“Data Center” Memang Boros Listrik, Ini Cara Menyiasati Supaya Hemat!

Inovasi terbaru di bidang data center ramah lingkungan yang digaungkan sebagai solusi efisiensi energi terus ditunggu-tunggu. Pasalnya, sudah bukan rahasia umum lagi jika data center sungguh boros listrik.

Hal tersebut memang tak bisa dimungkiri. Server di data center harus standby 24 jam sehingga memerlukan energi begitu besar.

Dilansir dari Kompas Tekno, menurut US Environmental Protection Agency pada Juli 2010, energi yang digunakan untuk menggerakkan data center di seluruh dunia per tahunnya ternyata lebih besar daripada energi listrik yang dipakai oleh 10 juta rumah dalam setahun. Kebutuhan tersebut bahkan lebih besar daripada kapasitas 20 pembangkit listrik tenaga batubara dalam setahun.

Pada hasil studi tersebut juga diperoleh fakta mencengangkan. Studi tersebut menyebutkan, bahwa data center menyebabkan polusi berupa emisi karbon dioksida sebesar lebih dari 70 juta ton. Untuk membersihkan polusi itu diperlukan sekitar dua miliar pohon.

Merunut pada penggunaan energi data center, ternyata keperluan terbesar berasal dari mesin pendingin. Selebihnya, komponen lain seperti peralatan komputer, peralatan komunikasi dan jaringan juga berkontribusi pada konsumsi listrik.

Cara menyiasati

Pada situs Schneider Electric disebutkan bahwa solusi paling memungkinkan adalah menyiapkan rancangan infrastruktur yang pintar. Infrastruktur tersebut diperkuat dengan program berkelanjutan disertai efisiensi energi dan manajemen infrastruktur yang efektif untuk sebuah data center.

Manajemen Infrastruktur Pusat Data atau Data Center Infrastructure Manajemen (DCIM) Struxureware dan Intelligent Building Management Systems (iBMS) merupakan solusi yang telah bertahun-tahun digunakan. Keduanya dipakai untuk mengoptimalkan efisiensi konsumsi listrik dari infrastruktur data center.

Pada dasarnya, dengan membuat memanfaatkan energi  yang modular, sistem tersebut dapat dengan mudah beradaptasi dengan pertumbuhan atau perubahan kebutuhan energi. Selain itu, diperlukan juga sistem manajemen energi yang menyediakan visibilitas dan pengontrolan energi pada berbagai level.

Efektifitas penggunaan daya

Tingkat efektifitas penggunaan daya dapat dilihat dari Power Usage Effectiveness (PUE). PUE merupakan pengukuran total konsumsi daya data center yang dibagi dengan nilai catu daya yang digunakan oleh perlengkapan IT.

Data center paling efisien adalah yang menghasilkan PUE mendekati 1.0. Dalam artian, untuk 1 kWH energi listrik yang masuk ke dalam data center adalah benar 1 kWH pula yang digunakan oleh perangkat di dalamnya.

Lain lagi dengan sistem pendinginan. Sistem pendingin pada data center harus dihitung berdasarkan keperluannya agar biaya yang dikeluarkan optimal penggunaanya. Caranya, diperlukan input berupa jumlah panas yang dihasilkan dari perlengkapan IT dan sumber panas lainnya di dalam data center.

Pengaturan layout ruangan dan penempatan berbagai perangkat dalam data center juga dapat mengoptimalkan fungsi sistem pendingin. Tipe lantai maupun alat pendingin yang digunakan bahkan harus diperhitungkan.

Kunci utama untuk mengurangi panas adalah mendistribusikan udara dingin tepat kepada sumber panas. Ingat, fokus pendingin adalah pada perangkat, bukan ruangannya.

www.shutterstock.comPerlakuan pada data center harus khusus, mulai struktur bangunan, sumber daya, fasilitas, infrastruktur dan segala hal yang berkaitan dengannya harus sudah memenuhi kaidah dan standar keilmuan yang ada. Salah perlakuan, operasional data center dapat terganggu dan menimbulkan bencana.

Solusi dengan Software

Saat ini telah tersedia software yang menyediakan akses ke semua sensor di dalam data center dan segala perangkatnya. StruxureWare dari Schneider Electric, misalnya, dapat memangkas daya listrik hingga 30 persen serta mengoptimalkan penggunaannya (Baca: Ini Alasan “Data Center” Butuh Pengawasan Ketat!).

Melalui perangkat lunak ini, dapat diketahui letak sumber panas pada perangkat secara presisi. Demikian juga bila ada sistem atau peralatan yang tidak berfungsi. Bahkan, riwayat konsumsi energi pusat data pun terekam di dalam sistem.

Kini, jika semua sistem terhubung dan terintegrasi, melakukan monitoring data center di tempat-tempat yang jauh hingga lintas negara pun akan semakin mudah. Dengan begitu, setiap gangguan dan ancaman dapat segera diketahui.

sumber : KOMPAS.com

5 Layanan Internet Ini Disarankan Tidak Dipakai

Pengadilan tertinggi Uni Eropa (CJEU) tak bisa berbuat apa-apa untuk menghadang aksi mata-mata dari pemerintah Amerika Serikat. Kuasa hukum komisi Eropa Bernhard Schima mengatakan, kecil kemungkinan untuk menghentikan gerakan negara adikuasa tersebut.

“Kau harus menutup akun Facebook jika kau punya,” begitu kata Schima, sebagaimana dilaporkan Arstechnica dan dihimpun KompasTekno, Kamis (26/3/2015).

Perlu diketahui, masyarakat Uni Eropa sebelumnya mengeluh atas layanan lima raksasa teknologi Amerika Serikat yang dinilai lemah dalam melindungi privasi penggunanya. Kelimanya adalah Apple, Facebook, Microsoft, Skype, dan Yahoo.

Kelemahan tersebut diketahui dari kajian seorang aktivis privasi dari Austria, Max Schrems. Ia didukung oleh beberapa penghimpun dana untuk mengkaji data yang relevan di Jerman, Irlandia, dan Luxembourg.

Jika ditarik mundur, hal serupa telah dikemukakan mantan karyawan NSA Edward Snowden. Pria kontroversial tersebut mengungkap bahwa melalui layanan sembilan perusahaan teknologi basis AS, pemerintah AS mampu mengakses semua data pengguna di seluruh belahan dunia. Kelima perusahaan yang disebut Schrems masuk dalam sembilan negara yang dikemukakan Snowden.

Di dalam situs International Association of Privacy Professionals, Komisi Eropa juga mengakui bahwa jalan diplomasi yang ditempuh dengan pemerintah AS tampaknya tak bisa diandalkan untuk melepaskan Uni Eropa dari intaian negara Paman Sam tersebut.

“Diplomasi tak bisa menjamin proteksi untuk data pribadi warga Uni Eropa. Secara politik dan ekonomi kita punya kerangka yang penting dan masih dalam tahap negosiasi untuk kepentingan rakyat. Negosiasi ini telah berjalan 18 bulan dan belum mencapai titik temu,” kata perwakilan Komisi Eropa.

Tak hanya Uni Eropa yang ketar ketir dengan serangan mata-mata AS. Sepuluh raksasa teknologi basis AS yang bermarkas di Silicon Valley pun sedang berjuang melawan tindakan semena-mena pemerintahannya.

Bergabung dalam koalisi yang disebut “The Reform Government Surveillance”, kesepuluh perusahaan mengajukan 5 poin permohonan untuk pemerintahan AS. Intinya agar menghentikan aksi mata-mata ke pengguna layanan mereka. Sepuluh perusahaan yang dimaksud adalah Facebook, Twitter, Google, Apple, Evernote, Skype, Aol, Dropbox, LinkedIn, Microsoft, dan Yahoo.

sumber : KOMPAS.com

Google Bolak-balik Gedung Putih Seminggu Sekali

Google telah membangun kerajaannya dengan layanan mesin pencari yang tak tertandingi. Kini, perusahaan yang didirikan Larry Page dan Sergey Brin tersebut juga perlahan menguasai lini teknologi untuk kepentingan politik Amerika Serikat.

Dilansir KompasTekno, Jumat (27/3/2015) dari BusinessInsider, Google rutin mengadakan pertemuan dengan pihak Gedung Putih, setidaknya sekali sepekan. Hal ini semakin menegaskan posisi Google yang berperan cukup besar untuk White House.

Jika dilihat ke belakang, dulunya Google pernah dinobatkan sebagai perusahaan tak terpercaya oleh Federal Trade Commission (FTC) pada 2012 silam. Menanggapi hal ini, Google tak berpangku tangan.

Perusahaan produk internet tersebut memperkerjakan banyak pelobi untuk mengadakan pertemuan-pertemuan impresif dengan FTC dan White House. Akhirnya, FTC pun luluh dan melepaskan investigasi ketidakpercayaannya terhadap Google.

Tak selang berapa lama, pada pemilihan umum 2012 lalu, Google menjadi perusahaan teknologi kedua yang berkontribusi paling besar. Hanya terpaut sedikit dari Microsoft yang dilaporkan memiliki kontribusi paling masif.

Saat ini, Google memiliki sekitar 100 pelobi dari 20 firma ternama untuk merekatkan hubungannya dengan pemerintah AS. Tak hanya melalui pelobi, Google juga melancarkan strategi lain dengan mendukung berbagai kampanye sosial pemerintah.

Di antaranya, Google mengerahkan dukungan terhadap 145 serikat dagang dan kelompok pihak ketiga, membantu kampanye hak asasi manusia di legislatif, dan bantuan-bantuan lainnya terkait program pemerintah.

Dengan keterlibatan sebesar itu, Google masih berkilah ketika ditanya soal ekspansinya ke ranah politik. “Kami rasa penting untuk bersuara dengan posisi kuat untuk membantu pemangku kebijakan mengetahui bisnis kami dan bagaimana kami bekerja untuk menjaga keterbukaan internet,” kata perwakilan Google.

 sumber : KOMPAS.com

Twitter Berikan Beasiswa untuk Mahasiswi Komputer Indonesia

Bosan dengan lanskap dunia IT yang selama ini didominasi oleh kaum Adam, Twitter berupaya meningkatkan peran dan jumlah perempuan yang berkarir di bidang teknologi.

Salah satu upaya ini dilakukan di Indonesia, di mana perusahaan layanan microbloggingitu bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) dalam menyediakan beasiswa untuk mahasiswi yang kurang mampu atau memiliki prestasi akademik cemerlang.

“Kami ingin menambah jumlah programer perempuan,” kata CEO Twitter Dick Costolo dalam acara media di Jakarta, Kamis (26/3/2015). “Sebab itulah kami bermitra dengan UI untuk membiayai pendidikan bagi mahasiswi.”

Bertajuk #Twitter4WaniTek, program tersebut adalah beasiswa pertama Twitter di dunia yang didesain untuk mendorong lebih banyak perempuan Indonesia ke dalam dunia teknologi dan informasi.

Dalam program ini, Twitter membiayai pendidikan dan biaya hidup lima orang mahasiswi S1 Fasilkom selama tiga tahun mulai tahun kedua.

Senada dengan Costolo, dekan Fasilkom UI Mirna Adriani mengatakan pihaknya ingin mendorong agar bidang IT tak hanya digeluti oleh pria, namun juga kaum hawa. “Mungkin nantinya ide-ide yang akan mengemuka dari kaum wanita ini bisa berbeda dari rekan mereka yang berjenis kelamin pria,” ujar Mirna.

Dia mengakui bahwa selama ini dunia TI memang kurang diminati oleh perempuan. Hal tersebut, menurutnya, bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga di luar negeri.

“Sewaktu saya studi S3 di luar saja, dari 10 mahasiswa, yang perempuan cuma saya sendiri,” katanya. “Kami ingin agar lebih berimbang proporsinya antara pria dan wanita. Mudah-mudahan nanti bidang TI akan lebih diminati oleh kaum wanita.”

sumber : KOMPAS.com

ITB, UGM, Telkom Sampai Binus Berebut Tiket ke AS

http://images.detik.com/content/2015/03/26/398/190720_imagine.jpg

Kompetisi pengembangan aplikasi Imagine Cup 2015 Microsoft telah memasuki babak final. Sebanyak 9 tim dari berbagai universitas bakal bertarung untuk merebut tiket ke Seattle, Amerika Serikat.

Ya, setelah menjadi juara kandang, tim yang menjadi juara di Imagine Cup Indonesia bakal berkompetisi dengan tim-tim yang juga jadi pemenang di tiap negara yang menggelar Imagine Cup, seperti India, China, Brazil, dan sang tuan rumah, AS.

Bakal ada tiga pemenang yang dipiih di Imagine Cup 2015 Indonesia, tiap-tiap tim mewakili kategori yang dilombakan yakni Game, Innovation, dan World Citizenship. Menariknya, disebut ada 99 proyek yang terkumpul semenjak Imagine Cup 2015 digelar.

Ke 99 proyek tersebut berasal dari 961 mahasiswa yang ikut serta. Dengan jumlah sebesar itu Imagine Cup 2015 yang digelar di Indonesia menduduki lima besar dengan jumlah peserta terbanyak.

Menariknya lagi, Imagine Cup 2015 juga disebut lebih merata karena diikuti oleh 55 universitas yang berasal dari 21 kota berbeda di Indonesia. Jadi tak seperti Imagine Cup di tahun-tahun sebelumnya yang lebih terpusat di kota besar.

“Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswa Indonesia yang tertarik menjadi developer,” ujar Anthonius Henricus, Developer Experience Editor, Microsoft Indonesia, Kamis (26/3/2015).

Adapun dari 99 proyek yang terdaftar, kesembilan aplikasi yang terpilih sebagai finalis di antaranya adalah aplikasi Bantu Anak Asuh dari tim Unikom Bandung, aplikasi bernama Alis oleh ITB, dan aplikasi Desila dari UGM. Ketiganya finalis kategori World Citizenship.

Sedangkan dari kategori Innovation yang jadi finalis adalah aplikasi Pro Mayor yang dikerjakan oleh tim UGM, aplikasi Dodo Kids Browser oleh Unikom Bandung, dan aplikasi Watchman dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Pada kategori Games, finalisnya adalah aplikasi TransPathtation yang dibuat oleh tim dari Binus, aplikasi Landed On Stage oleh Universitas Telkom Bandung, dan aplikasi Help Me up buatan tim asal Universitas Trunojoyo Madura.

“Lewat Imagine Cup kami juga sekaligus menyodorkan teknologi terbaru Microsoft yang mampu membantu pengembang agar lebih mudah dalam mengggarap aplikasi baru. Selain itu bagi pemenang (Imagine Cup) kami juga akan membantu soal pemasaran (aplikasinya),” pungkas Irving Hutagalung, Technical evangelist, Microsoft Indonesia, di Gandaria City, Jakarta.

Pada Imagine Cup 2015 ini Microsoft tak sendirian menggelarnya karena Telkom juga ikut andil. Operator telekomunikasi pelat merah ini berperan sebagai penyedia fasilitas internet selama ajang berlangsung.

Sponsor lainnya yang mendukung ajang Imagine Cup 2015 adalah United States Agency for International Development (USAID) yang secara khusus mensponsori kategori World Citizenship yang dilombakan di Imagine Cup 2015.

sumber : detik.com

Pengguna Internet Indonesia Tembus 88 Juta

Jumlah pengguna internet di Indonesia sepanjang tahun 2014 naik sebesar enam persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut data yang dirilis oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), jumlah pengguna internet pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta. Angka tersebut naik dari 71,2 juta di tahun sebelumnya.

“Peningkatan ini banyak terjadi dari pengguna yang mengakses internet dari perangkat seluler,” ujar Ketua Umum APJII, Samuel A. Pangerapan saat ditemui KompasTekno di kantor APJII di Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Lebih lanjut, pria yang kerap disapa Sammy tersebut menjelaskan, jumlah pengguna internet dari perangkat seluler tahun 2014 naik menjadi 85 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 65 persen.

Namun demikian, APJII mendesak pemerintah untuk memperhatikan pembangunan infrastruktur jaringan kabel. “Jangan sampai pengakses internet hanya dari seluler nanti,  karena kita tahu kecepatan seluler itu terbatas,” katanya.

“Kalau untuk penetrasi dan penyebaran, seluler memang lebih unggul, namun kalau soal kecepatan (kabel) memang harus menggunakan optik,” ujar Sammy.

Soal kecepatan, APJII mengaku belum bisa mendata berapa kecepatan rata-rata internet di Indonesia dengan alasan pelanggan internet belum bisa menentukan berapa kecepatan internetnya.

“Mereka belum bisa membedakan yang mana yang broadband, mana yang enggak,” ujar Sammy.

“Kalau pakai data ISP, mereka klaimnya angkanya gede-gede, padahal kenyataannya kan tidak begitu,” imbuhnya.

sumber : KOMPAS.com

10 Negara dengan Internet Tercepat di Dunia

http://images.detik.com/content/2015/03/26/398/112754_145062127.jpg

Sejumlah negara dengan kecepatan internet yang tinggi berlomba berada di posisi teratas. Berikut adalah laporan terbaru State of the Internet yang dirilis Akamai.

Dalam mengurutkan 10 negara dengan kecepatan rata-rata internet tertinggi di dunia, Akamai juga melibatkan kecepatan internet sebagai faktor 4K readiness atau kesiapan streaming layanan berkualitas 4K alias ultra high definition.

Untuk menikmati layanan ini, diperlukan bandwith 10–20 Mbps. Nah, dalam pemeringkatan ini, dibeberkan negara-negara mana saja yang koneksi internetnya paling ideal menggelar layanan sekelas 4K.

Mengutip laporan Akamai, Kamis (26/3/2015), di kuartal keempat sekitar 12% dari alamat IP unik yang terkoneksi ke Akamai secara global rata-rata memiliki kecepatan koneksi internet 15 Mbps atau di atasnya, naik 0,6% dari kuartal ketiga.

Korea Selatan masih menjadi negara dengan level 4K readiness tertinggi, meski mengalami penurunan 7,7% readiness menjadi 61%. Negara lain dalam daftar ini memperlihatkan peningkatan per kuartal. Lithuania mengalami lonjakan tertinggi dengan peningkatan 50%.

Peningkatan lain yang lebih kalem diperlihatkan Latvia mulai dari 1,4% hingga Rumania 12%. Di antara 55 negara yang kecepatan internetnya masuk kualifikasi 4K readiness, China tercatat memiliki ranking terendah yakni 0,2%, turun 13% dari kuartal ketiga.

Secara keseluruhan, dalam per kuartal ada 35 dari 55 negara yang 4K readiness-nya meningkat. Uni Emirat Arab memperlihatkan peningkatan terbesar per kuartalnya yakni 123%. Dari tahun ke tahun, tingkat 4K secara global naik 37%.

Berikut adalah daftar 10 negara dengan kecepatan internet di atas 15 Mbps, yang menjadi acuan tingkat kualitas layanan 4K yang disajikan di negara tersebut.

sumber : detik.com

Google Bikin Tablet yang Bisa Dicuci

Google membuat sebuah tablet yang unik. Tablet ini bukan sekadar anti-air, melainkan pengguna bahkan bisa mencucinya dengan cairan klorin untuk membersihkannya dari berbagai kuman berbahaya.

Namun, tablet buatan Google ini bukan perangkat hiburan atau kerja kantoran. Perangkat genggam yang satu ini dipakai untuk menunjang kinerja dokter dan tim medis lain yang sedang menangani wabah Ebola.

Meski terkesan sepele, namun komputer tablet bisa berguna untuk banyak hal. Salah satunya, seperti dikutip KompasTekno dari The Verge, Selasa (24/3/2015), adalah mencatat rekaman medis pasien dengan cepat.

Bila tanpa tablet buatan Google tersebut, dokter dan tim medis memang masih bisa mencatat data yang dimaksud. Namun, metode pencatatan itu menggunakan kertas dan membutuhkan prosedur yang rumit.

Pertama, dokter yang berada dalam wilayah karantina harus menuliskan rekaman medis pasien di atas kertas. Selanjutnya dokter tersebut mesti berjalan ke ujung wilayah karantina, meneriakkan informasi-informasi medis yang didapatnya agar dicatat oleh dokter lain di luar tenda, dan menghancurkan kertas catatan yang digunakannya.

Bayangkan, betapa semua kerumitan itu hilang ketika muncul sebuah tablet yang bisa disterilkan menggunakan cairan klorin.

Jay Achar, dokter yang bertugas di Sierra Leone sebagai bagian dari Medecins Sans Frontieres (MSF) bercerita pada Wired tentang tablet tersebut. Saat itu, dia sempat meminta olong pada rekannya, Ivan Gayton, untuk mencari cara yang lebih efektif untuk mencatat rekaman medis pasien.

Gayton pun mendatangi para pengembang di Google.org demi memperoleh solusi. Tablet yang bisa dicuci tersebut kemudian muncul sebagai jawabannya.

Raksasa internet itu merancang tablet berbungkus polikabonat, sebuah senyawa yang terkenal karena ketahanannya pada suhu dan tekanan. Efek dari bahan tersebut membuat perangkat genggam ini bisa dicelupkan ke dalam cairan klorin selama 10 menit, yang merupakan prosedur keamanan baku di wilayah wabah.

sumber : KOMPAS.com

Benarkah Windows 10 Gratis untuk “Pembajak”?

Minggu lalu, muncul laporan bahwa Microsoft bakal menggratiskan sistem operasi Windows 10 ketika sudah diluncurkan sekitar pertengahan tahun nanti, termasuk bagi para pengguna Windows bajakan.

“Kami menawarkan upgrade pada seluruh pemilik PC yang memenuhi kualifikasi, baik asli maupun tidak, ke Windows 10, sebut Kepala Divisi Sistem Operasi Microsoft Terry Myerson seperti dikutip Reuters.

Pemberitaan tersebut menimbulkan kebingungan. Benarkah Microsoft menawarkan sistem operasinya secara cuma-cuma kepada pengguna Windows bajakan?

Blogger Paul Thurrott yang kerap menulis soal segala sesuatu tentang Microsoft berpikir sebaliknya. Mengacu pada pernyataan yang belakangan dirilis oleh Microsoft soal ini, dia mengatakan bahwa sebenarnya Windows 10 tidak akan disebarkan gratis kepada semua orang.

“Meski PC dengan software non-asli bisa melakukan upgrade ke Windows 10, proses itu tak akan mengubah status lisensinya,” tulis pernyataan Microsoft yang dirangkumKompas Tekno dari situs Thurrott (22/3/2015).

“Jika sebuah perangkat telah diketahui menggunakan software non-asli sebelum upgrade, maka perangkat yang bersangkutan akan terus dianggap memakai software non-asli setelah upgrade,” lanjut pernyataan itu.

Jadi apa yang berubah dengan Windows 10, terkait perkara tersebut? “Sebenarnya tidak ada apapun yang berubah”, tulis Thurrott.

Menurut dia, dalam hal asli atau palsu ini, mekanisme upgrade Windows 10 nanti akan sama saja dengan, misalnya, proses upgrade dari Windows 7 ke Windows 8.1.

Pengguna Windows bajakan yang melakukan upgrade ke Windows 10 tidak akan mengalami perubahan status sistem operasi, yang akan tetap dianggap sebagai bajakan dan tidak akan didukung oleh Microsoft.

Jika ingin mengubah status OS menjadi “asli”, si pengguna tetap harus membeli product key Windows dari Microsoft.

Di akhir tulisannya, Thurrot menyayangkan langkah Microsoft yang tidak berubah terhadap pengguna software bajakan.

Menurut dia, Microsoft sebenarnya bisa memberikan “amnesti” kepada para pengguna OS bajakan sehingga bisa beralih memakai software original melalui upgrade gratis, atau setidaknya memberikan paket upgrade rendah biaya yang bisa dijangkau oleh semua orang.

“Sayangnya, bukan itu yang terjadi,” tutup Thurrott.

sumber : KOMPAS.com

Ini Dua Ponsel Samsung Bertenaga Matahari

Siapa sangka, Samsung pernah membuktikan, sebuah ponsel dapat dibuat sangat ramah lingkungan. Beberapa tahun silam, perusahaan asal Korea Selatan tersebut pernah merilis ponsel yang dapat diisi dayanya langsung dari cahaya matahari.

Tidak tanggung-tanggung, Samsung pernah merilis dua perangkat dengan spesifikasi tersebut di tahun yang sama, yakni 2009. Produk tersebut dinamakan Guru E1107 dan Blue Earth.

Samsung Guru E1107

Ini merupakan ponsel pertama dari Samsung, dan juga pertama di dunia, yang memiliki kemampuan pengisian daya memanfaatkan cahaya matahari.

Phone ArenaSamsung E110

Seperti KompasTekno kutip dari Phone Arena, Senin (23/3/2015), Samsung meletakkan panel solar di bagian belakang Guru E1107.

Saat dijemur di bawah sinar matahari, perangkat tersebut secara otomatis akan mengisi daya. Akan tetapi, daya yang diisinya tidak akan terlalu banyak. Butuh sekitar 1 jam agar perangkat tersebut memiliki daya yang cukup untuk kegiatan panggilan suara atau telepon selama 5 hingga 10 menit.

Tentu saja, selain dengan menggunakan tenaga matahari, Guru E1107 dapat diisi dayanya langsung melalui sumber listrik. Jika dalam keadaan penuh, ponsel tersebut dapat digunakan untuk menelepon hingga 8 jam.

Ponsel yang memiliki layar sebesar 1,52 inci ini sendiri ditargetkan untuk beberapa negara berkembang, di mana sumber listrik masih sangat sulit ditemukan. Pada saat peluncurannya tersebut, beberapa negara yang kebagian ponsel ini adalah India dan Pakistan.

Samsung Guru E1107 tidak hadir dengan fitur yang terlalu wah. Dapat dikatakan, ia hanya mampu mengakomodir kebutuhan dasar dari pengguna, seperti menelepon, pesan singkat SMS, dan mendengarkan radio.

Samsung Blue Earth

Beberapa saat setelah merilis Guru E1107, Samsung merilis ponsel dengan panel solar lainnya, yang dinamakan Blue Earth. Berbeda dari perangkat awalnya, produk yang dapat diartikan sebagai “Bumi Biru” itu hadir dengan fitur yang lebih canggih.

Phone Arena
Samsung Blue Earth

Perangkat ini bisa digunakan untuk berselancar di dunia maya, menonton video streaming via YouTube, dan juga GPS. Tentu saja, fungsi telepon dan SMS masih ada di perangkat ini.

Ia bisa terhubung ke internet melalui jaringan WiFi dan juga 3G.

Sama dengan Guru E1107, panel solar di perangkat ini diletakkan di bagian belakang. Jika diisi selama 1 jam, perangkat ini akan mendapatkan tenaga untuk menelepon selama kurang lebih 10 menit.

Hingga saat ini, Samsung belum lagi memperkenalkan perangkat yang dapat diisi dayanya dengan tenaga cahaya matahari. Apakah untuk ke depannya, Samsung, dan mungkin, perusahaan lain, akan berminat untuk merilis perangkat ponsel ramah lingkungan lainnya? Kita tunggu saja.

sumber : KOMPAS.com