4 Risiko Mengadopsi Cloud

http://images.detik.com/content/2015/02/17/319/143549_cloudcomputing460.jpg

Pimpinan perusahaan harus membuat rencana strategis untuk mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi saat menggeser proses bisnis ke cloud.

Sudah banyak yang mengerti manfaat memindahkan beberapa proses bisnis ke cloud. Kalkulasi return on investment (ROI) untuk berbagai penerapan cloud pun banyak tersedia. Namun potensi risiko dalam memindahkan fungsionalitas bisnis tertentu ke dalam cloud masih kurang dipertimbangkan alias dinomorduakan.

Bagi perusahaan skala menengah, keputusan untuk mengevaluasi penerapan cloud apa pun harus dimulai dengan membentuk suatu dewan perencanaan dan evaluasi risiko.

Dewan ini beranggotakan pelaku proses bisnis yang relevan, spesialis manajemen risiko, manajer koordinasi vendor, ahli hukum, dan anggota tim strategi perusahaan, di samping kepala departemen TI dan strategi. Mandat dewan ini adalah untuk mengevaluasi risiko-risiko berikut:

1. Akses ke data privat: Di dunia bisnis yang penuh persaingan sengit ini, perusahaan harus bisa lakukan apa pun untuk melindungi kerahasiaan dan ketersediaan datanya.
Selagi merencanakan transisi ke cloud, dewan ini harus bisa mengidentifikasi rencana yang mendetail untuk memastikan kerahasiaan transaksi dan data master selama, dan setelah, migrasi berlangsung.
Riset sebelum menentukan akan menerapkan cloud atau tidak, sebaiknya menyangkut hasil evaluasi vendor mana yang akan mengurus infrastruktur keamanan, dan laporan akhirnya harus berisi kebijakan yang mengatur akses pengguna dan segregasi tugas; keduanya di aplikasi cloud yang baru dan juga di titik pertemuan antara sistem cloud baru dan sistem aplikasi on-premise yang sudah ada.

Hal ini lebih penting lagi, jika rencana perusahaan adalah untuk menyewa fasilitas di lingkungan dengan banyak penyewa/tenant.

2. Ketersediaan platform: Dewan ini, bukan hanya departemen TI, bertanggungjawab untuk merumuskan rencana kelanjutan bisnis dan melaksanakannya, jika memang ketersediaan lingkungan cloud menjadi penting bagi operasi bisnis.
Untuk semua proses yang berhubungan dengan pelanggan dan berimplikasi pada pendapatan, semua penyebab ketidaktersediaan yang mungkin saja terjadi harus sudah diidentifikasi.
Pilihan mundur, baik itu disebabkan oleh vendor cloud-nya atau yang menyangkut kemampuan membangun cloud oleh bagian TI di internal perusahaan, harus ditentukan sebelum pengambilan keputusan untuk bermigrasi disahkan.
Definisi ketersediaan untuk proses yang berhubungan dengan pelanggan secara eksternal, harus memasukkan juga respons standar yang bisa diterima pelanggan mengenai arus transaksi utama, karena seringkali situs web yang buruk justru membuat pelanggan malas melihat atau mendengar penawaran yang diberikan perusahaan.
Aspek kedua mengenai ketersediaan ini mengacu pada pilihan-pilihan yang ada di masa depan. Dewan ini harus memastikan bahwa perusahaan selalu memiliki seluruh data master dan transaksi di lingkungan cloud, dan kontrak dengan vendor terpilih harus memungkinkan perusahaan untuk memindahkan konten di kemudian harinya dengan biaya finansial dan operasional yang minim, jika perusahaan memilih untuk mengakhiri kerjasama dengan vendor yang sekarang atau penyedia layanan gagal memberikan solusi.

3. Penyelarasan proses: Dampak dari penerapan perangkat lunak bisnis apa pun tergantung pada pemetaan proses bisnis yang sedang berlangsung dengan data dan interaksi pengguna yang mengalir di aplikasi. Infrastruktur cloud memang membuat transisi itu lebih menantang, karena tidak ada kesempatan untuk mengkostumisasi aplikasi — selain beberapa personalisasi standar. Dewan harus memetakan semua proses yang akan dilakukan untuk alur aplikasi vendor dan melakukan modifikasi yang diperlukan dalam cara yang dilakukan sebelum transisi diputuskan — bukan setelah migrasi selesai dan terjadi rintangan. Dewan harus menentukan proses bisnis mana yang akan pindah ke cloud, menentukan titik integrasi dengan infrastruktur on-premise yang sudah ada, dan memastikan tidak ada investasi di infrastruktur on-premise atau aplikasi lainnya yang jadi rusak. Tentu saja, mengatasi tantangan ini lebih mudah jika beberapa bagian dari aplikasi bisnis yang ada sudah didukung oleh vendor terpilih.

4. Dapat diterima oleh seluruh pegawai: Keberhasilan proyek TI apa pun bergantung pada bagaimana komunitas pengguna menerima penerapan aplikasi tersebut.
Agar penerapannya berhasil, dewan sebaiknya memberikan pelatihan bertahap kepada calon pengguna, yaitu para pegawainya. Pindah ke cloud untuk pertama kalinya juga melibatkan penyesuaian tugas departemen TI, yang selama ini terbiasa mengatur seluruh infrastruktur TI perusahaan.
Akhirnya, saat aplikasi internal pindah ke cloud, semua departemen akan menyadari manfaatnya – ini terjadi jika tercipta keselarasan pekerjaan. Banyak pengguna sistem melihat pekerjaan dan tugasnya diseleraskan ulang berkali-kali.
Dewan harus mempersiapkan pengguna yang mungkin kena dampaknya dan segera menangkap kekhawatiran mereka, sehingga transisi ke coud tidak membuat para pegawai kebingungan.
Selama ini, perusahaan menyerahkan sepenuhnya proses bisnis yang berhubungan dengan aplikasi TI ke pundak departemen TI di internal perusahaan. Memindahkan proses TI ke dewan perencana yang mampu dan bertanggungjawab atas evaluasi risiko, dan memahami dengan baik empat risiko yang dijabarkan di atas, dapat membantu proses adopsi ke cloud di perusahaan menjadi lebih mulus.

sumber :detik.com

Google Sediakan Lirik Lagu Buat yang Hobi Nyanyi

http://images.detik.com/content/2014/12/25/398/095307_urdnotypegooglelyrics.jpg

Bagi mereka yang hobi bernyanyi pasti menyukai layanan baru Google yang satu ini. Google tertarik menyediakan katalog lirik lagu online, menyaingi situs semacam Genius atau Metro Lyric.

Raksasa internet ini kini mempekerjakan staf khusus untuk mencatat dan membuat katalog lirik lagu. Dengan demikian, pengguna akan lebih mudah melakukan pencarian lagu favorit mereka.

Dilansir Guardian, Kamis (25/12/2014), Google kini mulai menyertakan lirik dalam hasil pencarian untuk sejumlah istilah pencarian. Misalnya, ketika pengguna mencari kata frasa seperti ‘stairway to heaven lyrics’ atau ‘comfortably numb lyrics’, lirik lagu yang memiliki kata ini akan muncul pada hasil pencarian teratas.

Selama ini, biasanya hasil pencarian teratas adalah katalog lirik lagu dari sumber pihak ketiga. Ini adalah cara Google menyaingi ratusan situs populer yang menawarkan lirik ribuan lagu.

Situs seperti Genius, Metro Lyric, AZLyrics dan SongLyrics telah menghabiskan jutaan dolar untuk mengembangkan library lirik mereka. Dan kebanyakan situs seperti ini bergantung pada mesin pencarian untuk web trafik.

“Ada waktunya ketika Anda merasakan sesuatu dan ingin mendengarkan lagu. Dan kalimat yang Anda cari dalam lirik tersebut sangat bermakna,” ujar Google.

Saat ini belum semua pengguna bisa menggunakan layanan ini. Google baru merilis kemampuan ini untuk pengguna di sejumlah wilayah. Ke depan, secara bertahap raksasa internet ini akan memperluas ketersediaannya ke semua pengguna.

Ini bukan pertama kalinya Google berupaya mengungguli link lain untuk menjawab langsung pertanyaan pengguna. Jika Anda melakukan pencarian ‘temperature in NYC’ misalnya, akan langsung muncul weather box.

sumber :detik.com

Saingi Gmail, Outlook Bisa Download File ke OneDrive

http://images.detik.com/content/2015/01/12/398/outlook46.jpg

Microsoft bakal merilis fitur baru layanan email Outlook. Dengan ini, pengguna bisa menyimpan file atau attachment langsung ke penyimpanan cloud OneDrive.

Seperti dilaporkan IB Times, Senin (12/1/2015), untuk saat ini fitur tersebut masih dirilis secara terbatas. Dalam beberapa minggu ke depan, Microsoft akan memperluas ketersediaannya bagi semua pengguna Outlook di secara global.

Bagaimana cara kerjanya? Pengguna Outlook bisa mengecek fungsionalitasnya di dalam email mereka dengan mengklik attachment apapun. Tanpa perlu memilih opsi ‘Save to OneDrive’, attachment akan secara otomatis tersimpan ke OneDrive yang terintegrasi dengan akun email si pengguna.

Attachment ini selanjutnya tersedia untuk bisa dilihat dan diedit kapan saja. Para pengguna di kalangan pebisnis akan sangat terbantu ketika fungsi ini dirilis secara penuh nantinya. Tak perlu lagi mengeluh kapasitas hard disk tidak mencukupi dan tak repot mentransfer file atau attachment baru secara manual ke OneDrive.

Ditambahnya fungsi ini diharapkan bisa menambah daya tarik pengguna terhadap Outlook. Kompetitornya Google, sudah lebih dulu memungkinkan pengguna Gmail menyimpan file dan attachment langsung ke Google Drive.

sumber :detik.com

Mau Terjemahkan Bahasa? Tinggal Ngomong ke Google Translate

http://images.detik.com/content/2015/01/12/398/155817_googltranslate.png

Mesin penerjemah bahasa milik Google ke depannya bakal makin canggih. Tak cuma bisa menerjemahkan kalimat dari satu bahasa ke bahasa lainnya, Google Translate juga bakal mampu menerjemahkan ucapan pengguna.

Memang sejatinya kemampuan tersebut telah lebih dulu ditawarkan Skype. Sekarang giliran Google, tapi raksasa internet ini membenamkannya pada mesin penerjemah bahasa besutannya.

Artinya pengguna bisa langsung mengucapkan kata-kata yang ingin diketahui terjemahannya dalam bahasa asing. Menariknya, Google juga mengklaim mesin penerjemahnya akan bisa mengenali ucapan dari sejumlah bahasa populer di dunia, tak sebatas bahasa Inggris.

Kemampuan ini nantinya bakal hadir bersamaan dengan update terbaru Google Translate. Sayangnya seperti detikINET kutip dari The Verge, Senin (12/1/2015), update ini awalnya hanya akan dirasakan oleh perangkat berbasis Android. Belum ada informasi kapan giliran perangkat iOS.

Lebih lanjut, Google mengatakan kemampuan ini akan membantu turis yang tengah berwisata ke negara lain untuk berkomunikasi. Asalkan negara yang dituju bahasanya sudah terdaftar di Google Translete, cukup ucapkan kalimat yang ingin ditanyakan, maka Google translate akan langsung menerjemahkannya dalam bentuk teks.

sumber :detik.com

Arkeolog Menggali Cartridge Game Bersejarah

http://images.detik.com/content/2015/01/12/654/atari2600games.jpg

Yang namanya peninggalan benda-benda bersejarah bentuknya memang tak melulu artefak. Hal itu dibuktikan oleh seorang arkeolog yang malah menemukan cartridge game bersejarah saat melakukan penggalian.

Cartridge game yang ditemukan merupakan milik konsol game Atari 2600. Dilaporkan ada dua cartridge game yang ditemukan dalam penggalian tersebut yakni satu berjudul Extra Terestrial (E.T.), sedangkan yang lainnya adalah Centipede.

Seperti diketahui, E.T. adalah film garapan Steven Spielberg yang mengisahkan tentang persahabatan antara makhluk asing dan manusia. Bisa jadi Atari berusaha mendompleng kesuksesan film yang digarap tahun 1982 itu melalui game E.T. besutannya.

Seperti detikINET kutip dari Ubergizmo, Senin (12/1/2015), tempat penggalian yang berlokasi di padang gurun New Meksiko, Amerika Serikat (AS) kabarnya memang merupakan tempat sengaja dikuburnya game-game konsol Atari 2600.

Alasannya karena saat itu Atari sedang mengalami kejatuhan. Pelopor konsol game itu disebut mengalami kerugian sebesar USD 310 juta akibat dari penjualan video game yang menurun signifikan di kuartal II tahun 1983.

Karena dianggap menyimpan nilai sejarah, kedua cartridge game pun kini telah didonasikan ke museum milik Universitas North Dakota di AS sebagai peninggalan bersejarah.

sumber :detik.com

Kena Pajak Online, Pelaku e-Commerce Oke-oke Saja

http://images.detik.com/content/2014/12/17/398/fotolia_54228673_s_cropped.jpg

Pemerintah melalui Dirjen Pajak tengah menggodok wacana untuk membebankan PPN dari setiap transaksi e-commerce yang terjadi di Indonesia. Beberapa ada yang menolak, namun banyak juga yang setuju.

“Kalau masalah itu kayaknya dari sebagian teman-teman industri sih setuju-setuju saja selama menurut pemerintah ini yang terbaik. Apapun itu ya kita akan ikut dan mendukung,” kata Rizki Suluh Adi, salah satu penggagas Harbolnas ketika ditemui detikINET tadi malam usai Gala Dinner Harbolnas 2014, di Exodus Kuningan City, Jakarta.

Di antara beberapa pelaku e-commerce yang dikatakan oleh Rizki, Lazada merupakan salah satunya. Sebagai salah satu situs belanja online di Indonesia, Lazada menyatakan kesiapan untuk bekerjasama dengan pemerintah dalam memenuhi regulasi tersebut.

“Kami sih apapun itu regulasinya ya harus kami ikuti dan tunduk, tapi sayangnya sampai sekarang belum ada realisasi regulasinya,” papar Andry Huzain, Senior VP Marketing Lazada. Menurutnya, saat ini belum ada regulasi pemerintah yang secara langsung memberikan dampak dalam aktivitas e-commerce di Indonesia.

Padahal, bisa dibilang industri e-commerce di Indonesia saat ini sedang tumbuh dengan pesat. Bahkan tak sedikit pemain asing yang terjun ke dalam bisnis e-commerce di Indonesia.

Menurut Andry, industri e-commerce di Indonesia diprediksi akan tumbuh hingga USD 25 miliar pada tahun 2016. Hal ini direfleksikan melalui hasil riset yang menunjukkan bahwa satu dari dua konsumen di Indonesia yang sudah terekspos dengan informasi melalui internet akan memiliki kecenderungan untuk mencoba

sumber :detik.com

Google Dandani Mesin Pencari di Mobile

http://images.detik.com/content/2014/12/16/398/jason46.jpg

Kecenderungan pengguna internet saat ini semakin mobile, termasuk aktivitas browsing internet. Karenanya, Google semakin rajin mendandani layanannya di perangkat mobile.

“Saya tidak bisa katakan secara persentase. Yang jelas, memang semakin banyak orang berinternet di mobile ketimbang di desktop. Kecenderunganmobile ini semakin meningkat dibandingkan tahun lalu,” kata Communications Manager Google Indonesia Jason Tedjasukmana dalam event ‘Year in Search’ di Yeyo Cafe, Senopati, Jakarta, Selasa (16/12/2014).

“Makanya kita terus memperbaiki user experience di mobile. Saya rasa sangat penting memikirkan bagaimana orang kalau lihat di mobile misalnya gak perlu membesarkan mengecilkan layar untuk melihat full,” sebutnya lagi.

Tidak seperti di desktop, tampilan layanan Google di mobile memang dibuat lebih sederhana. Sebelumnya, April silam Google memperkenalkan tampilan baru pencariannya untuk di perangkat genggam dan tablet.

Pada dasarnya, Google ingin mengoptimalkan website mobile-nya demi memberikan pengalaman berinternet yang memuaskan pengguna.

Berbicara soal tren pencarian di Indonesia, dikatakan Jason bahwa di tahun ini masyarakat Indonesia semakin sadar dengan kesehatan. Terbukti, kata kunci yang berhubungan dengan kesehatan masuk dalam daftar pencarian terpopuler.

“Misalnya di kategori ‘Apa Itu…’ lima dari sepuluh kata pencarian berkaitan dengan kesehatan. Mereka mencari tentang Ebola, penyakit Lupus, bipolar, diet Mayo dan lain-lain,” tutupnya.

sumber :detik.com

Akamai: Internet Indonesia Makin Ngebut, Tumbuh 149%

http://images.detik.com/content/2015/01/11/328/141528_104821356.jpg

Laporan State of the Internet yang baru saja dirilis Akamai awal Januari 2015 ini menyebutkan bahwa rata-rata kualitas koneksi internet berbasis fixed broadband di Indonesia melesat cepat.

Seperti detikINET kutip dari situsnya, Minggu (11/1/2015), pada kuartal ketiga 2014 kecepatan rata-rata internet di Indonesia mencapai 3,7 Mbps. Angka itu meningkat 149% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya dan 49% lebih baik ketimbang kuartal kedua 2014.

Indonesia disebut-sebut sudah mendekati China dan meninggalkan Vietnam, Filipina, dan India. Tetapi, masih jauh dari Korea Selatan yang memiliki kecepatan rata-rata 25,3 Mbps, diikuti oleh Hong Kong dan Jepang.

Diperkirakan hingga saat ini ada 35% pengguna di Indonesia yang memiliki sambungan Internet dengan kecepatan lebih dari 3 Mbps. Sekitar 3,3% memiliki sambungan dengan kecepatan lebih dari 10 Mbps, dan 0,9% yang memiliki koneksi di atas 15 Mbps.

Namun sayangnya persentase ini belum termasuk angka pengguna mobile broadband. Tahun lalu pengguna mobile data di Indonesia hanya mampu merasakan kecepatan internet sekitar 512 Kbps sampai 1 Mbps.

Rata-rata kecepatan internet mobile broadband di Indonesia sebenarnya masih bisa naik lebih pesat jika jaringan 4G LTE kian merata di seluruh wilayah, sehingga adopsi pelanggan bisa digenjot lebih cepat.

Sementara riset GSMA Intelligence memproyeksi Indonesia bisa mendapatkan 10 juta pengguna LTE dalam kurun waktu dua tahun sejak komersialisasi dimulai akhir 2014 lalu.

sumber :detik.com

Streaming Lagu di Ponsel Makin Kencang

Tren menikmati musik digital mulai mengalami perubahan. Sebagai contoh, pasar download lagu di Amerika Serikat tercatat turun 12% di 2014. Sedangkan layanan streaming terus naik sekitar 54%.

Sementara untuk medium aksesnya, meskipun desktop masih mendominasi trafik streaming lagu, namun pertumbuhan penggunanya lebih banyak melalui perangkat mobile seperti smartphone dan tablet.

Seperti detikINET kutip TechCrunch, Minggu (11/1/2015), tren ini turut mendorong jumlah pengguna Spotify yang tercatat 42% penggunanya banyak mendengarkan layanan streaming lagu melalui ponsel dan 10% dari komputer tablet. Sisanya, sekitar 45% dari desktop dan 3% dari web player.

Layanan Spotify diperkirakan memiliki 50 juta pengguna aktif dan 12 juta pengguna berbayar. Sementara pengguna yang mendengarkan lagu dari platform berbeda (mobile dan desktop) rata-rata 150 menit per hari.

Spotify sejak 2008 juga telah menghabiskan sekitar USD 1 miliar untuk membayar hak cipta ke pemilik lagu. Sementara pada November 2013 lalu, layanan streaming ini juga mendapatkan suntikan dana sekitar USD 250 juta.

“Kami memiliki tahun yang menggembirakan. Dari tadinya ada di 20 negara menjadi 56 negara. Angka 10 juta pengguna berbayar ini sesuatu yang luar biasa bagi Spotify,” ungkap CEO & Founder Spotify, Daniel Ek seperti dilansir Reuters.

sumber :detik.com

Rupiah Anjlok, Harga Laptop Melonjak

http://images.detik.com/content/2015/01/11/317/womanbitinglaptop.jpg

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah berdampak terhadap harga jual barang-barang elektronik. Misalnya, laptop yang dijual para pedagang di Jakarta, sudah naik rata-rata 8%-12% selama beberapa bulan terakhir.

Salah seorang pedagang di kawasan ITC Ambasador, Jakart,a mengatakan kurs dolar yang sudah menembus Rp 12.000 membuat harga barang elektronika ikut naik karena sebagian masih impor. Misalnya laptop merek Toshiba yang sebelumnya dijual Rp 6 juta, kini naik menjadi Rp 6,5 juta atau naik 8,3%.

“Karena kurs rupiah melemah, jadi ya naik harganya,” ujar pedagang tersebut kepada detikFinance, Minggu (11/1/2014)

Pedagang lainnya juga mengatakan hal yang serupa, seperti Laptop merek Axioo yang tadinya dijual hanya Rp 4.000.000, kini telah naik menjadi Rp 4.500.000 atau naik 12,5%.

Kenaikan terjadi juga pada laptop merek Acer yang dijual menjadi Rp 6 juta dan Asus pada harga Rp 5,5 juta. “Tapi ada juga yang nggak naik, kayak notebook seri lama itu tetap saja harganya,” sebutnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akhir pekan lalu di posisi Rp 12.645 per dolar AS, atau menguat dibandingkan posisi pada hari sebelumnya di Rp 12.680 per dolar AS.

 

sumber :detik.com