Fitness Pakai Gadget, Apa Dampaknya?
Aplikasi fitness dan wearable device (perangkat komputasi yang melekat di tubuh) kerap digunakan untuk menjaga kesehatan. Tapi, apakah benar ada manfaatnya?
Diduga, penggunaan perangkat itu memang punya efek yang positif untuk pemakainya. Kedua alat tersebut, terutama bisa dipakai untuk mencatat serta mengingatkan apa sajakah aktivitas yang sudah dilakukan seharian.
Aplikasi pendukung upaya hidup sehat dibekali fitur penghitung kalori, jumlah langkah (pedometer) dan detak jantung. Aplikasi-aplikasi jenis ini, misalnya Fitbit, Moves, S Health atau Google Fit umumnya cukup dipasangkan dengan smartphone yang biasa digunakan sehari-hari.
Sedangkan fungsi lain yang lebih canggih, seperti pendeteksi kualitas tidur, umumnya bisa difungsikan melalui perangkat tambahan berupa wearable device yang terus melekat di tubuh penggunanya.
Seperti dilansir KompasTekno dari TheNextWeb, Jumat (19/12/2014) berikut ini sejumlah efek positif aplikasi fitness serta wearable device tersebut dalam meningkatkan produktivitas pemakainya:
1. Memandu Aktivitas Supaya Lebih Produktif
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang olahraga atau tidak berolahraga berisiko menjadi kurang produktif. Bahkan risiko tersebut meningkat sampai 50%. Sayangnya kebiasaan untuk berolahraga atau sekadar menggerakkan tubuh cenderung sulit dimulai.
Di sinilah peran aplikasi fitness dan wearable device. Aplikasi-aplikasi tersebut punya notifikasi yang akan terus mengingatkan penggunanya untuk memulai pola hidup sehat.
Selain itu juga ada feedback yang muncul untuk setiap capaian kecil pengguna sehingga membantu meningkatkan motivasi.
2. Membentuk Rutinitas yang Sehat
Sebuah makalah dari Georgetown University mengungkap bahwa produktivitas seseorang bisa meningkat bila sempat berolah raga selama 2 jam 30 menit per pekan. Ini berarti rata-rata seseorang harus berolahraga 20 menit sehari.
Rutinitas berolahraga itu merupakan sesuatu yang sulit dilakukan untuk sebagian besar orang. Namun, aplikasi fitness bisa dipakai untuk selalu mengingatkan penggunanya tentang komitmen untuk berolahraga.
3. Mengatur Pola Tidur
Setelah olahraga yang cukup dan rutin, dibutuhkan pengaturan pola tidur. Waktu tidur yang disarankan adalah 8 jam per malam.
Beberapa aplikasi fitness yang digunakan dengan wearable device memiliki kemampuan untuk melacak pola tidur seseorang. Data yang dikumpulkan mengenai pola tidur itu dapat diakses secara pribadi dan digunakan sebagai panduan untuk membentuk rutinitas.
Tentunya, berbagai aplikasi, wearable device dan gadget tersebut adalah alat bantu. Manfaat yang optimal akan tercapai jika diawali dengan niat dan motivasi internal dari penggunanya. Selamat hidup sehat!
sumber : KOMPAS.com
0 Comments