sayap kiri ini mengambil sandera seorang jaksa di Gedung Pengadilan Istanbul. Ketiganya tewas dalam baku tembak ketika polisi menyerbu gedung tersebut saat proses penyelamatan.

Sebelum melakukan pemblokiran pada situs-situs tersebut, pemerintah Turki terlebih dahulu menghentikan peredaran gambar di surat kabar yang diambil saat pengepungan pekan lalu. Pemerintah menuduh surat kabar-surat kabar tersebut menyebarkan “propaganda teroris” untuk kelompok DHKP-C (Partai Revolusioner dan Front Pembebasan Rakyat) yang dilaporkan berada di balik serangan terhadap gedung pengadilan.

DHKP-C dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat. Jaksa Penuntut Umum Mehmet Selim Kiraz, yang disandera rupanya sedang melakukan penyelidikan atas kematian seorang anak laki-laki saat protes anti-pemerintah yang terjadi pada tahun 2013.

Gambar-gambar yang sama menunjukkan penyerang memegang pistol dan mengarahkan ke kepala Kiraz itu juga tersebar di berbagai media sosial menurut laporan surat kabar Turki, Hurriyet. Total keseluruhan ada 166 situs berbagi gambar yang diblokir atas perintah pengadilan.

YouTube telah menerbitkan teks putusan pengadilan di situsnya dan mengatakan sebuah ‘langkah administrasi’ telah ditetapkan oleh otoritas telekomunikasi Turki. Facebook pun juga patuh terhadap pemblokiran itu namun Facebook meyakini bahwa pembatasan tersebut dicabut menyusul gambar yang dihapus.

Banyak warga Turki yang melaporkan melalui media sosial bahwa mereka sedang mengalami masalah dalam mengakses situs-situs tersebut dan banyak lainnya. Ini bukan pertama kalinya Pemerintah Turki melakukan pemblokiran terhadap jaringan dan situs media sosial.

Pada bulan Maret 2014 lalu blokir diberlakukan saat pemilihan umum di negara tersebut paska beredarnya rekaman yang diduga mengungkap korupsi di kalangan pejabat senior. Angka yang dikeluarkan oleh Twitter mengungkapkan bahwa Turki mengajukan permintaan lebih banyak untuk menghapus konten dari jejaring sosial daripada negara lain antara bulan Juli dan Desember 2014.

sumber : detik.com

Menkominfo Alokasikan Rp 50 Miliar untuk Sejuta Domain .id Gratis

http://images.detik.com/content/2015/04/06/328/194210_domain46.jpg

Menkominfo Rudiantara berencana mengalokasikan dana Rp 50 miliar untuk mendukung program sejuta domain web .id. Salah satu targetnya untuk mengurangi penggunaan bandwidth internasional.

Dalam pemaparannya, ‎dana Rp 50 miliar itu rencananya akan disiapkan dari anggaran Kementerian Kominfo di 2016 mendatang. Dana itu akan dialokasikan untuk membeli sejuta domain .id dan dibagikan secara gratis agar mau beralih dari domain .com.

“Daripada cuma promosi satu minggu gratis, nggak ada gregetnya. Tahun depan mau nggak kalau kita bayarin sejuta domain .id gratis,” kata menteri di ruang serba guna Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (6/4/2015).

Seperti diketahui, untuk membeli domain berakhiran .co.id memerlukan biaya Rp 100 ribu. Dan untuk domain .id akan dikenakan biaya Rp 500 ribu.

Namun menteri yakin, jika beli dalam jumlah besar bisa dapat diskon jadi sekitar Rp 50 ribu per domain atau kisaran Rp 50 miliar untuk sejuta domain.

‎Rudiantara juga menegaskan, angka Rp 50 miliar itu bukan suatu pemborosan yang akan menghabiskan uang negara. Justru menurutnya, dengan uang sebanyak itu bisa menekan pemborosan yang lebih besar lagi.

“Rp 50 miliar itu kecil, dibanding mereka bayar bandwidth internasional itu bisa ratusan miliar. Kualitas lebih bagus, kecepatan lebih bagus,” kata menteri.

“Harus ada yang hitung berapa savingnya, berapa bandwidth internasional yang bisa di-save karenaaftermarket policy kita. Kan saya tadi tanya adcostnya berapa, daripada program yang gak jelas, kan ini jelas Rp 50 miliar buat web .id.‎”

Yang penting mekanisme ini didorong ke public domain. Jadi kita keluar Rp 50 miliar itu apakah bertahap atau apa. Saya lebih senang begitu, daripada nggak jelas bikin program, kita rekomendasikan untuk pakai .id,” pungkas Chief RA.

sumber : detik.com

Path Bisa Dibuka dari PC Desktop

Aplikasi mobile populer, seperti Instagram dan Path biasanya hanya bisa diakses lewat smartphone atau tablet saja. Bagaimana jika mereka nantinya bisa dijalankan di komputer desktop?

Itulah yang bisa diwujudkan oleh App Runtime for Chrome (ARC). Proyek yang diumumkan oleh Google pada September tahun lalu ini memungkinkan aplikasi Android berjalan di komputer berbasis Chrome OS.

Belakangan, sebagaimana dirangkum Kompas Tekno dari ArsTechnica, Sabtu (4/4/2015), Google membuka ARC agar turut bisa berjalan di sistem operasi desktop lainnya lewat peramban Chrome.

Caranya mudah saja, cukup dengan menyiapkan file APK aplikasi dan memasang ekstensi ARC Welder di peramban Chrome. APK aplikasi yang bersangkutan lalu bisa dibuka dengan memakai ARC Welder.

Tampilan aplikasi yang dijalankan melalui ARC Welder di Chrome bisa diatur agar mengikuti format smartphone atau tablet, maupun orientasi portrait atau landscape. Langkah-langkah selengkapnya bisa dibaca di blog Google di tautan berikut.

Aplikasi Path dan Instagram pun bisa dibuat berjalan di Chrome dengan ARC Welder

Kompas Tekno mencoba membuka beberapa aplikasi Android lewat ARC Welder. Path dan Instagram bisa berjalan meski memerlukan waktu loading relatif lama. Path bahkan bisa menjalankan fungsi kamera dengan memakai kamera webcam terintegrasi di laptop.

Tapi mekanisme ini belum sempurna. Beberapa aplikasi lain bisa tersendat, mengalamicrash, atau tak bisa berjalan karena tidak menemukan dukungan services atau API yang diperlukan.

ARC Welder sendiri sebenarnya merupakan tool bagi para developer untuk menguji aplikasi Android mereka sebelum di-porting ke Chrome OS. ARC berbasis Android 4.4 dengan Dalvik VM yang menjalankan kode Android dengan kecepatan nyaris setara dengan platform native.

Kendati demikian, tetap saja ARC membuka peluang bagi Google untuk menarik developer aplikasi ke platform Chrome OS, dengan iming-iming cukup menulis aplikasi sekali saja untuk didistribusikan ke Android dan sistem operasi lain yang bisa menjalankan Chrome OS.

sumber : KOMPAS.com

Unik! Kampus Ini Sewakan iPad dari Vending Machine

http://images.detik.com/content/2015/04/04/398/ipad_rental.jpg

Di era modern seperti ini, kebutuhan orang terhadap gadget semakin tinggi, terlebih untuk urusan pendidikan.

Kendati demikian, tak sedikit dari para pelajar tersebut yang mampu untuk membeli smartphone atau tablet itu sendiri. Untunglah kampus ini menyediakan sebuah vending machine yang dapat menyewakan iPad.

Adalah Universitas Drexel, sebuah kampus yang terletak di Philadelphia, Amerikat Serikat. Dengan menggandeng mitra Free Library of Philadelphia, pihak Universitas Drexel menyediakan sebuah vending machine yang berfungsi sebagai alat penyewa iPad.

Dengan menggunakan kartu perpustakaan, para pelajar Universitas Drexel dapat menyewa iPad hingga empat jam ke depan. Program penyewaan iPad ini mirip dengan program penyewaan MacBook yang lebih dulu diadakan di kampus ini beberapa tahun yang lalu.

“Kami melihat kerjasama ini sebagai bentuk keberhasilan dari pembangunan hot spot Free Liberty of Philadelphia dan laboratorium komputer yang membawa akses komputer dan internet di lingkungan Philadelphia,” ujar Siobhan A. Reardon, President and Director of the Free Library of Philadelphia, seperti dikutip detikINET dari Ubergizmo, Jumat (3/4/2015).

Lebih lanjut Reardon mengatakan, jika semua aplikasi yang diinstal di iPad tersebut sudah dipilih secara khusus guna mendukung kebutuhan literasi digital untuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

sumber : detik.com

AMD Siapkan Prosesor dengan Grafis Gahar

http://images.detik.com/content/2015/04/02/317/amd_kaveri_a107800.jpg

Meski tak seseksi dulu, pasar desktop PC dipastikan masih menyimpan daya tarik tersendiri. Selain Intel yang baru saja melengkapi varian prosesor, kini giliran AMD yang disebut tengah menyiapkan prosesor Accelerated Processing Unit (APU) dengan kemampuan grafis gahar.

Kabarnya, grafis yang masih dalam tahap pengembangan itu mengusung sandi Greenland. Informasi lainnya juga menyebut Greenland akan mengandalkan teknologi High Bandwidth Memory (HBM) dan menggunakan proses pabrikasi 16 nm atau 14 nm.

Bila benar, artinya chip grafis tersebut memang menjanjikan performa gahar. Karena seperti diketahui, semakin kecil pabrikasi sebuah chip maka semakin banyak transistor yang bisa dijejali di dalam satu chip (die). Yang mana hal itu berujung pada performa yang semakin tinggi.

Informasi lain yang menarik adalah Greenland juga dibilang berpeluang jadi chip grafis generasi selanjutnya AMD. Berarti selain dibenamkan di prosesor APU, Greenland berpeluang hadir sebagai kartu grafis sendiri.

Bahkan ada yang menyebut Greenland merupakan cikal bakal Radeon 400 yang kemungkinan besar akan dirilis AMD tahun 2016 nanti. Meski begitu informasi tersebut masih sangat sulit dipastikan. Alasannya seperti detikINET kutip dari VR-Zone, Kamis (2/4/2015), Radeon 400 dikatakan memiliki sandi Artic Islands, bukannya Greenland.

Adapun prosesor APU yang akan dibenamkan chip grafis Greenland, menurut rumor yang beredar adalah AMD K12. Prosesor ini sendiri disebut-sebut akan dirilis AMD pada tahun 2016 mendatang, yang mana prediksi tersebut sejalan dengan kehadiran Radeon 400.

Jadi apakah berarti Greenland adalah cikal bakal Radeon 400? Dengan minimnya informasi saat ini, sepertinya hal itu masih sangat sulit dipastikan sampai ada kabar selanjutnya.

sumber : detik.com