Demi Steve Jobs, Tim Cook Relakan Seiris Hatinya

Tak ada habis-habisnya membahas seluk-beluk Steve Jobs. Pria di balik kesuksesan Apple ini selalu muncul dengan ide segar dan inovasi teknologi terbaru. Pemikiran, tindakan, strategi bisnis, dan karakter Jobs dalam memimpin Apple tak perlu lagi diragukan.

Beberapa biografi dan tulisan panjang yang mencatat rekam jejak pria ini bisa ditemukan di toko-toko buku dan internet. Namun, dua jurnalis teknologi kawakan Brent Schlender dan Rick Tetzeli tampaknya mampu mengungkap hal-hal lain dari sosok Steve Jobs yang belum pernah muncul ke permukaan.

Tak melulu soal kisah suksesnya, tetapi lebih pada sosok Jobs sebagai manusia sehari-hari yang memiliki emosi dan perasaan. Setidaknya, hal itu yang dijanjikan kedua reporter dalam buku yang mereka sajikan, berjudul Becoming Steve Jobs: The Evolution of a Reckless Upstart into a Visionary Leader.

Hari-hari Jobs terbaring lemah

Ada satu fakta mengejutkan yang baru terungkap dalam buku tersebut, yakni cerita dramatis pada masa-masa kritis kesehatan Jobs. Dua tahun sebelum Jobs meninggal, tepatnya sekitar 2009, Jobs tak pernah lagi datang ke kantor. Ia terserang penyakit lanjutan dari sirosis hati, yakni asites.

Salah satu jenis kanker ini menyebabkan peningkatan berat badan dan tekanan rongga perut, serta memicu sesak napas berkelanjutan. Ada dua faktor utama yang dapat menyebabkan asites, yakni rendahnya kadar albumin dalam darah dan hipertensi portal. Akibatnya, darah tak dapat mengalir ke hati. Kondisi ini mengharuskan Jobs mengganti levernya yang tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.

Namun kita semua tahu, tak mudah mencari orang yang rela menjadi donor hati. Untuk Jobs, ternyata Tim Cook mau melakukan itu secara sukarela.

Sebelum memutuskan penawaran tersebut, Cook telah melakukan riset dan belajar tentang pelbagai konsekuensi dari tindakan yang bakal ia lakukan. Dari risetnya, Cook mengetahui bahwa 6.000 donor hati muncul tiap tahun di AS, dan prosesnya kebanyakan berhasil.

Ada pula fakta yang menunjukkan organ hati donor bakal kembali memproduksi hati setelah transplantasi. Semua pengetahuan yang Cook temukan membuatnya mantap “menyelamatkan” hidup Jobs.

Setelah menjalani beberapa tahapan tes fisik untuk menguji apakah kondisi tubuhnya aman untuk melakukan transplantasi, Cook pun bergegas memberi kabar gembira untuk Jobs.

Jobs menolak Cook

Tak dinyana, Jobs menolak mentah-mentah tawaran Cook.

“Tidak, saya tidak akan membiarkanmu melakukan itu. Saya tak akan melakukan itu,” begitu kata Cook mencontohkan gaya bicara Jobs, seperti kutipan yang tertera dalam salah satu bagian buku, “Becoming Steve Jobs”.

“Seseorang yang egois tak akan bicara seperti itu. Dia sekarat dan sangat dekat dengan kematian. Ada seseorang yang benar-benar sehat dan bisa memberikannya hati yang sehat, tetapi ia menolak,” kata Cook dalam wawancaranya bersama Schlender dan Tetzeli.

Cook bahkan telah meyakinkan Jobs bahwa ia telah melakukan uji kesehatan dan kelayakan untuk menjadi donor. Cook pun bersedia memberikan laporan kesehatannya. Namun, Jobs tetap bersikukuh tak ingin menerima donor Cook.

Hari itu membekas jelas dalam ingatan Cook. Hari ketika ia dan Jobs beradu mulut secara hebat. Cook bersikeras ingin menolong bosnya, dan Jobs menantang dengan lantang.

“Dia bangun dari tempat tidur dan mengatakan tak akan menerima organ hati saya. Selama 13 tahun saya mengenalnya, saya pernah dibentak 4 sampai 5 kali. Hari itu adalah salah satunya,” Cook mengenang.

Buku ini dibuat dengan kajian dan wawancara mendalam terhadap orang-orang di lingkaran Jobs, termasuk Tim Cook (CEO Apple), Jony Ive (Product Designer Apple), Eddy Cue (Senior Vice President of Internet Software and Services Apple), John Lasserter (Chief Creative Officer Pixar), Bob Iger (CEO Walt Disney), dan Laurene Powel Jobs (mantan istri Jobs).

Buku ini dibungkus untuk menjawab pelbagai pertanyaan ringan, manusiawi, dan sehari-hari, ihwal hubungan Jobs dengan orang-orang terdekatnya, dan pengalaman-pengalaman yang berkesan.

sumber : KOMPAS.com

Harddisk WD Berfitur WiFi Masuk Indonesia, Harganya?

Western Digital mengumumkan ketersediaan produk penyimpanan terbarunya di Indonesia. Kali ini, perusahaan asal Amerika Serikat itu meluncurkan hard disk portabel My Passport Wireless yang memiliki fitur built-in WiFi.

Fitur WiFi tersebut berguna untuk mengirim dan menerima data dari tablet atau smartphone milik pengguna. Selain WiFi, My Passport Wireless juga dibekali fitur penambahan kapasitas melalui kartu memori SD.

Pengguna bisa memasukkan memori SD ukuran berapapun pada slot tersebut. Bila ingin memindahkan isi memori ke hard disk, pengguna pun bisa mengaturnya agar pindah secara otomatis setiap kali memori terpasang atau memindahkannya secara manual.

“My Passport Wireless bisa terhubung ke delapan perangkat, baterainya pun tahan lama hingga 20 jam,” klaim Senior Regional Manager APAC Western Digital Simon Whitford dalam acara peluncuran di Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Selain kedua hal tersebut, kelebihan lain yang disematkan di dalamnya mencakup USB 3.0. Port koneksi data ini sudah akrab digunakan di media-media penyimpanan serta laptop dan menjanjikan kecepatan tinggi untuk perpindahan data.

Kapasitas yang disediakan pun beragam. My Passport Wireless punya pilihan kapasitas 500 GB seharga 130 dollar AS (sekitar Rp 1,7 juta), 1 TB seharga 179 dollar AS (sekitar Rp 2,3 juta), dan 2 TB seharga 217 dollar AS (sekitar Rp 2,8 juta).

Selain My Passport Wireless yang ditujukan untuk pengguna umum, Western Digital juga merilis produk penyimpanan lain di saat bersamaan. Produk tersebut adalah My Passport Pro yang menggunakan konektivitas Thunderbolt untuk Mac.

My Passport Pro yang diklaim berkecepatan hingga 233 MB per detik itu tersedia dalam ukuran 2 TB seharga 299,99 dollar AS dan 4 TB seharga 429 dollar AS.

Kemudian ada juga seri My Cloud Expert yang rencananya mulai tersedia di Indonesia pada April 2015 mendatang.

Gudang data fotografer

Whitford mengklaim bahwa solusi penyimpanan yang memiliki WiFi dan kartu SD merupakan model penyimpanan yang cocok digunakan untuk kalangan fotografer atau videografer. Melalui pandangan itu, Western Digital pun menarget produknya jadi pelengkap kehidupan pelaku foto dan video.


Salah satu produk Western Digital dari seri My Cloud Expert yang akan mulai dijual pada April 2015

“Kuncinya produk ini adalah fotografer dan videografer. salah satu unggulannya adalah produk ini memiliki hotspot yang dapat digunakan memindahkan data secara wireless, bisa transfer dari SD Card ke hard disk,” ujar Whitford.

Dalam kesempatan yang sama Territory Sales Manager Indonesia Western Digital Thjin Merry mengatakan alasan serupa. “Fotografi jadi target kita karena termasuk salah satu dari tiga hobi terbesar orang,” tegasnya.

“Rata2 orang hobi yang paling besar dan universal hanya tiga, musik, foto dan video. Tiga hobi itu akan jadi pemicu konsumsi data terbesar,” imbuhnya.

sumber : KOMPAS.com

Android Perkasa, iPad Melempem

http://images.detik.com/content/2015/03/13/317/133939_tabet.jpg

Lembaga riset IDC merilis ramalan mengenai pasar tablet lima tahun ke depan. Diestimasi sebanyak 234,5 juta tablet akan dikapalkan selama tahun 2015. Android akan tetap merajai pasar, sementara iPad kian terpuruk.

IDC menilai pasar iPad akan semakin lemah, dari 27,6% saat ini menjadi 23% pada 2019. Hal ini dikarenakan pasar iPad akan tergerus pasar tablet Android yang menawarkan harga yang lebih terjangkau.

Kantor riset ini turut memproyeksi pangsa pasar Microsoft. Pertumbuhan pasarnya diperkirakan tumbuh tiga kali lipat, dari 5,1% (tahun 2015) menjadi 14,1% (2019).

Seperti dikutip detikINET dari MacRumors, Jumat (13/3/2015), Direktur Riset IDC, Jean Phillippe Bouchard mengatakan kenaikan yang dialami Microsoft dikarenakan perusahaan tersebut mampu memberikan pengalaman lintas device dan platform yang sangat baik.

“Peluncuran Windows 10 tahun ini tidak hanya memberikan pengaruh yang signifikan bagi Microsoft, tapi juga pada industri keseluruhan,” ujar Bouchard.

Bouchard menambahkan bila Apple merilis iPad baru kemungkinan dapat mendongkrak persentase pasar mereka.

Apple memang dirumorkan akan merilis iPad Pro tahun ini. Tablet ini memiliki layar berukuran 12,9 inch dengan prosespr A8X yang super kencang. Apakah tablet anyarnya ini mampu menaikkan market mereka?

sumber : detik.com

Evolusi di Balik Colokan USB

http://images.detik.com/content/2015/03/12/317/161526_usb.jpg

Era USB-C dimulai. Selain Apple, giliran Google dan Belkin mengusung generasi terbaru konektor USB. Semalam, Google merilis Chromebook Pixel yang dilengkapi USB-C. Tak sampai di situ saja, perusahan berbasis di California ini pun akan membawanya ke Android. Sementara Balkin juga telah resmi merilis serangkaian kabel converter USB-C ke pasaran.

USB-C memang akan menjadi standar baru di industri IT. Teknologi yang mulai diperkenalkan sekitar awal tahun 2014 ini menawarkan bentuk yang lebih ramping dan cepat dibanding generasi sebelumnya. Namun sebelum membahas lebih lanjut lagi, kami akan ajak Anda terlebih dulu mengulas evolusi teknologi USB.

Secara umum, kita lebih mengenal USB berdasarkan versi dibanding tipe. Versi USB meliputi USB 1.0, USB 2.0, USB 3.0 terakhir USB 3.1. Sementara tipe USB terdiri A, B dan paling baru C.

USB berdasarkan versi lebih mengarah pada kecepatan dan fungsi. Sedangkan USB berdasarkan tipe merunut pada bentuk fisik dan kabel.

Versi USB

-. USB 1.1
Dirilis pada Agustus 1998, ini merupakan versi USB yang banyak diadopsi banyak produk konsumer. Kecepatan yang ditawarkan mencapai 12 Mbps.

-. USB 2.0
Dirilis pada April 2000, menawarkan kecepatan maksimal 480 Mbps pada mode Hi-Speed atau 12Mbps pada mode Full-Speed. Memiliki output daya 2,5V dan 1,8A

-. USB 3.0
Rilis pada November 2008, USB 3,0 menawarkan kecepatan 5 Gbps di mode SuperSpeed. Konektor USB 3.0 biasanya berwarna biru. Memiiki output daya 5V dan 1,8A. USB 3.0 tetap bisa membaca versi 2.0 dan 1.1

-. USB 3.1
Diperkenalkan pada Juli 2013, memiliki kecepatan dua kali dari USB 3.0, yakni 10Gbps. Setara dengan Thunderbolt. USB 3.1 memiliki tiga pilihan output daya, yakni 2A pada 5V (untuk perangkat yang mengonsumsi daya hingga 10W), 5V pada 12V (60W) dan 20V (100W).

Tipe USB

>. Tipe A
USB tipe A dikenal sebagai USB standar yang memiliki bentuk flat dan persegi panjang. USB tipe ini memiliki konektor ‘wanita’ berperan sebagai host yang ditempatkan di desktop, laptop, konsole game. Ada pula konektor ‘laki-laki’ yang ditempatkan pada ujung kabel untuk dicolokkan pada host.

Meskipun berbeda versi, namun semua dapat didukung oleh USB tipe A. Artinya begini, konektor Tipe A akan selalu kompatibel meskipun perangkat maupun host menggunakan USB versi yang berbeda. Sebagai contoh, eksternal hardisk USB 3.0 dapat terbaca pada port USB 2.0 di komputer.

>. Tipe B
Biasanya, konektor tipe B merupakan ujung kabel kabel USB Standar yang dihubungkan ke perangkat semacam printer, telepon dan ekternal hardisk. Tipe B juga memiliki konektor ‘laki-laki’ yang berada di kabel, dan konektor ‘wanita’ yang menjadi port di perangkat

Sejak perangkat periperal memiliki bentuk bervariasi, konektor tipe B juga hadir dalam berbagai bentuk dan desain. Hingga saat ini sudah ada lima desain yang populer digunakan. Meski demikian di bagian salah satu ujung kabel tetap menggunakan USB tipe A. Lima desain tersebut yakni

a. Standar
Desain ini pertama kali dibuat untuk USB 1.1 dan juga digunakan USB 2.0. Kebanyakan digunakan perangkat berukuran besar, seperti printer dan scan.

b. Mini USB
Bentuknya kecil, Mini USB digunakan banyak perangakat portabel jadul, seperti kamera digital dan ponsel.

c. Micro USB
Sama kecil dengan Mini USB, banyak digunakan di perangkat smartphone dan tablet terbaru.

d. Micro-USB 3.0
Banyak digunakan oleh perangkat portable USB 3.0. Ciri khasnya di bagian ujung kabel, port USB tipe A dibuat berwarna biru

e. Standar-B USB 3.0
Desainnya sama dengan desain Standar. Hanya saja untuk mendukung kecepatan USB 3.0. Ujung portnya pun dibuat berwarna biru.

>. Tipe C
Secara fisik, port tipe C memiliki ukuran kecil, mirip micro-B USB. Bila tipe A berukuran 8,4 mm, sementara tipe USB- C hanya 2,6 mm.

Berbeda dengan tipe B, kedua ujung tpe C memiliki port yang sama. Seperti halnya kabel Lightning milik Apple, USB tipe C tidak memiliki orientasi. Artinya, tak ada bagian atas atau bawah seperti kita jumpai pada USB umumnya.

USB tipe C mendukung USB 3.1 yang menawarkan kecepatan hingga 10 Gbps. Selain itu, mampu menghantarkan power cukup tinggi, yakni 20V (100W) dan 5A. Bila membandingkan kebanyakan notebook 15 inch sekarang ini membutuhkan daya sebesar 60W.

Berbeda dengan tipe lainnya, USB-C memiliki port untuk banyak koneksi. Sehingga tidak membutuhkan banyak kabel ke depannya. Karena menggunakan bi-directional cord, membuatnya dapat digunakan men-charger perangkat lain begitu pula sebaliknya. Selain bisa dijadikan sebagai port power, USB-C turut mendukung koneksi video HDMI, DisplayPort dan VGA.

sumber : detik.com

CEO Microsoft pun Mau ke Indonesia

http://images.detik.com/content/2015/03/11/398/satya.jpg

Tak cuma CEO Twitter Dick Costolo yang bakal berkunjung ke Indonesia. CEO Microsoft Satya Nadella pun sudah dijadwalkan untuk datang.

Hal ini sudah dipastikan langsung oleh pihak Microsoft Indonesia. Satya bakal menghadiri event bertajuk ‘Developer Conference: Openness build bridges between platforms & people’ yang akan pada 26 Maret 2015 di Jakarta.

Microsoft menyebut, kedatangan bos besarnya itu didasarkan pada status Indonesia yang memiliki begitu banyak developer bertalenta yang kemampuannya tidak lagi diragukan untuk bersaing di tingkat global.

Misalnya pada tahun 2013, sebuah tim developer muda dari Universitas Trunojoyo Madura mampu meraih posisi runner up di Imagine Cup kategori games tingkat global yang diselenggarakan di Rusia.

Banyaknya developer berprestasi dari Indonesia inilah yang menarik perhatian Satya Nadella untuk melakukan tatap muka langsung.

Seperti diketahui, CEO Twitter Dick Costolo juga akan datang ke Indonesia. Yang menarik adalah terkait waktu kedatangannya yang bakal bersamaan dengan waktu berkunjung CEO Microsoft Satya Nadella, yakni 26 Maret 2015.

Dick Costolo sendiri kabarnya tengah mencari waktu untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Entah apakah Satya Nadella juga bakal bersua dengan Jokowi atau tidak. Namun yang pasti, CEO Microsoft sebelumnya — Bill Gates — saat datang ke Indonesia pun sowan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

sumber : detik.com

Diprotes, Facebook Hapus Emoticon ‘Gemuk’

http://images.detik.com/content/2015/03/12/398/fbfatemoticon.jpg

Facebook punya banyak emoticon untuk mengekspresikan diri. Tapi emoticon yang satu ini menuai protes karena dianggap menghina secara fisik. Facebook pun memutuskan untuk menghapusnya.

“Kami mendengarkan masukan pengguna. Emoticon ‘feeling fat’ dinilai menggambarkan citra tubuh yang buruk, terutama menyinggung mereka yang berupaya melawan penyakit gangguan makan,” ujar juru bicara Facebook seperti detikINET kutip Washington Post, Kamis (12/3/2015).

“Maka kami menghapus ‘feeling fat’ dari daftar emoticon. Kami akan terus mendengarkan saran pengguna, yang dirasa akan membantu memperkaya cara orang mengekspresikan diri di Facebook,” sebut Facebook lagi.

Keputusan Facebook tersebut sebagai respons atas petisi yang diluncurkan para aktivis Endangered Bodies di Change.org, Februari silam. Kampanye ini adalah bagian dari kampanye National Eating Disorders Awareness Week.

Mereka keberatan Facebook memasang opsi ‘feeling fat’ yang digambarkan dengan emoticon wajah gembul sedang tersenyum. Menurut mereka, emoticon tersebut problematis bagi orang-orang yang sedang mengalami masalah makan.

“Ketika pengguna Facebook menggunakan ‘feeling fat’ di status, mereka secara tidak langsung mengejek orang-orang yang berpikir dirinya kegemukan, dan bisa saja mereka yang kegemukan termasuk yang mengalami gangguan makan,” tulis Catherine Weingarten, mahasiswa asal Ohio yang menggagas petisi ini.

Setelah diumumkannya penghapusan emoticon ini, Weingarten meng-update petisi tersebut dengan pernyataan, “Sebagai seseorang yang juga memperjuangkan citra penampilan tubuh, saya merasa senang karena bisa mendorong dihapusnya salah satu bentuk citra tubuh yang dibenci di internet,” sebutnya.

sumber : detik.com

Netter Indonesia Habiskan 23 Menit per Hari Nonton Video

http://images.detik.com/content/2015/03/10/1169/205034_img20150310wa008.jpg

Menonton video menjadi bagian dari keseharian netter saat ini. Telkomsel mencatat, semakin banyak pengguna internet mobile menonton video setiap harinya.

“Netter behavior pelanggan Telkomsel, satu dari lima orang mengakses YouTube setiap hari. Sebanyak 20% konsumsi data mereka untuk melihat video. Ada yang lihat YouTube, streaming,” kata General Manager Digital Lifestyle Marketing Telkomsel Aris Sudewo dalam acara Ngopi detikINET di Blitz Megaplex Pacific Place, Selasa (10/3/2015).

Hobi menonton video ini dikatakannya memperlihatkan betapa tingginya konsumsi data untuk video. Rata-rata pelanggan Telkomsel menghabiskan waktu 23 menit untuk menonton video.

Telkomsel juga menemukan fakta, data konsumsi terbanyak adalah di jam sibuk, yakni pada pukul 6- 9 pagi. Di jam-jam ini, konsumsi data rata-rata mencapai 5,6 GB per detik.

“Jadi buat kalian yang mau upload video di YouTube misalnya, mungkin bisa coba di jam-jam sibuk itu narikviewers, karena lagi banyak-banyaknya yang nonton video,” saran Aris.

Ditambahkannya, jumlah orang yang menonton video akan menurun di kisaran jam 12 siang. Pasalnya, kebanyakan di jam tersebut pengguna internet sedang makan siang atau nongkrong. Pada pukul 7-9 malam, akses video pun kembali ramai.

Menurut Aris, saat ini netter di Indonesia juga tak hanya menjadi penonton, tapi mulai banyak yang berkreasi membuat video kreatif. Para pembuat video kreatif itu adalah netter di rentang usia 25-34 tahun.

“Saat ini kategori people dan Vblogs paling tumbuh pesat, sekitar 139% per tahun,” simpulnya

sumber : detik.com

Saingi Facebook & Apple, Google Kembangkan Android VR

Saingi Facebook & Apple, Google Kembangkan Android VR

Event Mobile World Congress dan Game Developers Conference yang digelar beberapa hari lalu salah satunya mengungkap tentang teknologi Virtual Reality (VR). Beberapa perusahaan teknologi tampak berlomba-lomba mengembangkan perangkat VR, termasuk Google.

Dilansir Vr-zone, Minggu (8/3/2015), Google mengatakan, pihaknya menaruh perhatian besar pada segmen virtual reality. Kabarnya, perusahaan raksasa internet tersebut sedang bekerja pada platform Android untuk headset VR.

Menurut The Wall Street Journal, Google memiliki puluhan teknisi yang bekerja untuk pengembangan platform berbasis Android. Mereka juga bekerja untuk aplikasi virtual reality.

Seperti sistem operasi Android untuk perangkat mobile, perangkat lunak virtual reality dari Google akan tersedia gratis untuk produsen hardware. Langkah Google ini tidak mengejutkan mengingat semua perusahaan teknologi seperti Facebook dan Apple bekerja pada produk VR di masa depan.

Diestimasikan bahwa pasar VR akan tumbuh signifikan pada beberapa tahun ke depan dengan jumlah total pengguna VR mencapai 200 juta orang pada 2018.

Perangkat headset virtual atau virtual reality mulai diperkenalkan oleh para perusahaan teknologi. Beberapa perusahaan yang lebih dulu meluncurkan produk tersebut antara lain Oculus VR, Sony serta Samsung.

Produk seperti Sony Project Morpheus dan Samsung Gear VR telah diperkenalkan. Khusus Oculus Rift buatan Oculus VR, perangkat tersebut mendapatkan dukungan dari teknologi Nvidia, yang ditujukan untuk para gamer.

Sony mengatakan bahwa perusahaan akan mengapalkan headset virtual reality Project Morpheus di pertengahan 2016. Perusahaan asal Jepang itu juga mengungkap prototipe Project Morpheus yang ditingkatkan dengan layar lebih

sumber : okezone.com

“Freak” Tidak Cuma Incar Safari dan Browser Android

Beberapa hari yang lalu sekelompok peneliti keamanan cyber mengungkap keberadaan celah keamanan pada aplikasi peramban (browser). Celah yang disebut “Freak” (Factoring attack on RSA-EXPORT Keys) ini memungkinkan peretas memata-matai komunikasi pengguna saat mengunjungi ribuan situs.

Beberapa situs yang terpengaruh oleh kelemahan ini termasuk situs-situs pemerintah Amerika Serikat seperti Whitehouse.gov, NSA.gov, dan FBI.gov.

Kala itu, “Freak” dikonfirmasi hanya menyerang browser Safari milik Apple dan browserAndroid Google (bukan Chrome desktop).

Namun, ternyata tak hanya Apple dan Google yang harus segera menyelesaikan masalah ini. Dilansir KompasTekno, Jumat (6/3/2015) dari Cnet, protokol enkripsi pada browser milik Microsoft, Internet Explorer, juga rentan pada serangan “Freak”.

“Investigasi kami memverifikasi bahwa celah yang ditemukan memungkinkan peretas untuk menurunkan pertahanan keamanan pada sistem Windows,” kata juru bicara Microsoft.

Sama halnya dengan Google dan Apple, Microsoft juga akan segera memperbaiki celah ini. Perusahaan yang didirikan Bill Gates ini menargetkan Selasa depan, (10/3/2015), sudah dapat menemukan solusi tepat demi keamanan privasi para pengguna.

Untuk sementara, seperti Google, Microsoft juga mengimbau semua situs agar menonaktifkan dukungan untuk sistem enkripsi yang rentan terhadap kelemahan keamanan ini.

Perlu diketahui, “Freak” adalah celah yang mampu menerobos sistem enkripsi padabrowser hanya dalam beberapa jam. Setelahnya, semua data pengguna dapat dicuri oleh penyerang. Jika pun tak dicuri, semua komunikasi yang dilakukan pengguna saat membuka situs di browser dapat direkam.

Dalam hal ini, peneliti yang menemukan kecacatan keamanan ini menyalahkan kebijakan pemerintah AS yang melarang perusahaan-perusahaan teknologi untuk mengeksekusi standar enkripsi yang lebih kuat. “Standar lemah ini tersemat pada sistem operasi yang tersebar di seluruh dunia,” kata kelompok peneliti keamanan.

sumber : KOMPAS.com

Erik Meijer Merapat ke Induk Indosat

http://images.detik.com/content/2015/03/07/328/erikisat46.jpg

Setelah tak lagi jadi direksi Garuda Indonesia, Erik Meijer benar-benar kembali ke industri telekomunikasi. Ia merapat lagi ke induk usaha Indosat.

Ya, Erik kembali dipekerjakan oleh Ooredoo selaku pemilik saham terbesar Indosat. Sebelumnya, Erik juga pernah menjadi direksi Indosat sebagai perwakilan dari perusahaan yang dulu bernama Qatar Telecom tersebut.

Head of Corporate Communication Indosat Adrian Prasanto membenarkan come back-nya selebriti di dunia telekomunikasi itu. “Iya, Erik Bergabung ke Ooredoo jadi penasehat strategis brand Ooredoo di Indonesia,” kata Pras — sapaan akrabnya — kepada detikINET.

“Semoga dengan segala pengalaman beliau bisa membantu meningkatkan brand equity Ooredoo,” lanjutnya.

Ooredoo (dulu bernama Qatar Telecom) merupakan pemilik saham mayoritas Indosat, 65%. Sementara pemerintah Indonesia cuma tersisa 14,29%. Pemilik saham Indosat lainnya terdiri dari Skagen AS (5,42%) dan publik (15,29%).

Erik sendiri sempat mengisi kursi Director & Chief Comercial Officer Indosat pada pertengahan 2012. Sayang, karirnya di Indosat tak lama. Baru setahun menjejakkan kaki di perusahaan itu, ia dibajak oleh Garuda Indonesia untuk mengurusi masalah niaga.

Sampai akhirnya pada Desember 2014, Garuda melakukan perombakan direksi, dimana nama Erik tak lagi berada di antaranya.

Jajaran direksi Indosat sendiri saat ini sejatinya masih ada yang kosong. Terakhir, operator yang identik dengan warna kuning itu ditinggal Fadzri Sentosa. Susunan direksi Indosat saat ini hanya menyisakan Alexander Rusli (Direktur utama), Curt Stefan Carlsson, (Direktur), Joy Wahjudi, Direktur (sekaligus selaku Direktur Independen), dan John Martin Thompson (Direktur).

sumber : detik.com