10 Momen Terpopuler 2014 Versi Facebook


Tahun 2014 akan berakhir dalam hitungan hari. Beragam peristiwa datang dan pergi dan tidak sedikit yang menyedot perhatian besar.

Ingin bernostalgia apa yang terjadi sepanjang tahun ini? Facebook sudah merangkumkannya, baik itu momen, lokasi, atau figur publik yang berpengaruh sepanjang tahun ini. Anda bisa mengecek Year in Review lewat situs yearinreview.fb.com yang dirilis pada Rabu (10/12/2014).

“Kami menganalisis perbincangan di Facebook sepanjang tahun ini untuk memperlihatkan topik global yang paling banyak diperbincangkan, termasuk berita terbesar tahun 2014 serta berbagai peristiwa yang meramaikan media sosial,” tulis Facebook dalam sebuah keterangan pers.

Dari rangkuman Facebook, topik global palig populer sepanjang tahun 2014:

1. Piala Dunia
2. Penyebaran virus Ebola
3. Pemilu di Brasil
4. Robin Williams
5. Tantangan Ice Bucket Challenge
6. Konflik di Gaza
7. Malaysia Airlines
8. Super Bowl
9. Michael Brown/Ferguson
10. Olimpiade Musim Dingin Sochi

Tak hanya itu, Facebook juga mengintip 10 lokasi paling di-check-in untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia. Ada juga sepuluh game global terpopuler.

Lokasi yang paling banyak di-check-in di Indonesia antara lain:
1. Pantai Kuta, Bali
2. Puncak Bogor
3. Gunung Papandayan Garut
4. Pantai Pangandaran
5. Cibodas Taman Nasional Gunung Gede
6. Pangrango
7. Universitas Indonesia
8. Jungle Land Adventure Theme Park Sentul City
9. Grand Indonesia Shopping Town

sumberKOMPAS.com

Portugal Sulap Bus & Taksi Jadi Hotspot Gratis

http://images.detik.com/content/2014/12/30/328/073916_veniam_3.jpg

Porto – Program smart city yang digalang pemerintah kota Porto di Portugal ini seharusnya bisa dijadikan panutan bagi kota-kota di negara lain, termasuk Indonesia.

Misalnya, Lebih dari 600 bus dan taksi yang ada di Portugal telah dipasangi router Wifi untuk akses internet mobile gratis. Selain itu, alat ini juga jadi pengumpul data yang efektif untuk perencanaan kota.

Jaringan WiFi mobile masif buatan startup bernama Veniam itu rencananya akan diluncurkan di kota Porto pada musim gugur ini. Bus dan taksi nantinya akan dilengkapi dengan router yang bekerja sebagai mobile WiFi hotspot untuk 10 dari ribuan pengendara di kota tersebut.

Selain berfungsi sebagai hotspot, router itu juga berfungsi sebagai alat pengumpul data dari kendaraan — dan juga dari tempat sampah di seluruh kota — dan mengirimkan data tersebut ke pusat kota untuk membantu pemerintah dalam perencanaan sipil.

Seperti dikatakan di awal, lebih dari 600 bus dan taksi menjadi bagian dari jaringan yang melayani 70.000 orang dalam sebulan dan menyerap 50% hingga 80% jaringan trafik pengguna yang menggunakan seluler.

Satu hal yang juga sangat menarik, perangkat jaringan Wifi ini bisa dimanfaatkan sebagai sensor yang akan mengirimkan data jika bus atau taksi mengalami guncangan karena ada lubang di jalan. Sensor suspensi akan mendeteksi hal itu dan menyampaikan informasinya ke Balai Kota untuk membantu mengidentifikasi jalan mana yang harus segera diperbaiki.

Sementara seperti detikINET kutip Mashable, Selasa (30/12/2014), startup Veniam yang merancang jaringan ini telah berhasil mengumpulkan dana investasi USD 4,2 juta dan tengah mendirikan kantor pusat di Mountain View, California, AS.

sumber :detik.com

Bertemu CEO Path, Menkominfo Jadi ‘Salesman’

http://images.detik.com/content/2014/12/11/328/radettt46.jpg

Jakarta – Menkominfo Rudiantara menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan CEO Path, Dave Morin, akhir pekan lalu. Dalam breakfast meeting di tengah hari liburnya, pria yang akrab disapa Chief RA ini mengaku ‎bertingkah layaknya salesman saat lobi-lobi.

“Saya minta Path berbisnis lebih banyak di Indonesia, apa yang dibutuhkan untuk itu, akan kita bantu. Saya bilang ke Dave, Indonesia pasar yang menjanjikan untuk mereka,” katanya dalam talkshow HUT ke-3 IndoTelko Forum di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (11/12/2014).

Seperti diketahui, Path saat ini memang tengah menikmati popularitasnya di Indonesia. Dari 20 juta pelanggan yang dilayani, empat juta di antaranya merupakan pengguna dari Indonesia.

Meski cuma empat juta saja dari Indonesia, namun dari sisi trafik, pemain OTT (over-the-top) asal Amerika Serikat itu menikmati 80% ‎trafik dari negeri ini. Itu sebabnya, menteri pun coba merayu agar Path mau memberikan kontribusi bisnis lebih besar di Indonesia.

“Jadi, cara lobinya seperti itu, kita harus seperti salesman, sudahlah bicara seperti orang marketing. Jual apa yang dibutuhkan dan bisa dipenuhi. Ini juga saya lakukan saat berbicara langsung dengan CEO Vimeo beberapa waktu lalu,” pungkasnya.

sumber :detik.com

Ini Kebiasaan Pengguna Android di Indonesia

Toko aplikasi Android besutan Baidu, MoboMarket, merilis laporan tentang tren penggunaan smartphone Android di Indonesia. Laporan untuk kuartal IV 2014 tersebut disusun berdasarkan hasil riset terkait kebiasaan pengguna.
Disebutkan dalam laporan MoboMarket yang diterima KompasTekno, Sabtu (17/1/2015), menunjukkan bahwa aplikasi game merupakan aplikasi yang paling banyak diunduh pengguna Android. Sebanyak 43 persen unduhan pengguna adalah game, disusul media sosial (12 persen) dan aplikasi foto (11 persen).
Untuk jenisnya, pengguna Android paling banyak yang menyenangi jenis game ringan dan game arcade, masing-masing sebanyak 16 persen. Kemudian disusul game balapan sebanyak 12persen, game action sebanyak 11persen, dan game olahraga sebanyak 7persen.
Walau aplikasi game menjadi aplikasi favorit yang diunduh, namun pengguna Android lebih sering meng-update aplikasi media sosial, yakni sebesar 39 persen. Presentase tersebut menunjukkan perbandingan yang cukup signifikan dengan daya updatepengguna terhadap game, yakni hanya sebesar 12 persen.
Fakta tersebut sekaligus menyimpulkan bahwa kebanyakan pengguna Android memakai media sosial dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, game hanya dipakai untuk jangka waktu tertentu.
Selain mengidentifikasi preferensi pengguna dalam mengunduh dan meng-updateaplikasi, MoboMarket juga memaparkan kebiasaan pengguna Android dalam mengakses smartphone. Fakta menunjukkan, pukul 23.00-24.00 adalah waktu puncak di mana pengguna paling banyak mengakses smartphone.
Fakta ini mengkonfirmasi dugaan bahwa kebanyakan pengguna smartphone di Indonesia memiliki kebiasaan berkutat pada smartphone sebelum tidur.

sumber : KOMPAS.com

Turki Ancam Blokir Twitter

http://images.detik.com/content/2015/01/17/398/480055543.jpg

Pemerintah Turki mengancam akan memblokir Twitter di negaranya apabila tuntutannya dipenuhi. Yaitu meminta Twitter untuk memblokir akun Twitter milik sebuah koran lokal di negara itu.

Penyebabnya adalah harian itu menyebarkan dokumen soal penyerangan yang terjadi pada truk milik agensi intelijen Turki saat berada di Suriah Januari lalu, demikian dilansir dari New York Times, Sabtu (17/1/2015).

Tuntutan ini muncul setelah pengadilan setempat memerintahkan pembatasan jangkauan penyelidikan, dan menyebut kemungkinan pemblokiran jejaring media sosial di mana dokumen itu beredar.

Menurut pengadilan itu, penyebaran informasi itu melanggar aturan keamanan nasional, dan mengganggu penyelidikan yang sedang berlangsung.

Akibatnya, media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Google+ harus menghapus konten dari akun yang dimaksud, agar tak diblokir di Turki, seperti yang diperintahkan oleh pengadilan lokal.

“Kami akan bersikap hati-hati untuk melindungi hak-hak pengguna, dan menjaga akses jutaan pengguna Twitter di Turki,” ujar juru bicara Twitter Nu Wexler.

Sebelumnya Turki juga sudah pernah melakukan hal serupa. Pada bulan Maret 2014, layanan Twitter dan YouTube diblokir kehadiran di Turki. Penyebabnya, lagi-lagi kebocoran informasi perihal rencana operasi militer Turki di Suriah.

Namun pemblokiran itu tak berlangsung lama, Twitter kembali aktif setelah dua minggu, dan YouTube bisa diakses lagi dua bulan kemudian.

sumber : detik.com

Simpan Data di Cloud vs Lokal, Aman Mana?

http://images.detik.com/content/2015/01/18/323/124201_cloudvslocal_block.jpg

Penggunaan cloud makin marak saat ini, meski sebenarnya masih banyak juga yang mempertanyakan sejauh mana keamanan penyimpanan awan tersebut. Tak sedikit pengguna yang masih lebih percaya menggunakan penyimpanan lokal seperti misalnya di harddisk. Jadi lebih aman yang mana?

Setuju atau tidak, kasus Edward Snowden telah mengubah paradigma soal keamanan data di departemen IT yang mulai mengandalkan cloud. Terlepas dari regulasi maupun hukum tentang kerahasiaan data privasi, ternyata bukan hanya peretas dan malware yang bisa mendapatkan akses terhadap sebuah data, pihak pemerintah diyakini juga sangat mungkin melakukan itu.

Kasus Snowden dengan sendirinya juga telah memunculkan kecurigaan bahwa badan pemerintahan seperti NSA bisa mengakses data milik pihak lain. Malahan ada isu yang mengatakan hal itu terjadi melalui sebuah ‘kerja sama gelap’ antara pemerintah dengan perusahaan teknologi atau melalui metode lain yang lebih rahasia.

Apakah sebaiknya membuat back-up secara lokal atau ke cloud atau keduanya? Pada akhirnya, sebenarnya ini adalah soal “Proteksi Data”. Backup dan Recovery merupakan bagian dari payung besar proteksi terhadap data. Di mana dan bagaimana data Anda di-backup, begitu penting saat ini, terutama di era penegakan hukum privasi data akibat peretasan yang kerap terjadi.

Apa yang dibongkar oleh Snowden sejatinya telah menjadi perhatian oleh banyak perusahaan. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk mulai berpikir lebih jauh soal penyimpanan data, apakah akan tetap menyimpan data secara internal dalam lingkungan perusahaan atau menggunakan cloud.

Namun, pendapat mengenai bagaimana solusi terbaik untuk ini sangat beragam. Beberapa perusahaan telah menetapkan bahwa hanya departemen IT perusahaan itu sendiri yang dapat dipercaya dengan perlindungan dari data perusahaan dan bahwa data tersebut harus disimpan di dalam fasilitas bangunan perusahaan.

Sementara yang lainnya memilih untuk percaya kepada penyedia layanan cloud tetapi hanya jika data tersebut tetap berada di negara yang sama. Ada juga yang menggunakan metode hybrid yakni menggabungkan solusi data storage pada fasilitas bangunan perusahaan dengan cloud

Jadi, metode mana yang benar? Jawabannya adalah semua benar. Berikut penjelasannya.

1. Penyimpanan secara lokal

Perusahaan yang memilih untuk bekerja bersama vendor, baiknya mempertimbangkan mencari vendor yang fleksibel tanpa harus mengorbankan apapun dari sudut pandang hukum atau teknologi.

Sebagai contoh, jika suatu vendor perlindungan data menggunakan purpose-built backup appliance (PBBA) untuk menyimpan data backup, maka pengguna dari department IT harus bisa mengawasi dan mengelola semua access point keluar masuk perangkat backup itu.

2. Menggunakan cloud

Di sisi lain, jika perusahaan memilih memanfaatkan penawaran cloud dari vendor penyedia jasa backup and recovery, maka perlu dipastikan bahwa data tersebut sudah terlindungi mulai dari sumbernya, baik saat data tersebut sedang transit maupun dalam keadaan tersimpan di cloud — data center milik vendor.

Jangan lupa juga menggunakan teknologi enksripsi data. Metode enkripsi yang paling terbaru saat ini adalah Advanced Encryption Standard (AES) dengan encryption key setidaknya sebesar 128bit dan idealnya dua kali lipat hingga 256bit.

3. Metode hybrid, mengkombinasikan penyimpanan lokal dan cloud

Cara lainnya adalah model hybrid dimana perusahaan melakukan backup dan menyimpan data yang aman baik pada fasilitas bangunan perusahaan dan di cloud.

Ada banyak manfaat dari model hybrid atau yang mulai disebut cloud-connected. Salah satunya adalah memastikan bahwa data perusahaan juga direplikasi ke dalam data center lainnya dan bahkan kalau mungkin di negara lain (seringkali disebut sebagai geo-redundancy).

sumber : detik.com

Pesawat Hilang, AirAsia Berduka di Social Media

http://images.detik.com/content/2014/12/28/398/124843_121731_airasiakelabu.jpg

AirAsia dengan rute Surabaya-Singapura mengkonfirmasi telah hilang kontak dengan ATC Bandara Internasional Soekarno Hatta pukul 06.24 WIB. CEO AirAsia Toni Fernandes melalui akun social media Facebook dan Twitter menunjukkan rasa dukanya.

Pantauan detikINET, Minggu (28/12/2014) warna logo AirAsia yang biasanya merah merona kini berganti menjadi abu-abu kelabu sekitar satu jam yang lalu. Tak hanya warna logo yang berubah, tetapi juga warna cover laman Facebook juga.

Lewat Facebook AirAsia yang kemudian diretweet oleh Tony Fernandes di Twitter, menyebutkan bahwa saat ini pihak AirAsia belum bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai status para penumpang dan kru yang berada di dalam pesawat.

Pesawat itu sendiri merupakan jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Saat ini, operasi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan dan pihak AirAsia sendiri akan bekerjasama dalam operasi tersebut.

Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 membawa 155 orang termasuk 7 kru, berangkat pukul 05.20 WIB, Minggu (28/12) pagi. Pesawat tersebut hilang kontak setelah 8 menit lepas landas.

AirAsia juga memberikan nomor emergency call yang tersedia bagi keluarga dan kerabat dengan para penumpang di nomor +622129850801. Selain itu, AirAsia juga akan merilis informasi lebih lanjut melalui website-nya di www.airasia.com.

sumber : detik.com

WhatsApp Kini Bisa Digunakan di 3 Browser

Fitur WhatsApp untuk peranti PC desktop dan laptop telah diperkenalkan pada Januari lalu. Namun saat itu pengguna baru bisa melakukannya dengan browser Google Chrome.

Kini, WhatsApp meluncurkan web client yang mendukung dua browser populer lain, yaitu Firefox dan Opera. Kepastian tersebut disampaikan oleh akun Twitter resmi WhatsApp pada Kamis (26/2/2015).

WhatsApp Web: https://web.whatsapp.com  – Firefox and Opera browsers are now supported!” demikian kicau WhatsApp di akun Twitter resminya.

Dikutip KompasTekno dari Android Authority, Kamis (26/2/2015), desktop client aplikasi WhatsApp di browser Firefox dan Chrome menampilkan percakapan dan pesan dari peranti mobile, dan tetap membutuhkan metode pemindaian QR Code agar saling terhubung.

Metode tersebut sama dengan versi Chrome yang diluncurkan terlebih dahulu.

Untuk menggunakan layanan WhatsApp di browser PC atau laptop, pengguna cukup mengetikkan URL web.whatsapp.com di browser Chrome, Firefox atau Opera mereka dan memindai barcode yang ditampilkan.

Untuk sementara baru pengguna di Android, Windows Phone, dan BlackBerry yang bisa menikmati fitur baru ini. Pengguna gadget Apple berbasis iOS masih harus sedikit bersabar untuk bisa ber-WhatsApp dari PC.

WhatsApp merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Facebook. Perusahaan layanan instant messaging ini diakuisisi Facebook pada tahun lalu dengan nilai pembelian yang fantastis, 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 236 triliun).

Dari laporan terakhir perusahaan, WhatsApp telah digunakan secara aktif oleh 700 juta pengguna dengan 30 miliar pesan beredar setiap harinya.

sumber : KOMPAS.com

Iran Tangkis Konten Negatif Tanpa Blokir Situs

http://images.detik.com/content/2014/12/28/398/101912574.jpg

Pemerintah Iran akan menerapkan cara baru untuk menyensor konten-konten di internet. Teknik yang disebut smart filtering ini diyakini bisa menghalangi akses untuk konten-konten tertentu tanpa perlu memblokir situsnya secara keseluruhan.

Iran dikenal sebagai salah satu negara yang punya aturan paling ketat dalam hal penyensoran internet. Namun selama ini, warganya hampir selalu bisa membobol blokir terhadap situs media sosial seperti Twitter, Facebook dan YouTube dengan menggunakan virtual private network (VPN).

Namun dengan teknik baru ini, pemerintah Iran bisa membuka blokir tersebut dengan tetap menyensor konten-konten tertentu.Kebijakan ini sejalan dengan keinginan Presiden Hassan Rouhani untuk melonggarkan aturan-aturan yang sebelumnya telah berjalan.

“Saat ini, teknik smart filtering baru diimplementasikan di satu jejaring sosial sebagai uji coba. Namun ke depannya akan dilanjutkan ke jejaring lainnya,” ujar Mahmoud Vaezi, Menteri Komunikasi Iran seperti detikINET kutip Fox Business, Minggu (28/12/2014).

Jejaring sosial yang dimaksud oleh Vaezi adalah Instagram, layanan berbagi foto milik Facebook yang kini sudah difilter namun tidak diblokir.

“Dengan mengimplementasikan smart filtering, kami mencoba untuk memblokir akses para kriminal dan konten yang tidak etis dari situs di internet. Sementara publik masih bisa mengakses konten lainnya di situs tersebut,” tambah Vaezi.

Konten tidak etis yang dimaksud tak melulu pornografi, ataupun gambar wanita yang tak mengenakan pakaian sesuai hukum Islam. Melainkan juga konten yang mengandung materi politis.

Pada tahun 2009, media sosial digunakan dalam sebuah aksi protes melawan pemerintah. Dalam aksi tersebut, penggalangan massa dilakukan melalui jejaring sosial tersebut, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah gerakan yang berujung bentrok dengan pihak berwajib.

sumber : detik.com

Belanja Online Saat Liburan? Hati-hati Penipuan!

http://images.detik.com/content/2014/12/28/323/123807_080822_onlineshopping.jpg

Masa liburan biasanya identik dengan belanja. Tawaran diskon bertebaran di mana-mana. Tak cuma di mal tradisional, tapi juga di berbagai situs jual beli online. Tapi hati-hati, jangan sampai jadi korban penipuan.

“Belanja online memang sangat menyenangkan, tetapi para shopper harus tetap hati-hati bertransaksi online, agar terhindar dari kasus penipuan,” kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya, dalam email yang diterima detikINET, Minggu (28/12/2014).

Salah satu modus penipuan yang harus diwaspadai, kata William, antara lain phising. Dalam modus ini, penipu akan menyamar sebagai pihak terpercaya, misalnya bank, situs e-commerce, atau sosial media.

Kemudian sang penipu akan meminta detail akun dengan cara mengirimkan email, SMS, dengan isi yang menakut-nakuti, misalnya akun kena hack, atau menjanjikan hadiah seperti voucher atau menang undian, dan kemudian diarahkan untuk mengeklik sebuah tautan link.

Link ini akan mengarah ke situs yang dibuat mirip seperti situs aslinya, dan user diminta untuk login. Ketika login inilah akun dan kata sandi akan dicuri dan disimpan oleh sindikat penipu.

Untuk dunia di luar internet, bisa dikatakan mirip seperti kasus ‘mama minta pulsa’, menang undian palsu, keluarga kena kecelakaan palsu, dan lain sejenisnya. Mengaku-aku sebagai orang yang dipercaya/berwenang, namun sebenarnya penipu.

Jadi di dunia online pun tetap harus hati-hati, kalau ada orang yang mengaku dari pihak yang sepertinya berwenang namun minta data sensitif seperti username, password, nomor ponsel, transfer uang, dan lainnya, selalu lakukan pengecekan ulang.

Setiap kali konsumen mengeklik sebuah link, selalu perhatikan apakah benar alamat websitenya sudah sesuai sebelum memasukkan informasi yang sifatnya pribadi.

“Kami di Tokopedia sangat concern terhadap masalah keamanan, dan berkomitmen penuh untuk selalu berinovasi untuk menciptakan sistem yang lebih aman, Misalnya, Tokopedia memiliki sistem OTP (one time password) seperti yang digunakan bank besar di Indonesia. Namun fitur-fitur keamanan ini akan kurang berguna jika user sendiri juga tidak berhati-hati,” tandas William.

sumber : detik.com